Jakarta: Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto minta masyarakat waspadai fenomena pertumbuhan bibit siklon tropis. Bibit siklon tropis dikatakan dapat berdampak terhadap curah hujan dan angin kencang.
“Yang perlu diperhatikan adalah sirkulasi siklonik dan bibit-bibit siklon tropis. Ini disamping memberikan dampak terhadap curah hujan, dia juga memberi dampak adanya angin kencang dengan kecepatan 25 knot atau lebih,” ujar Guswanto dalam program Metro Siang di Metro TV, Sabtu, 25 Desember 2021.
Guswanto menyebut saat ini terpantau adanya bibit siklon tropis di Laut Arafuru. Hal tersebut akan berdampak terhadap tingginya curah hujan di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) dan sebagainya.
Kemudian, terdapat juga sirkulasi siklonik di sebelah barat Sumatra. Hal ini juga akan membentuk konfluensi di Perairan Bengkulu dan akan menambah curah hujan. Guswanto juga mengatakan adanya konvergensi di Sulawesi hingga Nusa Tenggara.
“Di Sulawesi bagian selatan, Sulawesi Barat, sampai Bali, Nusa Tenggara terpantau memanjang adanya konvergensi. Konvergensi ini juga meningkatkan adanya curah hujan,” kata Guswanto.
Guswanto meminta agar masyarakat melakukan antisipasi dan mitigasi terhadap bencana hidrometeorologi. Guswanto menjelaskan bencana hidrometeorologi terbagi menjadi dua, yaitu hidrometeorologi basah antara lain curah hujan, banjir bandang, tanah longsor dan kering adalah angin kencang, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan.
“Lokasi Indonesia sangat unik dan sulit dilepaskan dari bencana hidrometeorologi. Kenali bencana hidrometeorologi dan kenali lingkungan tempat tinggal kita,” jelas Guswanto.
Guswanto mengimbau agar semua pihak melakukan koordinasi secara pentahelix. Mengingat bencana hidrometeorologi ini merupakan tanggung jawab bersama. Masyarakat pun diharap untuk tetap tenang dalam menghadapi bencana hidrometeorologi. (Widya Finola Ifani Putri)
Jakarta: Deputi Bidang Meteorologi
BMKG Guswanto minta masyarakat waspadai fenomena pertumbuhan bibit siklon tropis. Bibit
siklon tropis dikatakan dapat berdampak terhadap
curah hujan dan
angin kencang.
“Yang perlu diperhatikan adalah sirkulasi siklonik dan bibit-bibit siklon tropis. Ini disamping memberikan dampak terhadap curah hujan, dia juga memberi dampak adanya angin kencang dengan kecepatan 25 knot atau lebih,” ujar Guswanto dalam program Metro Siang di Metro TV, Sabtu, 25 Desember 2021.
Guswanto menyebut saat ini terpantau adanya bibit siklon tropis di Laut Arafuru. Hal tersebut akan berdampak terhadap tingginya curah hujan di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) dan sebagainya.
Kemudian, terdapat juga sirkulasi siklonik di sebelah barat Sumatra. Hal ini juga akan membentuk konfluensi di Perairan Bengkulu dan akan menambah curah hujan. Guswanto juga mengatakan adanya konvergensi di Sulawesi hingga Nusa Tenggara.
“Di Sulawesi bagian selatan, Sulawesi Barat, sampai Bali, Nusa Tenggara terpantau memanjang adanya konvergensi. Konvergensi ini juga meningkatkan adanya curah hujan,” kata Guswanto.
Guswanto meminta agar masyarakat melakukan antisipasi dan mitigasi terhadap bencana hidrometeorologi. Guswanto menjelaskan bencana hidrometeorologi terbagi menjadi dua, yaitu hidrometeorologi basah antara lain curah hujan, banjir bandang, tanah longsor dan kering adalah angin kencang, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan.
“Lokasi Indonesia sangat unik dan sulit dilepaskan dari bencana hidrometeorologi. Kenali bencana hidrometeorologi dan kenali lingkungan tempat tinggal kita,” jelas Guswanto.
Guswanto mengimbau agar semua pihak melakukan koordinasi secara pentahelix. Mengingat bencana hidrometeorologi ini merupakan tanggung jawab bersama. Masyarakat pun diharap untuk tetap tenang dalam menghadapi bencana hidrometeorologi. (
Widya Finola Ifani Putri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(MBM)