Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam apel kesiapan tim tracer dan vaksinator Polri di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis, 11 Februari 2021. Foto: Medcom.id/Siti Yona Hukmana
Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam apel kesiapan tim tracer dan vaksinator Polri di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis, 11 Februari 2021. Foto: Medcom.id/Siti Yona Hukmana

Menkes: Butuh 30 Tracer per 100 Ribu Penduduk

Siti Yona Hukmana • 11 Februari 2021 11:30
Jakarta: Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengaku membutuhkan banyak tenaga untuk bisa menjadi tracer atau pengusut kontak erat pasien covid-19 dan vaksinator. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tak bisa sendiri dalam menyiapkan sumber daya ini.
 
"Kali ini kami di Kementerian Kesehatan menyadari, untuk tracing dibutuhkan 30 tracer per 100 ribu penduduk dan harus tersebar di seluruh lokasi desa," kata Budi dalam apel kesiapan tim tracer dan vaksinator Polri di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis, 11 Februari 2021. 
 
Menurut dia, 80 ribu tracer dibutuhkan di seluruh desa di Indonesia. Dia tidak mempunyai petugas sebanyak itu. Personel sebanyak itu hanya dimiliki TNI-Polri. Budi akhirnya bekerja sama dengan TNI-Polri dalam strategi pengawasan atau inteligensi mengidentifikasi covid-19

"Musuhnya kita itu di mana-mana, dengan melibatkan minimal 80.000 tracer atau intel. Itu sebabnya kita dibantu, cuma intelnya bukan intel cari musuh manusia, intelnya cari musuh virus," ungkap Budi
 
Baca: Keputusan Pemerintah Memvaksinasi Wartawan Dinilai Tepat
 
Strategi lain yang diterapkan, yakni membunuh virus yang ada dalam tubuh manusia. Salah satunya dengan vaksinasi.  
 
"Nah sekarang vaksin ini harus diberikan ke 181 juta rakyat Indonesia. Kalau masing-masing disuntik dua kali, artinya mesti suntik 362 juta suntikan," ucap dia. 
 
Budi menyebut jika Presiden Joko Widodo menargetkan vaksinasi rampung dalam satu tahun, pemberian vaksin harus dilakukan kepada satu juta orang per hari. Dia mengakui tidak akan kuat melakukan itu sendiri. 
 
"Sekali lagi ini adalah perang di mana kita harus membunuh musuh, kita menggaet Bapak-bapak dari Polri dan TNI. Cuma bunuhnya enggak pakai pistol, tapi bunuhnya pakai jarum suntik," kata dia. 
 
Dia bersyukur mendengar personel TNI-Polri tidak takut suntik dan memiliki kemampuan menyuntik. Dengan demikian, mereka bisa membantu menjadi tracer dan vaksinator. 
 
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengerahkan 40.336 personel bhayangkara pembina keamanan dan ketertiban masyarakat (bhabibkamtibmas) untuk menjadi tracer deteksi dini covid-19 ke seluruh Indonesia. Sebanyak 13.500 personel tenaga kesehatan diperbantukan sebagai vaksinator. 
 
Sebanyak 900 orang telah dilatih menjadi vaksinator oleh Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) dan Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Kementerian Kesehatan. Sebanyak 12.600 personel lainnya dalam waktu dekat diberikan pelatihan serupa.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan