Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut sebagian besar wilayah Indonesia telah mengalami curah hujan tinggi. Hal ini diakibatkan adanya fenomena iklim la nina.
"La nina ini di wilayah Indonesia terdampak umumnya mencapai 40% dari curah hujan normal," ujar Kepala BMKG Dwikorita Kurniawati dalam diskusi virtual, Minggu, 10 Oktober 2020.
La nina merupakan peristiwa penurunan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian timur yang menyebabkan peningkatan kecepatan angin pasat timur yang bertiup di sepanjang Samudera Pasifik. Kondisi ini memicu curah hujan lebih tinggi di Indonesia.
Dwi memaparkan peningkatan curah hujan 40% akan melanda sebagian besar wilayah Indonesia pada September, Oktober, dan November. Wilayah yang aman dari kondisi yakni Sumatra dan sebagian Kalimantan.
Pada Desember 2020, Januari, dan Februari 2021 intensitas hujan tinggi bergeser ke arah ke Indonesia tengah dan utara. Wilayah yang terdampak yakni Kalimantan bagian timur, Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, dan Papua.
"Jadi mohon bapak-bapak badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) waspadai wilayah-wilayah provinsi yang akan mengalami dampak peningkatan curah jujan," jelas dia.
Baca: Antisipasi Bencana Belum Dianggap Penting oleh Sejumlah Pemda
BMKG dan pusat layanan iklim lainnya seperti NOAA (Amerika Serikat), BoM (Australia), JMA (Jepang) memperkirakan La Nina mulai meluruh pada Januari-Februari. Fenomena ini diramalkan berakhir sekitar Maret-April 2021.
Masyarakat juga diimbau memantau perkembangan informasi dari BMKG dengan memanfaatkan kanal media sosial infoBMKG. Warga juga dapat menghubungi kantor BMKG terdekat.
Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut sebagian besar wilayah Indonesia telah mengalami curah
hujan tinggi. Hal ini diakibatkan adanya fenomena iklim la nina.
"La nina ini di wilayah Indonesia terdampak umumnya mencapai 40% dari curah hujan normal," ujar Kepala BMKG Dwikorita Kurniawati dalam diskusi virtual, Minggu, 10 Oktober 2020.
La nina merupakan peristiwa penurunan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian timur yang menyebabkan peningkatan kecepatan angin pasat timur yang bertiup di sepanjang Samudera Pasifik. Kondisi ini memicu curah hujan lebih tinggi di Indonesia.
Dwi memaparkan peningkatan curah hujan 40% akan melanda sebagian besar wilayah Indonesia pada September, Oktober, dan November. Wilayah yang aman dari kondisi yakni Sumatra dan sebagian Kalimantan.
Pada Desember 2020, Januari, dan Februari 2021 intensitas hujan tinggi bergeser ke arah ke Indonesia tengah dan utara. Wilayah yang terdampak yakni Kalimantan bagian timur, Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, dan Papua.
"Jadi mohon bapak-bapak badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) waspadai wilayah-wilayah provinsi yang akan mengalami dampak peningkatan curah jujan," jelas dia.
Baca:
Antisipasi Bencana Belum Dianggap Penting oleh Sejumlah Pemda
BMKG dan pusat layanan iklim lainnya seperti NOAA (Amerika Serikat), BoM (Australia), JMA (Jepang) memperkirakan La Nina mulai meluruh pada Januari-Februari. Fenomena ini diramalkan berakhir sekitar Maret-April 2021.
Masyarakat juga diimbau memantau perkembangan informasi dari BMKG dengan memanfaatkan kanal media sosial infoBMKG. Warga juga dapat menghubungi kantor BMKG terdekat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)