medcom.id, Bogor: Polres Bogor Kota terus menyelidiki kasus patahnya salah satu pohon di Kebun Raya Bogor yang menyebabkan 6 orang meninggal dunia dan 24 orang mengalami luka-luka. Di antaranya meminta keterangan dari pakar terkait anatomi pohon.
"Rencananya, Jumat atau Sabtu ini, kita minta bantuan saksi ahli atau pakar yang bisa menangani urusan masalah itu," kata Kasat Reskrim Bogor Kota Auliya R A Djabar, saat ditemui di kantornya, Jalan Raya Kedung Halang, Rabu (14/1/2015).
Keterangan ahli tersebut berguna untuk mengetahui penyebab patahnya pohon damar minyak bernama latin Agathis bornensis nahas itu. Dia mengatakan, patahan sekira 30 persen di bagian atas perlu penjelasan ilmiah.
Auliya masih enggan merinci lebih lanjut terkait kasus ini, lantaran masih dalam proses penyelidikan. Namun, yang jelas pihaknya terus mengumpulkan sejumlah barang bukti. Mulai dari meminta keterangan mulai dari pihak rumah sakit, para korban yang selamat, dan juga kepada manajemen Kebun Raya Bogor.
"Kita juga sedang memeriksa staf atau para pengawas Kebun Raya Bogor. Apakah pengawasan itu, berjalan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP-nya)," ungkap dia.
Auliya mengatakan bahwa bisa jadi ada indikasi pelanggaran pidana. Namun, semua itu menunggu hasil pemeriksaan. Rencananya, kesimpulannya sudah bisa dipublikasikan pada Senin (19/1).
Pada kesempatan berbeda, Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan (PKT) Kebun Raya Bogor, Didik Widyatmoko menegaskan, pihaknya setiap hari melakukan pemeriksaan dan pengecekan terhadap semua tumbuhan yang menjadi koleksi Kebun Raya Bogor.
Sementara pohon yang patah itu diakuinya bukan dari koleksi Kebun Raya Bogor. Menurut dia, pohon tersebut sebagai pengarah jalan atau tanda pembatas areal kebun. Kalaupun ada pemeriksaan, hanya sebatas visual saja.
Namun, setelah kejadian ini, mereka akan getol mengupayakan pengecekan semua pohon, secara intensif. Baik yang menjadi koleksi ataupun non koleksi. Khususnya pepohonan di dekat konsentrasi pengunjung.
Sebelumnya, 30 orang pengunjung yang merupakan Karyawan PT Asalta Mandiri Agung menjadi korban. Sekira pukul 10.00 WIB, Minggu (11/1) pohon damar menimpa karyawan yang sedang berada di bawah. Sebanyak 6 orang meninggal dunia, 5 orang dirawat di RS PMI, 1 orang dirawat di ICU RS Perta Medika, dan sisanya sudah pulang.
medcom.id, Bogor: Polres Bogor Kota terus menyelidiki kasus patahnya salah satu pohon di Kebun Raya Bogor yang menyebabkan 6 orang meninggal dunia dan 24 orang mengalami luka-luka. Di antaranya meminta keterangan dari pakar terkait anatomi pohon.
"Rencananya, Jumat atau Sabtu ini, kita minta bantuan saksi ahli atau pakar yang bisa menangani urusan masalah itu," kata Kasat Reskrim Bogor Kota Auliya R A Djabar, saat ditemui di kantornya, Jalan Raya Kedung Halang, Rabu (14/1/2015).
Keterangan ahli tersebut berguna untuk mengetahui penyebab patahnya pohon damar minyak bernama latin Agathis bornensis nahas itu. Dia mengatakan, patahan sekira 30 persen di bagian atas perlu penjelasan ilmiah.
Auliya masih enggan merinci lebih lanjut terkait kasus ini, lantaran masih dalam proses penyelidikan. Namun, yang jelas pihaknya terus mengumpulkan sejumlah barang bukti. Mulai dari meminta keterangan mulai dari pihak rumah sakit, para korban yang selamat, dan juga kepada manajemen Kebun Raya Bogor.
"Kita juga sedang memeriksa staf atau para pengawas Kebun Raya Bogor. Apakah pengawasan itu, berjalan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP-nya)," ungkap dia.
Auliya mengatakan bahwa bisa jadi ada indikasi pelanggaran pidana. Namun, semua itu menunggu hasil pemeriksaan. Rencananya, kesimpulannya sudah bisa dipublikasikan pada Senin (19/1).
Pada kesempatan berbeda, Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan (PKT) Kebun Raya Bogor, Didik Widyatmoko menegaskan, pihaknya setiap hari melakukan pemeriksaan dan pengecekan terhadap semua tumbuhan yang menjadi koleksi Kebun Raya Bogor.
Sementara pohon yang patah itu diakuinya bukan dari koleksi Kebun Raya Bogor. Menurut dia, pohon tersebut sebagai pengarah jalan atau tanda pembatas areal kebun. Kalaupun ada pemeriksaan, hanya sebatas visual saja.
Namun, setelah kejadian ini, mereka akan getol mengupayakan pengecekan semua pohon, secara intensif. Baik yang menjadi koleksi ataupun non koleksi. Khususnya pepohonan di dekat konsentrasi pengunjung.
Sebelumnya, 30 orang pengunjung yang merupakan Karyawan PT Asalta Mandiri Agung menjadi korban. Sekira pukul 10.00 WIB, Minggu (11/1) pohon damar menimpa karyawan yang sedang berada di bawah. Sebanyak 6 orang meninggal dunia, 5 orang dirawat di RS PMI, 1 orang dirawat di ICU RS Perta Medika, dan sisanya sudah pulang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)