Jakarta: Dalam upaya menjaga kesehatan jantung, hal yang terlintas di benak banyak orang adalah dengan rajin olahraga, pola makan sehat, atau menghindari merokok. Namun, siapa sangka, kesehatan mulut, khususnya kondisi gigi berlubang juga memiliki kaitan erat dengan kesehatan jantung?
Meski terdengar seperti mitos, sejumlah penelitian mulai mengungkap bahwa bakteri penyebab kerusakan gigi dan penyakit gusi bisa berkontribusi pada gangguan jantung serius, seperti serangan jantung dan stroke.
Menurut informasi dari health.harvard.edu, beberapa penelitian mengungkapkan adanya kaitan antara kesehatan gigi, terutama penyakit gusi, dengan risiko gangguan jantung. Penyakit gusi, atau dikenal sebagai penyakit periodontal, merupakan infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri pada plak gigi.
Jika tidak ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan peradangan pada gusi (gingivitis), kerusakan tulang penyangga gigi (periodontitis), bahkan kehilangan gigi.
Bakteri penyebab penyakit gusi dapat masuk ke dalam aliran darah, menyebabkan peradangan pada pembuluh darah. Peradangan ini dikenal sebagai aterosklerosis dan dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya serangan jantung serta stroke.
Selain itu, peradangan kronis akibat penyakit gusi juga berkontribusi pada kerusakan pembuluh darah di seluruh tubuh, termasuk jantung.
Perlu dipahami bahwa hubungan ini lebih bersifat korelatif daripada kausal. Dengan kata lain, penyakit gusi tidak secara langsung memicu penyakit jantung, tetapi keduanya dipengaruhi oleh faktor risiko yang serupa, seperti kebiasaan merokok, diabetes, dan pola makan yang kurang sehat.
Gigi berlubang dan risiko penyakit jantung
Kerusakan gigi, seperti gigi bolong atau berlubang, juga dikaitkan dengan kesehatan jantung. Sama seperti penyakit gusi, bakteri dari gigi yang rusak dapat memasuki aliran darah dan memicu peradangan. Kondisi ini meningkatkan kemungkinan terbentuknya plak di pembuluh darah, yang berpotensi memicu serangan jantung atau stroke.
Namun, menurut penelitian, hubungan ini sering kali dipengaruhi oleh faktor lain seperti kebiasaan merokok, kurangnya akses ke pelayanan kesehatan, atau gaya hidup yang tidak sehat.
Sebagai contoh, studi tahun 2018 menemukan bahwa setelah memperhitungkan kebiasaan merokok, hubungan antara kehilangan gigi dan penyakit jantung menjadi tidak signifikan.
Cara menjaga kesehatan gigi
Kesehatan gigi yang baik tidak hanya membantu mencegah masalah mulut, tetapi juga mendukung kesehatan tubuh secara keseluruhan, termasuk jantung. Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan:
1. Sikat gigi dua kali sehari menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride.
2. Gunakan benang gigi untuk membersihkan sela-sela gigi.
3. Batasi konsumsi makanan manis dan bertepung yang bisa merusak gigi.
4. Berhenti merokok dan produk tembakau lainnya.
5. Lakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi untuk membersihkan karang gigi dan mendeteksi masalah lebih awal.
Kesimpulannya, anggapan bahwa gigi bolong langsung menyebabkan penyakit jantung tidak sepenuhnya benar. Meski tidak ada bukti kuat bahwa penyakit gigi secara langsung menyebabkan penyakit jantung, hubungan keduanya tetap relevan.
Kesehatan mulut yang buruk dapat menjadi faktor pendukung berbagai masalah kesehatan lainnya, termasuk jantung. Menjaga kesehatan gigi dan mulut adalah langkah awal yang penting untuk mendukung kesehatan tubuh secara menyeluruh.
(Nithania Septianingsih)
Jakarta: Dalam upaya menjaga
kesehatan jantung, hal yang terlintas di benak banyak orang adalah dengan rajin olahraga, pola makan sehat, atau menghindari merokok. Namun, siapa sangka, kesehatan mulut, khususnya kondisi
gigi berlubang juga memiliki kaitan erat dengan kesehatan jantung?
Meski terdengar seperti mitos, sejumlah penelitian mulai mengungkap bahwa bakteri penyebab kerusakan gigi dan penyakit gusi bisa berkontribusi pada gangguan jantung serius, seperti serangan jantung dan stroke.
Menurut informasi dari
health.harvard.edu, beberapa penelitian mengungkapkan adanya kaitan antara kesehatan gigi, terutama penyakit gusi, dengan risiko gangguan jantung. Penyakit gusi, atau dikenal sebagai penyakit periodontal, merupakan infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri pada plak gigi.
Jika tidak ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan peradangan pada gusi (gingivitis), kerusakan tulang penyangga gigi (periodontitis), bahkan kehilangan gigi.
Bakteri penyebab penyakit gusi dapat masuk ke dalam aliran darah, menyebabkan peradangan pada pembuluh darah. Peradangan ini dikenal sebagai aterosklerosis dan dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya serangan jantung serta stroke.
Selain itu, peradangan kronis akibat penyakit gusi juga berkontribusi pada kerusakan pembuluh darah di seluruh tubuh, termasuk jantung.
Perlu dipahami bahwa hubungan ini lebih bersifat korelatif daripada kausal. Dengan kata lain, penyakit gusi tidak secara langsung memicu penyakit jantung, tetapi keduanya dipengaruhi oleh faktor risiko yang serupa, seperti kebiasaan merokok, diabetes, dan pola makan yang kurang sehat.
Gigi berlubang dan risiko penyakit jantung
Kerusakan gigi, seperti gigi bolong atau berlubang, juga dikaitkan dengan kesehatan jantung. Sama seperti penyakit gusi, bakteri dari gigi yang rusak dapat memasuki aliran darah dan memicu peradangan. Kondisi ini meningkatkan kemungkinan terbentuknya plak di pembuluh darah, yang berpotensi memicu serangan jantung atau stroke.
Namun, menurut penelitian, hubungan ini sering kali dipengaruhi oleh faktor lain seperti kebiasaan merokok, kurangnya akses ke pelayanan kesehatan, atau gaya hidup yang tidak sehat.
Sebagai contoh, studi tahun 2018 menemukan bahwa setelah memperhitungkan kebiasaan merokok, hubungan antara kehilangan gigi dan penyakit jantung menjadi tidak signifikan.
Cara menjaga kesehatan gigi
Kesehatan gigi yang baik tidak hanya membantu mencegah masalah mulut, tetapi juga mendukung kesehatan tubuh secara keseluruhan, termasuk jantung. Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan:
1. Sikat gigi dua kali sehari menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride.
2. Gunakan benang gigi untuk membersihkan sela-sela gigi.
3. Batasi konsumsi makanan manis dan bertepung yang bisa merusak gigi.
4. Berhenti merokok dan produk tembakau lainnya.
5. Lakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi untuk membersihkan karang gigi dan mendeteksi masalah lebih awal.
Kesimpulannya, anggapan bahwa gigi bolong langsung menyebabkan penyakit jantung tidak sepenuhnya benar. Meski tidak ada bukti kuat bahwa penyakit gigi secara langsung menyebabkan penyakit jantung, hubungan keduanya tetap relevan.
Kesehatan mulut yang buruk dapat menjadi faktor pendukung berbagai masalah kesehatan lainnya, termasuk jantung. Menjaga kesehatan gigi dan mulut adalah langkah awal yang penting untuk mendukung kesehatan tubuh secara menyeluruh.
(Nithania Septianingsih) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(PRI)