Jakarta: Pengamat intelijen Suripto meminta pemerintah untuk mewaspadai kemungkinan adanya provokator dari luar Papua. Provokator ini bisa berada di daerah-daerah lain.
"Kalau kita cari aktor intelektualnya berarti bukan di hilir tetapi di hulu. Artinya kita harus lihat jauh. Kita cari ke hulu nih siapa biang keroknya, bisa di Surabaya bisa di Jakarta," kata Suripto di Jakarta, Jumat, 6 september 2019
Menurut dia, demo anarkistis di Papua dipicu ulah sekelompok orang di Surabaya yang melontarkan ucapan rasialisme. Dia menduga ada provokator yang sengaja di dalam peristiwa itu demi menyulut amarah masyarakat di Bumi Cenderawasih.
"Menurut saya apa yang terjadi di Surabaya itu, juga harus ditelusuri juga apakah yang mengucapkan kata-kata yang menghina perasaan orang Papua itu, sengaja atau memang sudah ada agen provokatornya," ujar Suripto.
Suripto melihat kemungkinan adanya perebutan kekuasaan internal di balik kisruh di Papua. Dia meminta pemerintah mendeteksi kemungkinan adanya pihak-pihak yang berusaha 'bermain' di atas konflik Papua untuk menggoyang Presiden Joko Widodo.
"Cari tahu juga internal power struggle-nya, ada tidak? Kita membacanya dari situ. Itu yang mesti didalami, pergumulan internal power struggle ini sangat memengaruhi terhadap apa yang akan terjadi di 20 Oktober nanti saat pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih," ucap Suripto.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/GbmXPE1N" frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>
Jakarta: Pengamat intelijen Suripto meminta pemerintah untuk mewaspadai kemungkinan adanya provokator dari luar Papua. Provokator ini bisa berada di daerah-daerah lain.
"Kalau kita cari aktor intelektualnya berarti bukan di hilir tetapi di hulu. Artinya kita harus lihat jauh. Kita cari ke hulu nih siapa biang keroknya, bisa di Surabaya bisa di Jakarta," kata Suripto di Jakarta, Jumat, 6 september 2019
Menurut dia, demo anarkistis di Papua dipicu ulah sekelompok orang di Surabaya yang melontarkan ucapan rasialisme. Dia menduga ada provokator yang sengaja di dalam peristiwa itu demi menyulut amarah masyarakat di Bumi Cenderawasih.
"Menurut saya apa yang terjadi di Surabaya itu, juga harus ditelusuri juga apakah yang mengucapkan kata-kata yang menghina perasaan orang Papua itu, sengaja atau memang sudah ada agen provokatornya," ujar Suripto.
Suripto melihat kemungkinan adanya perebutan kekuasaan internal di balik kisruh di Papua. Dia meminta pemerintah mendeteksi kemungkinan adanya pihak-pihak yang berusaha 'bermain' di atas konflik Papua untuk menggoyang Presiden Joko Widodo.
"Cari tahu juga
internal power struggle-nya, ada tidak? Kita membacanya dari situ. Itu yang mesti didalami, pergumulan
internal power struggle ini sangat memengaruhi terhadap apa yang akan terjadi di 20 Oktober nanti saat pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih," ucap Suripto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)