Jakarta: Percepatan vaksinasi covid-19 yang dilakukan pemerintah untuk melindungi masyarakat lanjut usia (lansia). Percepatan vaksinasi itu juga untuk mengurangi kedaluwarsa.
“Efektif untuk mengurangi fatalitas pada lansia dan juga efektif untuk mengurangi vaksin yang terbuang karena kedaluwarsa,” kata Ahli Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Iwan Ariawan, Jumat, 25 Februari 2022.
Menurut Iwan, pemerintah daerah (pemda) harus mencari penyebab cakupan vaksinasi lansia rendah di daerah masing-masing. Jika penyebabnya karena lansia sulit menjangkau sentra-sentara vaksinasi, maka pemda harus mengusahakan pemberian vaksin langsung ke rumah-rumah lansia tersebut.
Dia juga menilai masyarakat perlu selalu cek informasi yang meragukan terkait vaksinasi. “Ciri-ciri informasi hoaks, yakni pertama Informasinya cenderung berlebihan atau bombastis; kedua, tidak jelas sumber informasi tersebut; dan ketiga, cenderung menakut-nakuti atau bertentangan dengan program pemerintah atau menyalahkan pemerintah,” kata dia.
Anggota Komisi IX DPR Elva Hartati menilai kebijakan mempersingkat rentang waktu untuk mendapatkan booster bagi lansia menjadi tiga bulan sudah sangat tepat. Dia mengungkapkan, di banyak negara seperti Inggris, Korea Selatan, dan Thailand bahkan rentang waktu tiga bulan ini tidak hanya untuk lansia, tapi bagi semua orang.
"Kami memahami alasan pemerintah pentingnya memprioritaskan lansia agar segera mendapatkan booster mengingat mereka kelompok rentan," kata Elva.
Lebih lanjut dia mengatakan cakupan vaksinasi lansia baik primer dan booster masih rendah saat ini. Menurut dia, penyebabnya bukan hanya karena distribusi dan suplai vaksin.
"Tingkat penerimaan vaksinasi di kelompok lansia ini masih harus terus ditingkatkan melalui berbagai cara termasuk sosialisasi dan pendekatan kultural melalui para tokoh masyarakay, tokoh adat, dan tokoh agama," kata dia.
Baca: 365 Ribu Vaksin Covid-19 di Sumut Terbuang
Elva juga menilai pemda harus melakukan komunikasi yang strategis agar kelompok lansia ini mau untuk divaksin. “Door to door vaksinasi harus dilakukan karena keterbatasan gerak lansia dan jalur distribusi vaksin agar terus juga ditingkatkan,” tuturnya.
Kemudian, dia mengingatkan bahwa covid-19 ini nyata dan telah merenggut nyawa orang terdekat dan terkasih kita semua. Dia juga mengingatkan bahwa vaksinasi sudah terbukti mengurangi keparahan covid-19 yang dapat mencegah kematian.
“Ayo kita vaksin tidak hanya untuk melindungi diri kita sendiri tapi juga melindungi orang tua kita, anak-anak kita, dan orang sekitar kita. Dengan melakukan vaksinasi adalah cara kita melaksanakan kewajiban kita untuk sesama,” ujar dia.
Jakarta: Percepatan
vaksinasi covid-19 yang dilakukan pemerintah untuk melindungi masyarakat
lanjut usia (lansia). Percepatan vaksinasi itu juga untuk mengurangi
kedaluwarsa.
“Efektif untuk mengurangi fatalitas pada lansia dan juga efektif untuk mengurangi vaksin yang terbuang karena kedaluwarsa,” kata Ahli Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Iwan Ariawan, Jumat, 25 Februari 2022.
Menurut Iwan, pemerintah daerah (pemda) harus mencari penyebab cakupan vaksinasi lansia rendah di daerah masing-masing. Jika penyebabnya karena lansia sulit menjangkau sentra-sentara vaksinasi, maka pemda harus mengusahakan pemberian vaksin langsung ke rumah-rumah lansia tersebut.
Dia juga menilai masyarakat perlu selalu cek informasi yang meragukan terkait vaksinasi. “Ciri-ciri informasi hoaks, yakni pertama Informasinya cenderung berlebihan atau bombastis; kedua, tidak jelas sumber informasi tersebut; dan ketiga, cenderung menakut-nakuti atau bertentangan dengan program pemerintah atau menyalahkan pemerintah,” kata dia.
Anggota Komisi IX DPR Elva Hartati menilai kebijakan mempersingkat rentang waktu untuk mendapatkan booster bagi lansia menjadi tiga bulan sudah sangat tepat. Dia mengungkapkan, di banyak negara seperti Inggris, Korea Selatan, dan Thailand bahkan rentang waktu tiga bulan ini tidak hanya untuk lansia, tapi bagi semua orang.
"Kami memahami alasan pemerintah pentingnya memprioritaskan lansia agar segera mendapatkan booster mengingat mereka kelompok rentan," kata Elva.
Lebih lanjut dia mengatakan cakupan vaksinasi lansia baik primer dan booster masih rendah saat ini. Menurut dia, penyebabnya bukan hanya karena distribusi dan suplai vaksin.
"Tingkat penerimaan vaksinasi di kelompok lansia ini masih harus terus ditingkatkan melalui berbagai cara termasuk sosialisasi dan pendekatan kultural melalui para tokoh masyarakay, tokoh adat, dan tokoh agama," kata dia.
Baca:
365 Ribu Vaksin Covid-19 di Sumut Terbuang
Elva juga menilai pemda harus melakukan komunikasi yang strategis agar kelompok lansia ini mau untuk divaksin. “
Door to door vaksinasi harus dilakukan karena keterbatasan gerak lansia dan jalur distribusi vaksin agar terus juga ditingkatkan,” tuturnya.
Kemudian, dia mengingatkan bahwa covid-19 ini nyata dan telah merenggut nyawa orang terdekat dan terkasih kita semua. Dia juga mengingatkan bahwa vaksinasi sudah terbukti mengurangi keparahan covid-19 yang dapat mencegah kematian.
“Ayo kita vaksin tidak hanya untuk melindungi diri kita sendiri tapi juga melindungi orang tua kita, anak-anak kita, dan orang sekitar kita. Dengan melakukan vaksinasi adalah cara kita melaksanakan kewajiban kita untuk sesama,” ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)