medcom.id, Surabaya: Publik Surabaya juga ikut berbelasungkawa dengan musibah AirAsia QZ8501. Mereka turut memberi bantuan semampunya untuk meringankan kerja petugas di Crisis Center di Mapolda Jatim.
Beragam stand dibuka di markas yang terletak di Jalan Ahmad Yani, Surabaya, Jatim. Stand minuman kopi, mi instan, dan pijat ada di sana. Semua gratis.
Hal ini tak disia-siakan petugas yang malang melintang di sana. Beragam pelayanan dimanfaatkan petugas untuk sejenak melepaskan lelah. Maklum, sudah hampir tiga minggu mereka terus bertugas tanpa kenal lelah.
Pada Rabu (14/1/2015) siang, terlihat dua petugas Indonesian Automatic Fingerprints Identification System (Inafis) yang menikmati layanan dari pemijat tunanetra yang menjadi relawan di sana. Keduanya tampak menikmati belaian tangan sang pemijat.
Mata kedua petugas berseragam Inafis berwarna orange itu meram-melek petanda pijatan itu terasa benar di badannya. Tak banyak perlawanan yang diberikan tubuh mereka. Keduanya menuruti semua arahan ahli pijat.
Selama sekitar 10 menit aktivitas dijalani mereka. Usai dipijat, tampak wajah kedua petugas itu kembali segar. Mereka kemudian kembali masuk ke gedung posko ante mortem untuk kembali petugas. Kalau mengikuti bahasa anak muda, bisa dibilang "mungkin inafis lelah".
medcom.id, Surabaya: Publik Surabaya juga ikut berbelasungkawa dengan musibah AirAsia QZ8501. Mereka turut memberi bantuan semampunya untuk meringankan kerja petugas di Crisis Center di Mapolda Jatim.
Beragam stand dibuka di markas yang terletak di Jalan Ahmad Yani, Surabaya, Jatim. Stand minuman kopi, mi instan, dan pijat ada di sana. Semua gratis.
Hal ini tak disia-siakan petugas yang malang melintang di sana. Beragam pelayanan dimanfaatkan petugas untuk sejenak melepaskan lelah. Maklum, sudah hampir tiga minggu mereka terus bertugas tanpa kenal lelah.
Pada Rabu (14/1/2015) siang, terlihat dua petugas Indonesian Automatic Fingerprints Identification System (Inafis) yang menikmati layanan dari pemijat tunanetra yang menjadi relawan di sana. Keduanya tampak menikmati belaian tangan sang pemijat.
Mata kedua petugas berseragam Inafis berwarna orange itu meram-melek petanda pijatan itu terasa benar di badannya. Tak banyak perlawanan yang diberikan tubuh mereka. Keduanya menuruti semua arahan ahli pijat.
Selama sekitar 10 menit aktivitas dijalani mereka. Usai dipijat, tampak wajah kedua petugas itu kembali segar. Mereka kemudian kembali masuk ke gedung posko ante mortem untuk kembali petugas. Kalau mengikuti bahasa anak muda, bisa dibilang "mungkin inafis lelah".
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ICH)