medcom.id, Jakarta: Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Mayjen Fuad Basya, mengatakan Pesawat TNI AU jenis C-130 Hercules dengan nomor ekor A-1310 itu jatuh di Jalan Jamin Ginting, Padang Bulan, Medan, layak terbang. Meski begitu, dia mengakui Hercules nahas itu sudah uzur.
Fuad mengungkapkan jumlah alat utama sistem pertahanan (alutsista) milik TNI, terbatas. Kata dia, Hercules tersebut beroperasi melebihi kuantitas penerbangan sebagaimana mestinya.
"Masih layak terbang, dalam arti kata pemanfaatan dan penggunaanya juga disesuiakan dengan kuantitas kegiatan, tapi karena luas wilayah kita terlalu besar, kemudian alutsista kita terbatas, jadi Herculesnya terlalu sering (terbang), itu juga masalahnya, tapi intinya alutsista kita layak dipakai," ujar dia, kepada Metrotvnews.com, Rabu (1/7/2015).
Dia menjelaskan, sebelum terbang, pesawat Hercules sudah dilakukan pengecekan mesin dan komponen terlebih dahulu. Kata dia, pesawat tidak akan terbang jika mesin dan komponen tidak berfungsi.
"Kalau tidak layak terbang, dia tidak akan terbang waktu itu ,sudah naik ini, setiap pesawat itu mau terbang itu teknisi sudah negecek seluruhnya, semua instrumen harus bekerja dengan baik 100 persen. Apalabila ada satu saja mungkin dari 100 instrumen tidak berfungsi, maka itu tidak akan terbang," jelasnya Fuad.
Terkait penyebab terjatuhnya pesawat, dia menyebut masih menunggu hasil penyelidikan tim investigasi di lapangan.
"Kita tinggal lihat kenapa terjadi kecelaakan, banyak faktor, bisa human error, technical error, bisa juga faktor cuaca, atau faktor lain, itu lah tugasnya tim investigasi," pungkasnya.
Seperti diketahui, pesawat Hercules produksi tahun 1964 ini dipiloti Kapten (Pnb) Sandy Permana yang melakukan lepas landas dari Lapangan Udara Soewondo, Medan, pukul 11.48, menuju Lanud Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Setelah dua menit lepas landas, pesawat jatuh menabrak bangunan ruko dekat pemukiman penduduk.
medcom.id, Jakarta: Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Mayjen Fuad Basya, mengatakan Pesawat TNI AU jenis C-130 Hercules dengan nomor ekor A-1310 itu jatuh di Jalan Jamin Ginting, Padang Bulan, Medan, layak terbang. Meski begitu, dia mengakui Hercules nahas itu sudah uzur.
Fuad mengungkapkan jumlah alat utama sistem pertahanan (alutsista) milik TNI, terbatas. Kata dia, Hercules tersebut beroperasi melebihi kuantitas penerbangan sebagaimana mestinya.
"Masih layak terbang, dalam arti kata pemanfaatan dan penggunaanya juga disesuiakan dengan kuantitas kegiatan, tapi karena luas wilayah kita terlalu besar, kemudian alutsista kita terbatas, jadi Herculesnya terlalu sering (terbang), itu juga masalahnya, tapi intinya alutsista kita layak dipakai," ujar dia, kepada
Metrotvnews.com, Rabu (1/7/2015).
Dia menjelaskan, sebelum terbang, pesawat Hercules sudah dilakukan pengecekan mesin dan komponen terlebih dahulu. Kata dia, pesawat tidak akan terbang jika mesin dan komponen tidak berfungsi.
"Kalau tidak layak terbang, dia tidak akan terbang waktu itu ,sudah naik ini, setiap pesawat itu mau terbang itu teknisi sudah negecek seluruhnya, semua instrumen harus bekerja dengan baik 100 persen. Apalabila ada satu saja mungkin dari 100 instrumen tidak berfungsi, maka itu tidak akan terbang," jelasnya Fuad.
Terkait penyebab terjatuhnya pesawat, dia menyebut masih menunggu hasil penyelidikan tim investigasi di lapangan.
"Kita tinggal lihat kenapa terjadi kecelaakan, banyak faktor, bisa
human error,
technical error, bisa juga faktor cuaca, atau faktor lain, itu lah tugasnya tim investigasi," pungkasnya.
Seperti diketahui, pesawat Hercules produksi tahun 1964 ini dipiloti Kapten (Pnb) Sandy Permana yang melakukan lepas landas dari Lapangan Udara Soewondo, Medan, pukul 11.48, menuju Lanud Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Setelah dua menit lepas landas, pesawat jatuh menabrak bangunan ruko dekat pemukiman penduduk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)