Jakarta: Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyerahkan black box pesawat Sriwijaya Air SJ-182 untuk diperiksa lebih lanjut. Kotak hitam itu akan diteliti Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk mengetahui penyebab pesawat jatuh.
"Nanti akan kami sampaikan secara garis besarnya (data black box)," kata Kepala KNKT Soerjanto Thahjono di Jakarta International Container Terminal (JICT) II, Jakarta Utara, Selasa, 12 Januari 2020.
Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Marsekal Madya (Marsdya) TNI Bagus Puruhito sebagai koordinator pencarian berterima kasih atas kerja keras seluruh personel mencari kotak hitam dan korban. Dia memastikan pencarian belum berhenti.
Baca: FDR Black Box Pesawat Sriwijaya SJ-182 Ditemukan
Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menekankan Presiden Joko Widodo memberikan atensi besar pada kecelakaan ini. Kepala Negara ingin evakuasi dilakukan secepat-cepatnya.
"Pertama, penanganan musibah harus cepat untuk mendapatkan black box, agar segera ditemukan dan diambil. Begitu juga jenazah korban dan potongan tubuh pesawat juga segera diangkat," kata Budi
Instruksi kedua, terkait asuransi hak-hak para korban. Hak itu harus diberikan kepada keluarga korban sesuai dengan ketentuan yang berlaku
"Ketiga, penyebab kecelakaan harus segera ditemukan dan dijadikan pembelajaran untuk meningkatkan kinerja penerbangan nasional," ujar Budi.
Pesawat Sriwijaya Air dengan call sign SJ-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pukul 14.40 WIB, Sabtu, 9 Januari 2021. Pesawat Boeing 737-500 dengan nomor registrasi PK-CLC itu lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Banten, pukul 14.36 WIB.
Posisi terakhir pesawat berada di 11 mil laut utara Bandara Soetta, tepatnya di sekitar Pulau Laki, Kepulauan Seribu. Pesawat tercatat hendak menambah ketinggian dari 11 ribu ke 13 ribu kaki. Pesawat itu jatuh saat mengangkut 62 orang yang terdiri atas 50 penumpang dan 12 kru.
Jakarta: Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyerahkan
black box pesawat
Sriwijaya Air SJ-182 untuk diperiksa lebih lanjut. Kotak hitam itu akan diteliti Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk mengetahui penyebab
pesawat jatuh.
"Nanti akan kami sampaikan secara garis besarnya (data
black box)," kata Kepala KNKT Soerjanto Thahjono di Jakarta International Container Terminal (JICT) II, Jakarta Utara, Selasa, 12 Januari 2020.
Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Marsekal Madya (Marsdya) TNI Bagus Puruhito sebagai koordinator pencarian berterima kasih atas kerja keras seluruh personel mencari kotak hitam dan korban. Dia memastikan pencarian belum berhenti.
Baca:
FDR Black Box Pesawat Sriwijaya SJ-182 Ditemukan
Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menekankan Presiden Joko Widodo memberikan atensi besar pada kecelakaan ini. Kepala Negara ingin evakuasi dilakukan secepat-cepatnya.
"Pertama, penanganan musibah harus cepat untuk mendapatkan
black box, agar segera ditemukan dan diambil. Begitu juga jenazah korban dan potongan tubuh pesawat juga segera diangkat," kata Budi
Instruksi kedua, terkait asuransi hak-hak para korban. Hak itu harus diberikan kepada keluarga korban sesuai dengan ketentuan yang berlaku
"Ketiga, penyebab kecelakaan harus segera ditemukan dan dijadikan pembelajaran untuk meningkatkan kinerja penerbangan nasional," ujar Budi.
Pesawat Sriwijaya Air dengan
call sign SJ-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pukul 14.40 WIB, Sabtu, 9 Januari 2021. Pesawat Boeing 737-500 dengan nomor registrasi PK-CLC itu lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Banten, pukul 14.36 WIB.
Posisi terakhir pesawat berada di 11 mil laut utara Bandara Soetta, tepatnya di sekitar Pulau Laki, Kepulauan Seribu. Pesawat tercatat hendak menambah ketinggian dari 11 ribu ke 13 ribu kaki. Pesawat itu jatuh saat mengangkut 62 orang yang terdiri atas 50 penumpang dan 12 kru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)