Ilustrasi gerhana matahari. Foto: Space.com
Ilustrasi gerhana matahari. Foto: Space.com

Menatap Gerhana Matahari dengan Mata Telanjang Bisa Bikin Buta, Ini Faktanya

Adri Prima • 25 Oktober 2022 14:33
Jakarta: Gerhana matahari sebagian atau parsial akan terjadi pada hari ini, 25 Oktober 2022. Dilansir dari AkuPintar, gerhana matahari adalah peristiwa terhalangnya sinar matahari oleh bulan sehingga sebagian tempat di bumi tidak memperoleh cahaya matahari. 
 
Gerhana jenis ini terjadi pada siang hari dan pada saat bulan berada pada fase bulan baru serta terjadi apabila matahari – bulan – bumi berada dalam satu garis lurus. Gerhana matahari sebagian terjadi apabila bumi masuk pada penumbra bulan. Penumbra adalah daerah bayang-bayang bumi yang tidak terlalu gelap.
 
Momen gerhana puncak 25 Oktober 2022  akan terjadi pada pukul 18.00 WIB. Pada momen ini, 82 persen matahari terhalangi karena bulan dan bintang tidak akan sejajar sempurna dengan bumi seperti saat gerhana matahari total.

Meski jarak matahari dengan bumi sangat jauh, sekitar 150 km, ternyata melihat gerhana matahari dengan mata telanjang menimbulkan risiko. 
 
Ada beberapa penjelasan kenapa kita tidak bisa dan tidak boleh menatap matahari langsung. Sederhananya, menatap matahari dalam keadaan normal memang sangat sulit karena sinarnya yang terlalu terang dan menyilaukan. Mata manusia normalnya tidak akan kuat menatap cahaya menyilaukan.
 
Tak hanya itu, sinar UV merupakan jenis sinar matahari yang paling berpotensi merusak mata, terutama bila dipantulkan pasir, salju atau air. Kornea (lapisan terluar mata yang transparan) akan melepuh dan retak akibat paparan sinar UV berlebih. 

Risiko menatap gerhana matahari dengan mata telanjang


Dirangkum dari beragam sumber, menatap gerhana matahari tidak jauh berbeda dengan menatap matahari pada hari biasa. 
 
Perbedaannya adalah saat gerhana suasananya lebih teduh. Justru hal ini menurunkan kewaspadaan diri sehingga kita lupa untuk melindungi mata dan malah berlama-lama menatap ke angkasa.
 
Pupil juga otomatis melebar ketika memandang langit yang mendung. Tanpa disadari, ini dapat meningkatkan jumlah radiasi sinar UV yang sampai ke retina dan membuat Anda lebih rentan mengalami kerusakan pada retina.
 
Gerhana matahari tidak pernah aman untuk dilihat dengan mata telanjang, baik itu gerhana sebagian, sabit, cincin, total, atau fase dari sebagian hingga total. 
 
Menatap Gerhana Matahari dengan Mata Telanjang Bisa Bikin Buta, Ini Faktanya
 
Bahkan ketika hampir 99% permukaan matahari gelap tertutupi bulan, secerah kecil cincin tipis sinar matahari yang menyembul dari balik bulan masih memancarkan sinar UV yang dapat membakar mata Anda. Efeknya akan sama saja seperti ketika Anda memelototi matahari langsung.
 
Kerusakan retina dan makula pun bisa terjadi. Retina merupakan jaringan di bagian belakang mata untuk menampilkan gambar ke otak. Retina merupakan bagian mata yang amat sensitif terhadap cahaya.
 
Pada keadaan normalnya, pupil mata akan mengecil saat terkena cahaya terang, tapi jumlah cahaya yang masuk ke mata terkonsentrasi pada jaringan makula. 

Merusak retina dan menyebabkan kebutaan


Paparan sinar UV yang berlebihan akibat menatap gerhana matahari dengan mata telanjang kemudian membakar dan menghancurkan sel-sel di retina.
 
Alhasil, ini dapat menimbulkan kebutaan yang juga dikenal dengan kondisi retinopati matahari. Kerusakan ini bisa bersifat sementara atau permanen dan terjadi tanpa rasa sakit.
 
Biasanya, dampaknya baru muncul beberapa jam hingga beberapa hari setelah melihat gerhana matahari. Dilansir dari Hallosehat, hingga saat ini ada lebih dari 100 kasus kerusakan mata serius dan permanen yang disebabkan karena orang-orang terlalu lama menatap gerhana matahari.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(PRI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan