Ilustrasi jemaah calon haji. (Foto: MI/Adam Dwi)
Ilustrasi jemaah calon haji. (Foto: MI/Adam Dwi)

Sekelumit Kisah Calon Haji Menuju Tanah Suci

28 Juli 2017 16:44
medcom.id, Jakarta: Panggilan Allah ke Tanah Suci bisa sampai kepada siapa saja. Tak harus mereka yang berkantong tebal, sehat jasmani dan memiliki banyak kelebihan lain sebagai manusia.
 
Begitulah yang dialami Mansyur. Pria berusia lanjut asal Banjarnegara, Jawa Tengah, yang tak memiliki banyak harta ini akhirnya dipanggil ke rumah Allah untuk melaksanakan rukun Islam kelima.
 
Fisiknya mungkin tak sempurna, usianya memang tak lagi muda, tetapi niat dan tekadnya yang besar mengantarkannya sampai ke Tanah Suci. 

Selama 27 tahun Mansyur mengumpulkan sedikit demi sedikit jerih payah yang ia hasilkan dari menjahit. Kini, bayangan Kakbah sudah terbayang di pelupuk mata.  
 
"Saya ingin sekali pergi haji. Tapi karena keterbatasan fisik dan dana saya hanya mampu mengumpulkan sedikit demi sedikit uang untuk ke sana," ujarnya dengan terisak, tak mampu menahan haru dan bahagia. 
 
Dengan keterbatasan yang ia miliki, Mansyur tak menyangka akhirnya Ia bisa menunaikan ibadah haji. Perasaan bahagia dan haru campuraduk dirasakan Mansyur.
 
Niatnya tak muluk-muluk, hanya ingin berdoa di depan kakbah, meminta agar Allah mengampuni dosa-dosanya, dilancarkan jalan ibadahnya, dan dijadikan haji yang mabrur.
 
"Saya pasrah saja kepada Yang Maha Kuasa. Yang penting diampuni segala dosa, bisa melaksanakan rukun, syarat, dan sunah dan bisa jadi haji mabrur," doanya.
 
Kisah serupa pun dialami oleh Nono Siswanto. Keterbatasan biaya tak menyurutkan niatnya untuk berangkat ke Tanah Suci. Sudah 7 tahun Ia mengumpulkan dana dari hasil mengayuh becak agar bisa mengunjungi rumah Allah.
 
Sehari-hari Nono mengayuh becak di sekitar pesantren Cipasung, Tasikmalaya, Jawa Barat. Penghasilannya dari menarik becak tak menentu, kadang ia hanya mendapatkan Rp20 ribu, paling banyak hanya sampai Rp50 ribu dalam sehari.
 
Sebelum mengantarkan para penumpang ke Pasar Singaparna, Nono biasanya terlebih dulu mengantarkan anak-anaknya ke sekolah.
 
"Sangat bahagia campur sedih. Kami berdua berusaha dari nol," ungkapnya.
 
Nono tak sendiri, ia mengajak serta istrinya dan akan berangkat ke Tanah Suci pada 24 Agustus 2017 bersama kloter 92 Kabupaten Tasikmalaya. (Newsline)
 


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan