medcom.id, Jakarta: Pengamat terorisme Al Chaidar menyebut program deradikalisasi yang digagas pemerintah sejak 2014 belum berhasil menekan aksi-aksi radikal yang berkaitan dengan terorisme. Terbukti, Yayat Cahdiyat, pelaku teror bom di Bandung kembali beraksi kendati sudah mengalami dinginnya jeruji besi.
"Ini mengidentifikasikan program deradikalisasi tidak berhasil pada Yayat. Saya melihat bahwa program deradikalisasi ini harus dievaluasi kalau pemerintah mau serius," kata Al Chaidar, dalam dialog Metro News, Selasa 28 Februari 2017.
Al Chaidar berpendapat, secara teoritik, seseorang bisa menjadi radikal lantaran pemahaman dan proses transformasi wacana yang diinternalisasikan oleh berbagai gerakan keagamaan dan terorisme. Adanya wacana ini membuat akar dan sel terorisme akan terus hidup, terlebih melalui media sosial yang sangat bebas tanpa batas.
"Nyawanya bisa hilang, tapi ideologinya terus berkembang dan enggak bisa mati," kaya.
Menurut Al Chaidar, kelemahan deradikalisasi yang diterapkan pemerintah ada pada kajiannya yang begitu singkat dan belum pernah diujicobakan. Sehingga dalam pelaksanaannya menemui banyak masalah dan tak efektif.
"Perlu ada program lain yang lebih teoritik berdasarkan kajian akademik yang mendalam dan kuat. Kuisioner saja sebelum diterapkan diujicobakan dulu," kata dia.
medcom.id, Jakarta: Pengamat terorisme Al Chaidar menyebut program deradikalisasi yang digagas pemerintah sejak 2014 belum berhasil menekan aksi-aksi radikal yang berkaitan dengan terorisme. Terbukti, Yayat Cahdiyat, pelaku teror bom di Bandung kembali beraksi kendati sudah mengalami dinginnya jeruji besi.
"Ini mengidentifikasikan program deradikalisasi tidak berhasil pada Yayat. Saya melihat bahwa program deradikalisasi ini harus dievaluasi kalau pemerintah mau serius," kata Al Chaidar, dalam dialog
Metro News, Selasa 28 Februari 2017.
Al Chaidar berpendapat, secara teoritik, seseorang bisa menjadi radikal lantaran pemahaman dan proses transformasi wacana yang diinternalisasikan oleh berbagai gerakan keagamaan dan terorisme. Adanya wacana ini membuat akar dan sel terorisme akan terus hidup, terlebih melalui media sosial yang sangat bebas tanpa batas.
"Nyawanya bisa hilang, tapi ideologinya terus berkembang dan enggak bisa mati," kaya.
Menurut Al Chaidar, kelemahan deradikalisasi yang diterapkan pemerintah ada pada kajiannya yang begitu singkat dan belum pernah diujicobakan. Sehingga dalam pelaksanaannya menemui banyak masalah dan tak efektif.
"Perlu ada program lain yang lebih teoritik berdasarkan kajian akademik yang mendalam dan kuat. Kuisioner saja sebelum diterapkan diujicobakan dulu," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)