Popok dan pembalut sekali pakai telah menyebabkan konsekuansi lingkungan yang tidak sepele. Foto: MI
Popok dan pembalut sekali pakai telah menyebabkan konsekuansi lingkungan yang tidak sepele. Foto: MI

Pembalut Berbahaya

Daftar Sembilan Pembalut yang Mengandung Pemutih

Fetry Wuryasti • 07 Juli 2015 17:51
medcom.id, Jakarta: Hasil uji Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengungkap ada sembilan merek pembalut dan dua pantyliner mengandung klorin. Kandungan klorin paling tinggi 54,73 ppm pada produk dan pembalut dan paling rendah pada produk pantyliner 5,87 ppm.
 
Berikut ini daftar sembilan merek pembalut dan dua pantyliner yang mengandung klorin:
 
1. Charm kandungan klorin sebesar 54,73 ppm

2. Nina Anion (39,2 ppm).
 
3. My Lady (24,4 ppm)
 
4. VClass Ultra (17,74 ppm).
 
5. Kotex, Hers Protex, LAURIER, Softex, dan SOFTNESS masuk dalam daftar dengan kandungan klorin 6-8 ppm.
 
1. Pantyliner merek VClass mengandung klorin sebesar 14,68 ppm.
 
2. Laurier Active Fit (5,87 ppm).
 
Peneliti YLKI Arum Dinta mengatakan kecacatan pada label produk pembalut diperparah dengan tidak dicantumkannya tanggal masa berlaku (57%), dan komposisi yang terkandung (52%). Beberapa produk masih menggunakan nomor registrasi Kementerian Kesehatan yang dikhawatirkan sudah tidak berlaku lagi.
 
"Analisa label ini penting bagi pertanggungjawaban produsen bila terjadi masalah. Kami juga menemukan beberapa produk masih menggunakan kode registrasi Kemenkes sehingga dikhawatirkan tidak berlaku lagi," kata Arum.
 
Data yang didapatkan YLKI dari WHO, bahwa dari jumlah 118 juta tersebut, 52 juta wanita berpotensi mengidap kanker rahim yang salah satunya disebabkan oleh kualitas pembalut. Survei YLKI pun menunjukkan semua pembalut yang beredar di pasaran mengandung klorin, hanya saja dengan kadar yang berbeda.
 
"Maka kami mendorong Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk mencantumkan pada bungkus pembalut komposisi terutama kadar klorin yang terkandung, serta mendorong pemerintah mewajibkan produsen pembalut harus bebas dari kadar klorin yang merupakan salah satu pemicu karsinogenik atau kanker," kata Ketua Umum YLKI Tulus Abadi.
 
Sebab, merujuk pada FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat), seharusnya ada aturan pembalut bebas klorin. "Kalau di luar negeri saja bisa, seharusnya kita juga bisa punya regulasi itu," tukas Tulus.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TRK)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan