"Kalau seandainya dananya cukup kami mau barcode memang, jadi semua orang bisa lihat," kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Rabu, 26 Agustus 2020.
Syahrul mengungkapkan pihaknya sering menemukan pendistribusian pupuk tidak sesuai. Sebab, tiap daerah memiliki kebutuhan pupuk yang berbeda.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Di pupuk itu ada kode tertentu, ini kalau warnanya gini harusnya ada di Kalimantan tidak boleh Sulawesi gitu," papar Syahrul.
Pemberian pupuk yang salah bisa merugikan petani. Kondisi ketahanan pangan juga bisa menurun bila petani salah menggunakan pupuk.
Syahrul menuturkan penggunaan barcode membuat pengiriman transparan. "Dan sudah saatnya semua harus transparan, semua harus bisa terkoreksi, yang ini hari kita bilang betul mungkin saja besok bisa salah," tutur Syahrul.
(Baca: Pandemi Covid-19, Mentan Jamin Ketersediaan Pupuk Bersubsidi)
(REN)