Jakarta: Pengamat ekonomi Agustinus Edy Kristianto mengungkapkan faktor penyebab proyek Kereta Cepat Whoosh yang membuat Wijaya Karya (WIKA) merugi. WIKA mengatakan Proyek Kereta Cepat Whoosh merugikan perusahaan hingga Rp7,12 triliun.
Agustinus mengatakan setoran modal WIKA ke PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) sebagai operator Whoosh bersama Beijing Yawan HSR Co. Ltd di bawah bendera PT Kereta Cepat Indonesia China, mencapai Rp6,1 triliun. Lalu ada dispute Rp5,01 triliun akibat klaim atas cost overrun (pembengkakan biaya).
“Coba kita tanya, selain kasih bunga utang 3,4% selama 30 tahun dan sebuah persekutuan bisnis yang memukul limbung BUMN WIKA, pihak Tiongkok sudah kasih apa lagi ke Indonesia?” kata Agustinus dalam keterangan tertulis, Senin, 22 Juli 2024.
Hal itu juga untuk merespons pernyataan Menteri BUMN Erick Thohir terkait penghematan bahan bakar minyak (BBM) Rp3,2 triliun, atas operasional kereta cepat Jakarta-Bandung. Menurutnya, hal itu tak sebanding dengan kerugian yang diderita perusahaan pelat merah.
"Jika melihat fakta babak belurnya BUMN yang terlibat dalam proyek Whoosh seperti PT Wijaya Karya Tbk (WIKA). Harga sahamnya turun sejak awal 2024,” kata Agustinus.
Sebelumnya, Erick Thohir mengunggah momen dirinya bersama Presiden Joko Widodo kembali menggunakan kereta cepat Jakarta-Bandung usai pulang dari pembukaan Piala Presiden di Stadion Si Jalak Harupat, akhir pekan lalu.
Erick mengaku berdiskusi bersama Presiden Jokowi tentang Whoosh yang sudah memberikan banyak manfaat untuk masyarakat Indonesia. Menurutnya, tak hanya memangkas waktu tempuh, kereta cepat ini juga menghemat menghemat BBM Rp3,2 triliun per tahun.
Dengan adanya Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini, kata Erick, juga mendorong angka wisatawan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.
“Kereta Cepat Jakarta-Bandung sudah berkontribusi sebsar Rp86,5 triliun untuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jakarta dan Jawa Barat 2019-2023,” kata Erick.
Sementara Staf Khusus III Menteri BUMN, Arya Sinulingga, membantah proyek Kereta Cepat Whoosh menjadi salah satu penyebab kerugian WIKA pada 2023.
Pada Selasa, 16 Juli 2024, Arya menegaskan kinerja Whoosh terus menunjukkan peningkatan kinerja secara bertahap. Ia mengatakan saat ini PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), konsorsium beberapa perusahaan yang terlibat dalam proyek KCJB terus meningkatkan operasionalnya secara bertahap.
Jakarta: Pengamat ekonomi Agustinus Edy Kristianto mengungkapkan faktor penyebab proyek Kereta Cepat Whoosh yang membuat Wijaya Karya (WIKA) merugi. WIKA mengatakan Proyek
Kereta Cepat Whoosh merugikan perusahaan hingga Rp7,12 triliun.
Agustinus mengatakan setoran modal WIKA ke PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) sebagai operator Whoosh bersama Beijing Yawan HSR Co. Ltd di bawah bendera PT Kereta Cepat Indonesia China, mencapai Rp6,1 triliun. Lalu ada dispute Rp5,01 triliun akibat klaim atas cost overrun (pembengkakan biaya).
“Coba kita tanya, selain kasih bunga utang 3,4% selama 30 tahun dan sebuah persekutuan bisnis yang memukul limbung
BUMN WIKA, pihak Tiongkok sudah kasih apa lagi ke Indonesia?” kata Agustinus dalam keterangan tertulis, Senin, 22 Juli 2024.
Hal itu juga untuk merespons pernyataan Menteri BUMN Erick Thohir terkait penghematan bahan bakar minyak (BBM) Rp3,2 triliun, atas operasional kereta cepat Jakarta-Bandung. Menurutnya, hal itu tak sebanding dengan kerugian yang diderita perusahaan pelat merah.
"Jika melihat fakta babak belurnya BUMN yang terlibat dalam proyek Whoosh seperti PT Wijaya Karya Tbk (WIKA). Harga sahamnya turun sejak awal 2024,” kata Agustinus.
Sebelumnya, Erick Thohir mengunggah momen dirinya bersama Presiden Joko Widodo kembali menggunakan kereta cepat Jakarta-Bandung usai pulang dari pembukaan Piala Presiden di Stadion Si Jalak Harupat, akhir pekan lalu.
Erick mengaku berdiskusi bersama Presiden Jokowi tentang Whoosh yang sudah memberikan banyak manfaat untuk masyarakat Indonesia. Menurutnya, tak hanya memangkas waktu tempuh, kereta cepat ini juga menghemat menghemat BBM Rp3,2 triliun per tahun.
Dengan adanya Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini, kata Erick, juga mendorong angka wisatawan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.
“Kereta Cepat Jakarta-Bandung sudah berkontribusi sebsar Rp86,5 triliun untuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jakarta dan Jawa Barat 2019-2023,” kata Erick.
Sementara Staf Khusus III Menteri BUMN, Arya Sinulingga, membantah proyek Kereta Cepat Whoosh menjadi salah satu penyebab kerugian WIKA pada 2023.
Pada Selasa, 16 Juli 2024, Arya menegaskan kinerja Whoosh terus menunjukkan peningkatan kinerja secara bertahap. Ia mengatakan saat ini PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), konsorsium beberapa perusahaan yang terlibat dalam proyek KCJB terus meningkatkan operasionalnya secara bertahap.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(ADN)