medcom.id, Jakarta: Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, (Menteri Desa) Marwan Jafar meminta agar setiap perguruan tinggi (PT) memunyai desa binaan. Dengan mendapat pembinaan secara kontinu dari PT, diharapkan kualitas sumber daya manusia (SDM) warga desa binaan akan meningkat.
"Pemilihanan lokasi desa binaan sebaiknya dipilih yang berada di sekitar kampus masing-masing," ujar Menteri Desa dalam pesan elektronik, Minggu (1/3/2015).
Program pemberdayaan PT bagi desa binaan, menurut dia, bentuknya bisa beragam. Salah satunya adalah program Kuliah Kerja Nyata (KKN). Program KKN terbukti telah berhasil mencetak sejumlah desa mandiri.
Contoh keberhasilan PT yang berhasil membena desa lewat program KKN, menurut Marwan, adalah yang telah dilakukan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB). Kampus tersebut telah berhasil membina 17 desa secara kontinu dan berhasil membuat desa tersebut memiliki nilai jual.
Sejumlah desa binaan IPB kini telah bisa menjadi pengekspor jambu terbanyak di Asia Tenggara. Sedangkan desa binaan di Nusa Tenggara Timur (NTT) telah menjadi desa wisata yang lumayan ramai dikunjungi wisatawan.
Menurut Marwan, semakin banyak desa mandiri yang muncul akan berdampak positif di sejumlah bidang. Di bidang kependudukan, misalnya, kehadiran desa mandiri akan mengurangi minat warga desa untuk berurbaniasi ke kota demi mencari pekerjaan.
Di sisi lain, mahasiswa yang terlibat dalam pembinaan desa juga mempunyai modal untuk selanjutnya bisa dikembangkan di desa tempat dia berasal.
"Dengan beberapa pengalamannya melakukan pembinaan desa, mahasiswa tidak akan canggung lagi ketika harus pulang ke desa dan menghadapi masyarakat desa," bebernya.
Berkaca dari hal itu, Kementerian Desa tengah menjajaki berbagai kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi untuk mengembangkan desa-desa dengan memanfaatkan para ahli dari berbagai kampus.
"Kita sudah mulai melakukan beberapa kerjasama dengan perguruan tinggi di Indonesia untuk melakukan pembinaan secara intensif terhadap pembangunan desa," ujarnya.
medcom.id, Jakarta: Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, (Menteri Desa) Marwan Jafar meminta agar setiap perguruan tinggi (PT) memunyai desa binaan. Dengan mendapat pembinaan secara kontinu dari PT, diharapkan kualitas sumber daya manusia (SDM) warga desa binaan akan meningkat.
"Pemilihanan lokasi desa binaan sebaiknya dipilih yang berada di sekitar kampus masing-masing," ujar Menteri Desa dalam pesan elektronik, Minggu (1/3/2015).
Program pemberdayaan PT bagi desa binaan, menurut dia, bentuknya bisa beragam. Salah satunya adalah program Kuliah Kerja Nyata (KKN). Program KKN terbukti telah berhasil mencetak sejumlah desa mandiri.
Contoh keberhasilan PT yang berhasil membena desa lewat program KKN, menurut Marwan, adalah yang telah dilakukan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB). Kampus tersebut telah berhasil membina 17 desa secara kontinu dan berhasil membuat desa tersebut memiliki nilai jual.
Sejumlah desa binaan IPB kini telah bisa menjadi pengekspor jambu terbanyak di Asia Tenggara. Sedangkan desa binaan di Nusa Tenggara Timur (NTT) telah menjadi desa wisata yang lumayan ramai dikunjungi wisatawan.
Menurut Marwan, semakin banyak desa mandiri yang muncul akan berdampak positif di sejumlah bidang. Di bidang kependudukan, misalnya, kehadiran desa mandiri akan mengurangi minat warga desa untuk berurbaniasi ke kota demi mencari pekerjaan.
Di sisi lain, mahasiswa yang terlibat dalam pembinaan desa juga mempunyai modal untuk selanjutnya bisa dikembangkan di desa tempat dia berasal.
"Dengan beberapa pengalamannya melakukan pembinaan desa, mahasiswa tidak akan canggung lagi ketika harus pulang ke desa dan menghadapi masyarakat desa," bebernya.
Berkaca dari hal itu, Kementerian Desa tengah menjajaki berbagai kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi untuk mengembangkan desa-desa dengan memanfaatkan para ahli dari berbagai kampus.
"Kita sudah mulai melakukan beberapa kerjasama dengan perguruan tinggi di Indonesia untuk melakukan pembinaan secara intensif terhadap pembangunan desa," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADF)