medcom.id, Jakarta: Tulisan Ismail Al-Anshori tentang Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok viral di Facebook. Ismail mengaku bekerja sebagai salah satu staf Ahok.
Ismail mengawali karier di Balai Kota sebagai anak magang pada 2015. Baginya, sosok Ahok memberikan kesan mendalam, berbeda dengan opini publik selama ini. Menurutnya, Ahok sangat sabar dalam menghadapi satuan kerja perangkat daerah (SKPD).
"Menurut saya yang paling berkesan dari dia itu sabar," ujar Ismail di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu 10 Mei 2017.
Ismail menjelaskan, intonasi Ahok memang tinggi kalau sedang berbicara. Namun menurut Ismail, itu bukan pertanda Ahok marah. "Orang kan marah bisa juga dengan cara halus. Kalau pak Ahok enggak, dia kaya suara marah-marah tapi dia itu ngajarin orang," ucapnya.
Ismail mengakui kalau Ahok sering dicap tukang marah jika berdebat dengan SKPD. Padahal Ahok hanya mengajari SKPD tentang program yang harus dijalankan supaya sesuai dengan anggaran yang akan disusun.
Ahok, sebut Ismail, sering mencari tahu apa yang diinginkan oleh SKPD. Sehingga Ahok seringkali melakukan diskusi dan debat terbuka dengan SKPD.
"Oleh karena itu dia seringkali ngajak diskusi, ngajak debat, dia jelasin panjang lebar, kalau kalian denger rapat dia, kalian suka lihat dia jelasin panjang lebar, dan menurut saya enggak semua orang mau, saya pun males. Kalian pun mungkin males ngajarin. Dia mau ngajarin orang. Dan sabarnya dia itu, dia mau mempelajari SKPD-SKPD, SKPD ini kenapa ya kok gini kenapa ya kok gitu," papar Ismail.
Setelah mengetahui apa yang diinginkan SKPD, Ahok biasanya sudah tahu mau dibawa kemana arah program SKPD tersebut. Ismail menilai Ahok merupakan sosok gubernur yang mau mengajari SKPD sampai mengerti menjalankan suatu pekerjaan sampai tuntas.
"Dia ajari orang-orang itu pelan-pelan, dan dia mau ambil resiko ambil keputusan yang jelas. Kamu lakukan ini, kamu lakukan itu, nanti caranya begini, begini. Semua dijelasin. Banyak pemimpin tuh kaya, 'gue maunya ini, gimana caranya lu yang pikirin'. Dia enggak gitu, kalau saya maunya A, dia nentuin langkahnya gimana semua dipikirin sama dia, itu kan butuh kesabaran," pungkas Ismail.
Pria asal Madura itu juga membantah jika Ahok merupakan pemimpin yang mudah memecat anak buahnya. Ismail menjelaskan, PNS yang dipecat Ahok biasanya PNS yang sudah diingatkan berkali-kali namun tak nampak hasilnya.
"Jadi yang dipecat pak Ahok itu orang-orang yang sudah berkali-kali diingetin, berkali-kali diajarin tapi ya emang susah. Buat beliau kan gimana caranya rakyat Jakarta dapat pelayanan yang terbaik, nah kalau emang ada orang yang ga cocok di posisi itu mending diganti," jelas Ismail.
medcom.id, Jakarta: Tulisan Ismail Al-Anshori tentang Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok viral di
Facebook. Ismail mengaku bekerja sebagai salah satu staf Ahok.
Ismail mengawali karier di Balai Kota sebagai anak magang pada 2015. Baginya, sosok Ahok memberikan kesan mendalam, berbeda dengan opini publik selama ini. Menurutnya, Ahok sangat sabar dalam menghadapi satuan kerja perangkat daerah (SKPD).
"Menurut saya yang paling berkesan dari dia itu sabar," ujar Ismail di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu 10 Mei 2017.
Ismail menjelaskan, intonasi Ahok memang tinggi kalau sedang berbicara. Namun menurut Ismail, itu bukan pertanda Ahok marah. "Orang kan marah bisa juga dengan cara halus. Kalau pak Ahok enggak, dia kaya suara marah-marah tapi dia itu ngajarin orang," ucapnya.
Ismail mengakui kalau Ahok sering dicap tukang marah jika berdebat dengan SKPD. Padahal Ahok hanya mengajari SKPD tentang program yang harus dijalankan supaya sesuai dengan anggaran yang akan disusun.
Ahok, sebut Ismail, sering mencari tahu apa yang diinginkan oleh SKPD. Sehingga Ahok seringkali melakukan diskusi dan debat terbuka dengan SKPD.
"Oleh karena itu dia seringkali ngajak diskusi, ngajak debat, dia jelasin panjang lebar, kalau kalian denger rapat dia, kalian suka lihat dia jelasin panjang lebar, dan menurut saya enggak semua orang mau, saya pun males. Kalian pun mungkin males ngajarin. Dia mau ngajarin orang. Dan sabarnya dia itu, dia mau mempelajari SKPD-SKPD, SKPD ini kenapa ya kok gini kenapa ya kok gitu," papar Ismail.
Setelah mengetahui apa yang diinginkan SKPD, Ahok biasanya sudah tahu mau dibawa kemana arah program SKPD tersebut. Ismail menilai Ahok merupakan sosok gubernur yang mau mengajari SKPD sampai mengerti menjalankan suatu pekerjaan sampai tuntas.
"Dia ajari orang-orang itu pelan-pelan, dan dia mau ambil resiko ambil keputusan yang jelas. Kamu lakukan ini, kamu lakukan itu, nanti caranya begini, begini. Semua dijelasin. Banyak pemimpin tuh kaya, 'gue maunya ini, gimana caranya lu yang pikirin'. Dia enggak gitu, kalau saya maunya A, dia nentuin langkahnya gimana semua dipikirin sama dia, itu kan butuh kesabaran," pungkas Ismail.
Pria asal Madura itu juga membantah jika Ahok merupakan pemimpin yang mudah memecat anak buahnya. Ismail menjelaskan, PNS yang dipecat Ahok biasanya PNS yang sudah diingatkan berkali-kali namun tak nampak hasilnya.
"Jadi yang dipecat pak Ahok itu orang-orang yang sudah berkali-kali diingetin, berkali-kali diajarin tapi ya emang susah. Buat beliau kan gimana caranya rakyat Jakarta dapat pelayanan yang terbaik, nah kalau emang ada orang yang ga cocok di posisi itu mending diganti," jelas Ismail.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)