medcom.id, Bali: Gelaran World Culture Forum 2016 berskala internasional, menampilkan beragam kebudayaan di Indonesia serta bersatunya umat beragama. Bali menjadi contoh keberagaman tersebut. Di mana pulau dengan multi etnis bisa hidup berdampingan dan damai.
Pemimpin Rumah Topeng dan Wayang Setia Dharma, Julian Kemal Pasya, mengatakan, banyak turis manca negara yang terkesima dengan keragaman budaya dan kebersamaan warga Indonesia. Melalui WCF 2016, keberagaman itu diperlihatkan.
Julian memaparkan, keberagaman dan kebersamaan itu bisa terjadi dan turun temurun karena adanya pegangan tertinggi yakni menghormati orang tua. Sedangkan di Eropa, tidak ada budaya tersebut.
"Yang paling utama kita melihat filosofi yang paling tinggi, yakni menghormati orang tua diamanapun itu. Dalam agama manapun, orang tua itu dijunjung tinggi. Paling luhur," jelasnya.
Disebut Julian, pergaulan adalah budaya paling tinggi. Di Indonesia, kata Julian, pergaulan adalah budaya tertinggi dan tidak bisa dibandingkan dengan negara lain. Dunia, ungkapnya, tidak menyadari tentang keberadaan strata seperti di Indonesia.
Pemimpin Rumah Topeng dan Wayang Setia Dharma, Julian Kemal Pasya (Foto:Metrotvnews.com/Lukman Diah Sari)
"Dunia pun tak menyadari tentang strata. Ada efek begitu. Indonesia bisa rukun karena saling menghormati tadi," jelasnya.
Barong Landung Simbol Keberagaman di Bali
Barong Landung, adalah sebuah boneka tradisional dari Bali. Awal mula cerita Barong landung yakni seorang raja Bali, jaya Panggung yang jatuh cinta kepada puteri Cina bernama Kan Ching Weeyang yang sedang berlabuh di pantai utara Bali. Singkat cerita, mereka pun menikah.
Julian menuturkan, Barong Landung menjadi simbol keberagaman etnis di Bali. Sejak awal, Bali sudah menerima keberadaan bermacam etnis.
"Barong Landung ini unik, orang pribumi dan Cina ini bisa bersati. Di Bali ini dihormati (perbedaan etnis). Dasarnya memang tidak pernah membedakan etnis," ucapnya.
Dan itu tercermin dalam budaya Indonesia, khususnya Bali, yang tak pernah membedakan etnis hingga agama. Julian mencontohkan, "Anak-anak di sini, dengan mereka mengerti seperti ini tidak akan memandang teman dari bangsa mana. Makanya kenapa di Bali dengan bangsa lain bisa tentram," jelasnya.
WCF 2016 merupakan kali kedua digelar setelah WCF perdana dilangsungkan pada 2013 lalu. WCF kali ini bakal dibuka oleh Presiden Joko Widodo. Selain itu sejumlah tokoh nasional akan hadir.
medcom.id, Bali: Gelaran World Culture Forum 2016 berskala internasional, menampilkan beragam kebudayaan di Indonesia serta bersatunya umat beragama. Bali menjadi contoh keberagaman tersebut. Di mana pulau dengan multi etnis bisa hidup berdampingan dan damai.
Pemimpin Rumah Topeng dan Wayang Setia Dharma, Julian Kemal Pasya, mengatakan, banyak turis manca negara yang terkesima dengan keragaman budaya dan kebersamaan warga Indonesia. Melalui WCF 2016, keberagaman itu diperlihatkan.
Julian memaparkan, keberagaman dan kebersamaan itu bisa terjadi dan turun temurun karena adanya pegangan tertinggi yakni menghormati orang tua. Sedangkan di Eropa, tidak ada budaya tersebut.
"Yang paling utama kita melihat filosofi yang paling tinggi, yakni menghormati orang tua diamanapun itu. Dalam agama manapun, orang tua itu dijunjung tinggi. Paling luhur," jelasnya.
Disebut Julian, pergaulan adalah budaya paling tinggi. Di Indonesia, kata Julian, pergaulan adalah budaya tertinggi dan tidak bisa dibandingkan dengan negara lain. Dunia, ungkapnya, tidak menyadari tentang keberadaan strata seperti di Indonesia.
Pemimpin Rumah Topeng dan Wayang Setia Dharma, Julian Kemal Pasya (Foto:Metrotvnews.com/Lukman Diah Sari)
"Dunia pun tak menyadari tentang strata. Ada efek begitu. Indonesia bisa rukun karena saling menghormati tadi," jelasnya.
Barong Landung Simbol Keberagaman di Bali
Barong Landung, adalah sebuah boneka tradisional dari Bali. Awal mula cerita Barong landung yakni seorang raja Bali, jaya Panggung yang jatuh cinta kepada puteri Cina bernama Kan Ching Weeyang yang sedang berlabuh di pantai utara Bali. Singkat cerita, mereka pun menikah.
Julian menuturkan, Barong Landung menjadi simbol keberagaman etnis di Bali. Sejak awal, Bali sudah menerima keberadaan bermacam etnis.
"Barong Landung ini unik, orang pribumi dan Cina ini bisa bersati. Di Bali ini dihormati (perbedaan etnis). Dasarnya memang tidak pernah membedakan etnis," ucapnya.
Dan itu tercermin dalam budaya Indonesia, khususnya Bali, yang tak pernah membedakan etnis hingga agama. Julian mencontohkan, "Anak-anak di sini, dengan mereka mengerti seperti ini tidak akan memandang teman dari bangsa mana. Makanya kenapa di Bali dengan bangsa lain bisa tentram," jelasnya.
WCF 2016 merupakan kali kedua digelar setelah WCF perdana dilangsungkan pada 2013 lalu. WCF kali ini bakal dibuka oleh Presiden Joko Widodo. Selain itu sejumlah tokoh nasional akan hadir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(ICH)