Jakarta: Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi mempertanyakan urgensinya revitalisasi Monas. Menurutnya, pembangunan Plaza Selatan Monas tak sesuai dengan kondisi saat ini.
"Cukup aneh bagi saya karena di saat dunia sedang berlomba-lomba melakukan penghijauan, ini kok malah melakukan penebangan," ujar dia saat dihubungi, Senin, 20 Januari 2020.
Politikus PDI Perjuangan ini menyayangkan hal tersebut karena pohon-pohon di Monas berukuran besar dan butuh puluhan tahun untuk menanamnya. Lagipula, menurut dia, Monas adalah cagar budaya sehingga tak bisa sembarangan direvitalisasi.
"Makanya perlu ditinjau lagi konsep, kajian, dan rencana induknya seperti apa," tambah dia.
Ia berencana memanggil Pemprov yang bersangkutan, yaitu Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan (Citata). "Saya akan minta Komisi D untuk memanggil SKPD terkait," tambah dia.
Terkait anggaran revitalisasi, Pras mengaku sudah tahu tetapi berhubungan dengan pelaksanaan Formula E. Jadi bukan soal tebang menebang pohon.
"Bukan untuk tebang-tebang pohon begitu, tapi bagaimana pengaspalan, pengalihan sejumlah ruas jalan untuk trek yang akan menjadi perlintasan," terang dia.
Namun, jika Pemprov berdalih revitalisasi untuk penambahan Ruang Terbuka Hijau (RTH), ia sanksi. "Bukannya malah mubazir, kalau saya bilang sih mubazir karena ini uang rakyat, yang saat ini lagi takut-takutnya nih sama banjir," simpul dia.
Jakarta: Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi mempertanyakan urgensinya revitalisasi Monas. Menurutnya, pembangunan Plaza Selatan Monas tak sesuai dengan kondisi saat ini.
"Cukup aneh bagi saya karena di saat dunia sedang berlomba-lomba melakukan penghijauan, ini kok malah melakukan penebangan," ujar dia saat dihubungi, Senin, 20 Januari 2020.
Politikus PDI Perjuangan ini menyayangkan hal tersebut karena pohon-pohon di Monas berukuran besar dan butuh puluhan tahun untuk menanamnya. Lagipula, menurut dia, Monas adalah cagar budaya sehingga tak bisa sembarangan direvitalisasi.
"Makanya perlu ditinjau lagi konsep, kajian, dan rencana induknya seperti apa," tambah dia.
Ia berencana memanggil Pemprov yang bersangkutan, yaitu Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan (Citata). "Saya akan minta Komisi D untuk memanggil SKPD terkait," tambah dia.
Terkait anggaran revitalisasi, Pras mengaku sudah tahu tetapi berhubungan dengan pelaksanaan Formula E. Jadi bukan soal tebang menebang pohon.
"Bukan untuk tebang-tebang pohon begitu, tapi bagaimana pengaspalan, pengalihan sejumlah ruas jalan untuk trek yang akan menjadi perlintasan," terang dia.
Namun, jika Pemprov berdalih revitalisasi untuk penambahan Ruang Terbuka Hijau (RTH), ia sanksi. "Bukannya malah mubazir, kalau saya bilang sih mubazir karena ini uang rakyat, yang saat ini lagi takut-takutnya nih sama banjir," simpul dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(NUR)