medcom.id, Jakarta: Para pengikut Jamaah Tabligh kerap diutus ke mancanegara untuk mendakwahkan syiar Islam. Ada lebih 240 negara tujuan berdakwah.
'Khuruj' yang berarti keluar, merupakan istilah bagi para pengikut Jamaah Tabligh untuk berdakwah dari masjid ke masjid dari satu daerah ke daerah lainnya. Beberapa negara Asia seperti India, Thailand, China, bahkan hingga merambah ke beberapa negara Eropa sampai ke Benua Amerika pernah mereka singgahi.
Khuruj dilakukan setelah adanya permintaan dari negara tujuan untuk mengirimkan jamaah. Mereka berangkat dengan biaya sendiri, sesuai permintaan negara bersangkutan. Misal, India pernah meminta 10 orang untuk dikirim.
Salah satu anggota Jamaah Tabligh, Abdurrahman, mengatakan, pihaknya tak pernah mengirim jemaahnya ke wilayah konflik.
"Kami tidak pernah dikirim ke negara konflik kayak macam Suriah, Afghanistan," kata Abdurrahman kepada Metrotvnews.com di Masjid Jami Kebon Jeruk, Taman Sari, Jakarta Barat, Minggu 4 Juni 2017.
Peristiwa di Marawi, Filipina, kata Abdurrahman, di luar dugaan para jemaah. Meski Filipina menjadi 'markas' kelompok ekstremis Abu Sayyaf, jemaah menilai situasi keamanan masih kondusif sebelum peristiwa penyergapan oleh kelompok teroris Maute.
"Sejauh ini keamanan di sana relatif yah," ujar dia.
Untuk diketahui, dari total 16 jamaah tabligh, pemerintah menyertakan 1 WNI dalam pemulangan ini. Total ada 17 WNI yang dievakuasi dari Marawi. Sedangkan 1 WNI atas nama Yusuf Burhanuddin masih ditampung di mess KJRI Davao menunggu proses pemulangan berikutnya, setelah istri dan 3 anaknya yang berada di Illigan tiba di Davao.
Sebelumnya, 16 anggota Jamaah Tabligh terjebak di Kota Marawi. Mereka telah diterbangkan menggunakan Silk Air MI 566 Etd dari Davao pada pukul 15: 25 waktu setempat menuju Singapura dna tiba di Indonesia, malam tadi.
Sebelumnya, mereka terjebak dalam pertempuran antara militer Filipina melawan kelompok Maute yang diduga terkait dengan Islamic State (IS). Dari 16 WNI itu, 10 WNI yang berasal dari Jawa Barat ditemukan berada di Masjid Abu Bakar as Sidiq atau berjarak 500 meter dari ladang pertempuran.
Adapun enam WNI lainnya yang merupakan warga Makassar, Polowali, dan Sidrap, ditemukan di Masjid Al Kuwaid, Kota Sutan Naga, yang bisa ditempuh empat jam perjalanan dari Kota Marawi.
medcom.id, Jakarta: Para pengikut Jamaah Tabligh kerap diutus ke mancanegara untuk mendakwahkan syiar Islam. Ada lebih 240 negara tujuan berdakwah.
'Khuruj' yang berarti keluar, merupakan istilah bagi para pengikut Jamaah Tabligh untuk berdakwah dari masjid ke masjid dari satu daerah ke daerah lainnya. Beberapa negara Asia seperti India, Thailand, China, bahkan hingga merambah ke beberapa negara Eropa sampai ke Benua Amerika pernah mereka singgahi.
Khuruj dilakukan setelah adanya permintaan dari negara tujuan untuk mengirimkan jamaah. Mereka berangkat dengan biaya sendiri, sesuai permintaan negara bersangkutan. Misal, India pernah meminta 10 orang untuk dikirim.
Salah satu anggota Jamaah Tabligh, Abdurrahman, mengatakan, pihaknya tak pernah mengirim jemaahnya ke wilayah konflik.
"Kami tidak pernah dikirim ke negara konflik kayak macam Suriah, Afghanistan," kata Abdurrahman kepada Metrotvnews.com di Masjid Jami Kebon Jeruk, Taman Sari, Jakarta Barat, Minggu 4 Juni 2017.
Peristiwa di Marawi, Filipina, kata Abdurrahman, di luar dugaan para jemaah. Meski Filipina menjadi 'markas' kelompok ekstremis Abu Sayyaf, jemaah menilai situasi keamanan masih kondusif sebelum peristiwa penyergapan oleh kelompok teroris Maute.
"Sejauh ini keamanan di sana relatif yah," ujar dia.
Untuk diketahui, dari total 16 jamaah tabligh, pemerintah menyertakan 1 WNI dalam pemulangan ini. Total ada 17 WNI yang dievakuasi dari Marawi. Sedangkan 1 WNI atas nama Yusuf Burhanuddin masih ditampung di mess KJRI Davao menunggu proses pemulangan berikutnya, setelah istri dan 3 anaknya yang berada di Illigan tiba di Davao.
Sebelumnya, 16 anggota Jamaah Tabligh terjebak di Kota Marawi. Mereka telah diterbangkan menggunakan Silk Air MI 566 Etd dari Davao pada pukul 15: 25 waktu setempat menuju Singapura dna tiba di Indonesia, malam tadi.
Sebelumnya, mereka terjebak dalam pertempuran antara militer Filipina melawan kelompok Maute yang diduga terkait dengan Islamic State (IS). Dari 16 WNI itu, 10 WNI yang berasal dari Jawa Barat ditemukan berada di Masjid Abu Bakar as Sidiq atau berjarak 500 meter dari ladang pertempuran.
Adapun enam WNI lainnya yang merupakan warga Makassar, Polowali, dan Sidrap, ditemukan di Masjid Al Kuwaid, Kota Sutan Naga, yang bisa ditempuh empat jam perjalanan dari Kota Marawi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OJE)