Jakarta: Tokoh NU, Gus Miftah kini menjadi perbincangan usai pementasan wayang kulit di pesantrennya yang menuai polemik.
Dalam pementasan wayang tersebut, Gus Miftah berkolaborasi dengan dalang Ki Warseno Slank dan mereka menghadirkan karakter wayang kulit berpeci dan berjenggot yang dianggap penggambaran ustaz Khalid Basalamah.
Pertunjukan wayang tersebut juga dinilai jauh dari budaya luhur Jawa, karena karakter wayang berpeci dan berjenggot (Khalid) dihajar babak belur oleh wayang lain. Selain itu, sang dalang juga melontarkan kata-kata kasar saat adegan tersebut.
Akibat pentas wayang tersebut, Gus Miftah kini banjir hujatan di media sosial. Pasalnya, apa yang ditampilkan dalam pentas wayang sama sekali tidak mewakili kebijaksanaannya sebagai seorang ulama.
Menanggapi hal tersebut, Gus Miftah akhirnya memberikan klarifikasi. Menurut Gus Miftah, ia sama sekali tidak terlibat dalam isi cerita, karena hal itu merupakan ranah Ki Warseno Slank selaku dalang.
"Soal konten, atau lakon, atau atraksi di dalam pertunjukan wayang, itu merupakan domain dan wilayahnya dalang itu sendiri. Jadi isinya tentang apa, itu kita hanya dikasih lakonnya saja. Pertunjukannya seperti apa itu ya urusan dalang, bukan urusan saya dan saya tidak bisa intervensi itu. Itu sudah merupakan kebiasaan, bahwa atraksi panggung atau atraksi dalam pertunjukan wayang itu urusan dalang," kata Gus Miftah.
Pementasan wayang ini menjadi bentuk reaksi Gus Miftah yang tidak setuju dengan ceramah Khalid Basalamah yang meminta jemaahnya meninggalkan wayang dan menjadikan Islam sebagai tradisi.
Namun, viral di media sosial narasi yang menyebut Khalid mengharamkan wayang. Hal ini pun berujung pelaporan terhadap Khalid atas delik ujaran kebencian.
Jakarta: Tokoh NU,
Gus Miftah kini menjadi perbincangan usai pementasan
wayang kulit di pesantrennya yang menuai polemik.
Dalam pementasan wayang tersebut, Gus Miftah berkolaborasi dengan dalang Ki Warseno Slank dan mereka menghadirkan karakter wayang kulit berpeci dan berjenggot yang dianggap penggambaran ustaz Khalid Basalamah.
Pertunjukan wayang tersebut juga dinilai jauh dari budaya luhur Jawa, karena karakter wayang berpeci dan berjenggot (Khalid) dihajar babak belur oleh wayang lain. Selain itu, sang dalang juga melontarkan kata-kata kasar saat adegan tersebut.
Akibat pentas wayang tersebut, Gus Miftah kini banjir hujatan di media sosial. Pasalnya, apa yang ditampilkan dalam pentas wayang sama sekali tidak mewakili kebijaksanaannya sebagai seorang ulama.
Menanggapi hal tersebut, Gus Miftah akhirnya memberikan klarifikasi. Menurut Gus Miftah, ia sama sekali tidak terlibat dalam isi cerita, karena hal itu merupakan ranah Ki Warseno Slank selaku dalang.
"Soal konten, atau lakon, atau atraksi di dalam pertunjukan wayang, itu merupakan domain dan wilayahnya dalang itu sendiri. Jadi isinya tentang apa, itu kita hanya dikasih lakonnya saja. Pertunjukannya seperti apa itu ya urusan dalang, bukan urusan saya dan saya tidak bisa intervensi itu. Itu sudah merupakan kebiasaan, bahwa atraksi panggung atau atraksi dalam pertunjukan wayang itu urusan dalang," kata Gus Miftah.
Pementasan wayang ini menjadi bentuk reaksi Gus Miftah yang tidak setuju dengan ceramah Khalid Basalamah yang meminta jemaahnya meninggalkan wayang dan menjadikan Islam sebagai tradisi.
Namun, viral di media sosial narasi yang menyebut Khalid mengharamkan wayang. Hal ini pun berujung pelaporan terhadap Khalid atas delik ujaran kebencian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(PRI)