Jakarta: Pemerintah tengah berupaya mencapai target penurunan angka stunting sebesar 14 persen pada 2024. Dibutuhkan inovasi agar target tersebut tercapai.
"Pemerintah daerah (pemda) perlu menerapkan sejumlah inovasi guna mempercepat penurunan stunting di wilayahnya masing-masing," kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy melalui keterangan tertulis, Jumat, 10 Maret 2023.
Eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu menyampaikan ada sejumlah inovasi yang bisa diterapkan dalam menurunkan angka stunting. Di antaranya, pengembangan aplikasi untuk deteksi dini stunting hingga penyediaan alat ultrasonografi (USG) di puskesmas.
"Dan alat ukur terstandar untuk memantau pertumbuhan bayi di posyandu," ungkap dia.
Inovasi lain yang bisa diterapkan yaitu pelatihan bagi petugas atau kader kesehatan di lapangan. Serta, memasifkan program Bapak Asuh mendukung program pencegahan stunting.
"Salah satu contohnya adalah program Bapak Asuh yang diterapkan di tiga kabupaten/kota yang ada di Provinsi Riau, yakni di Kota Pekanbaru, Kabupaten Kampar, dan Kabupaten Bengkalis," sebut dia.
Muhadjir menegaskan, berbagai inovasi harus terus dikembangkan. Agar target penurunan prevalensi stunting dapat dicapai sesuai target yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) prevalensi stunting di Indonesia pada 2022 sebesar 21,6 persen. Angka tersebut turun jika dibandingkan dengan 2021, yaitu sebesar 24,4 persen.
"Pemerintah menargetkan prevalensi stunting bisa turun menjadi 14 persen pada tahun 2024 mendatang," ujar dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id.
Jakarta: Pemerintah tengah berupaya mencapai target penurunan angka
stunting sebesar 14 persen pada 2024. Dibutuhkan
inovasi agar target tersebut tercapai.
"Pemerintah daerah (
pemda) perlu menerapkan sejumlah inovasi guna mempercepat penurunan stunting di wilayahnya masing-masing," kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (
Menko PMK) Muhadjir Effendy melalui keterangan tertulis, Jumat, 10 Maret 2023.
Eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu menyampaikan ada sejumlah inovasi yang bisa diterapkan dalam menurunkan angka stunting. Di antaranya, pengembangan aplikasi untuk deteksi dini stunting hingga penyediaan alat ultrasonografi (USG) di puskesmas.
"Dan alat ukur terstandar untuk memantau pertumbuhan bayi di posyandu," ungkap dia.
Inovasi lain yang bisa diterapkan yaitu pelatihan bagi petugas atau kader kesehatan di lapangan. Serta, memasifkan program Bapak Asuh mendukung program pencegahan stunting.
"Salah satu contohnya adalah program Bapak Asuh yang diterapkan di tiga kabupaten/kota yang ada di Provinsi
Riau, yakni di Kota Pekanbaru, Kabupaten Kampar, dan Kabupaten Bengkalis," sebut dia.
Muhadjir menegaskan, berbagai inovasi harus terus dikembangkan. Agar target penurunan prevalensi stunting dapat dicapai sesuai target yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) prevalensi stunting di Indonesia pada 2022 sebesar 21,6 persen. Angka tersebut turun jika dibandingkan dengan 2021, yaitu sebesar 24,4 persen.
"Pemerintah menargetkan prevalensi stunting bisa turun menjadi 14 persen pada tahun 2024 mendatang," ujar dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABK)