medcom.id, Mekkah: Sebagian jemaah haji yang menjadi korban mobile crane masih menjalani perawatan di rumah sakit milik Pemerintah Arab Saudi. Kementerian Kesehatan memindahkan mereka ke Rumah Sakit Arafah agar dapat menjalankan prosesi puncak ibadah haji, yaitu wukuf di Padang Arafah besok.
Pantauan tim Media Center Haji di RS Al Noor, Senin (21/9/2015) sore waktu setempat, jemaah yang masih menjalani perawatan, termasuk tiga orang asal Indonesia, dikumpulkan di ruang pemberangkatan pasien. Sebagian besar dari mereka masih menggunakan kursi roda karena mengalami luka pada bagian kaki.
Wajah mereka tidak tampak pucat. Mereka dijajarkan di lorong ruang pemberangkatan pasien mulai pukul 16.30 waktu Arab Saudi. Berselang 30 menit, sebuah bus berhenti di samping kiri ruangan tersebut. Lalu, satu per satu pasien dibawa masuk ke dalam bus.
Kepala Seksi Kesehatan Balai Pengobatan Ibadah Haji Daerah Kerja Makkah dr Thafsin Alfarizi mengatakan, Raja Salman memerintahkan agar seluruh korban mobile crane didahulukan berada di RS Arafah. “Mereka akan wukuf dari Arafah,” kata Alfarizi.
Tiga pasien asal Indonesia yang masih menjalani perawatan di RS Al Noor, yaitu Murodi Yahya (55 tahun) asal Magetan, Jawa Timur, yang mengalami luka patah tulang di bagian kaki kanan. Zulfitri Zaini binti Zaini (57) asal Solok, Sumatra Barat, yang luka patah tulang sehingga harus menjalani amputasi di bagian kaki. Terakhir, Subandi bin Ahmad Sarbini (50) asal Makassar yang mengalami benturan di kepala.
Alfarizi mengatakan, pemindahan ke RS Arafah tidak hanya untuk jemaah haji yang dirawat di RS Al Noor. Jemaah haji Indonesia yang menjadi korban mobile crane dan masih menjalani perawatan di rumah sakit di Mekkah juga dipindahkan Senin sore.
Menurut Alfarizi, ada sembilan jemaah haji yang menjadi korban mobile crane dan menjalani perawatan di rumah sakit lokal. Tiga jemaah dirawat di RS Al Noor, dua dirawat di RS Zaheer, seorang dirawat di RS King Abdullah, dan tiga orang menjalnai perawatan di RS King Faisal Syisyah. “Sebagaimana lazimnya, jemaah haji harus berada di Arafah pada 23 September 2015,” kata Alfarizi.
Alfarizi mengatakan proses ibadah haji sembilan jamaah itu akan menjadi tanggung jawab RS Arafah, termasuk pengurusan persiapan berihram. Mereka akan berada di RS Arafah sampai prosesi wukuf selesai pada Rabu (23/9/2015) sore. “Ini berbeda dengan safari wukuf yang hanya sebentar di Arafah. Kalau ini agak lama,” ujar dia.
Setelah selesai, kata Alfarizi, mereka akan dikembalikan ke Al Noor. Atau jika kondisinya sudah membaik jemaah dapat dibawa ke Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Mekkah. (MCH)
medcom.id, Mekkah: Sebagian jemaah haji yang menjadi korban mobile crane masih menjalani perawatan di rumah sakit milik Pemerintah Arab Saudi. Kementerian Kesehatan memindahkan mereka ke Rumah Sakit Arafah agar dapat menjalankan prosesi puncak ibadah haji, yaitu wukuf di Padang Arafah besok.
Pantauan tim Media Center Haji di RS Al Noor, Senin (21/9/2015) sore waktu setempat, jemaah yang masih menjalani perawatan, termasuk tiga orang asal Indonesia, dikumpulkan di ruang pemberangkatan pasien. Sebagian besar dari mereka masih menggunakan kursi roda karena mengalami luka pada bagian kaki.
Wajah mereka tidak tampak pucat. Mereka dijajarkan di lorong ruang pemberangkatan pasien mulai pukul 16.30 waktu Arab Saudi. Berselang 30 menit, sebuah bus berhenti di samping kiri ruangan tersebut. Lalu, satu per satu pasien dibawa masuk ke dalam bus.
Kepala Seksi Kesehatan Balai Pengobatan Ibadah Haji Daerah Kerja Makkah dr Thafsin Alfarizi mengatakan, Raja Salman memerintahkan agar seluruh korban mobile crane didahulukan berada di RS Arafah. “Mereka akan wukuf dari Arafah,” kata Alfarizi.
Tiga pasien asal Indonesia yang masih menjalani perawatan di RS Al Noor, yaitu Murodi Yahya (55 tahun) asal Magetan, Jawa Timur, yang mengalami luka patah tulang di bagian kaki kanan. Zulfitri Zaini binti Zaini (57) asal Solok, Sumatra Barat, yang luka patah tulang sehingga harus menjalani amputasi di bagian kaki. Terakhir, Subandi bin Ahmad Sarbini (50) asal Makassar yang mengalami benturan di kepala.
Alfarizi mengatakan, pemindahan ke RS Arafah tidak hanya untuk jemaah haji yang dirawat di RS Al Noor. Jemaah haji Indonesia yang menjadi korban mobile crane dan masih menjalani perawatan di rumah sakit di Mekkah juga dipindahkan Senin sore.
Menurut Alfarizi, ada sembilan jemaah haji yang menjadi korban mobile crane dan menjalani perawatan di rumah sakit lokal. Tiga jemaah dirawat di RS Al Noor, dua dirawat di RS Zaheer, seorang dirawat di RS King Abdullah, dan tiga orang menjalnai perawatan di RS King Faisal Syisyah. “Sebagaimana lazimnya, jemaah haji harus berada di Arafah pada 23 September 2015,” kata Alfarizi.
Alfarizi mengatakan proses ibadah haji sembilan jamaah itu akan menjadi tanggung jawab RS Arafah, termasuk pengurusan persiapan berihram. Mereka akan berada di RS Arafah sampai prosesi wukuf selesai pada Rabu (23/9/2015) sore. “Ini berbeda dengan safari wukuf yang hanya sebentar di Arafah. Kalau ini agak lama,” ujar dia.
Setelah selesai, kata Alfarizi, mereka akan dikembalikan ke Al Noor. Atau jika kondisinya sudah membaik jemaah dapat dibawa ke Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Mekkah. (MCH)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DOR)