Ilustrasi. Petugas melakukan pemeriksaan pasien suspect penyakit Difteri yang baru masuk, di Ruang Isolasi Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang, Banten. (Foto: ANTARA/Muhammad Iqbal)
Ilustrasi. Petugas melakukan pemeriksaan pasien suspect penyakit Difteri yang baru masuk, di Ruang Isolasi Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang, Banten. (Foto: ANTARA/Muhammad Iqbal)

Beda Difteri, Amandel, dan Radang Tenggorokan

13 Desember 2017 16:08
Jakarta: Kejadian luar biasa difteri di sejumlah wilayah di Indonesia tidak bisa dianggap sepele. Penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium Diphtheriae ini kadang disamakan dengan penyakit serupa seperti amandel dan radang tenggorokan.
 
Padahal menurut Dokter Spesialis Anak (konsultan) Hartono Gunardi, meskipun gejala awal yang ditimbulkan sama namun penyakit difteri lebih berbahaya ketimbang amandel maupun radang tenggorokan.
 
Pada kasus yang berat, difteri dapat menimbulkan kematian karena kecenderungannya menutup jalan napas penderitanya.

"Difteri itu infeksi saluran pernapasan akut dan itu bakterinya khusus Corynebacterium Diphtheriae yang kalau kita lihat gejalanya ada selaput putih keabuan yang kalau diangkat akan berdarah," kata Hartono, dalam Newsline, Rabu 13 Desember 2017.
 
Jika radang tenggorokan hanya menyerang tenggorokan dan amandel hanya menjangkiti tonsil yang berada di kiri kanan rongga mulut, difteri dapat menyerang keduanya.
 
"Difteri bisa mengenai dua organ tersebut baik amandel maupun tenggorokan. Hanya penyebabnya saja yang berbeda," katanya.
 
Secara umum, kata hartono, radang tenggorokan disebabkan oleh virus. Sementara amandel bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri, misalnya bakteri Streptococcus. Sasaran bakteri difteri bisa ke dua lokasi tersebut termasuk hidung.
 
Umumnya kuman difteri menyerang selaput putih pada pangkal tenggorokan namun pada kasus yang berat, bakteri ini juga bisa menyerang selaput lendir lain di tubuh seperti yang ada di mata maupun bagian tubuh yang terdapat mukosa.
 
"Bisa juga menyerang kulit, tapi jarang. Umunya terjadi di selaput lendir," katanya.
 
Gejala
 
Gejala amandel, difteri, dan radang tenggorokan umumnya sama. Penderita akan mengalami demam tak terlalu tinggi, pilek, sakit kepala, batuk, lelah, dan nyeri menelan serta linu pada sendi-sendi.
 
Sakit radang tenggorokan biasanya disebabkan oleh virus dan sebagian kecilnya karena kuman. Umumnya tanpa obat radang tenggorokan bisa sembuh dengan sendirinya.
 
Sementara amandel, gejala yang ditimbulkan antara lain perubahan atau kehilangan suara, nyeri telinga, pembengkakan kelenjar getah bening di leher dan munculnya bintik nanah pada tonsil atau amandel disertai napas yang bau.
 
Khusus difteri, gejala yang tampak di antaranya sulit bernapas, demam, lemas, terbentuknya lapisan tipis yang menutupi tenggorokan dan amandel. Pada anak-anak gejala difteri bisa terindikasi ketika anak mengalami demam yang tak begitu tinggi namun terlihat sangat lemah.
 
"Tidak mau makan, mengeluh nyeri menelan, dan pembesaran kelenjar di leher. Selain membran putih, ditemukan juga napas yang ngorok ketika anak berusaha menarik napas," jelasnya.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan