Jakarta: Sejarawan yang tergabung dalam tokoh intelektual suku Pakpak menekankan pentingnya merekonstruksi sejarah Suku Pakpak. salah satu suku tertua di Pulau Sumatera.
Tokoh intelektual suku Pakpak Yade Setiawan Ujung mengatakan,Suku Pakpak merupakan salah satu suku tertua yang mendiami wilayah Dairi, Pakpak Bharat, Humbang Hasundutan, dan Tapanuli Tengah di Sumatera Utara, serta sebagian wilayah Aceh Singkil dan Subulussalam di Aceh.
"Sebelum ada kebudayaan-kebudayaan besar di Indonesia, Suku Pakpak telah memiliki peradaban yang maju," kata Yade Setiawan.
Dia menyebut kemajuan peradaban Suku Pakpak dipengaruhi Kota Barus yang diyakini sebagai daerah awal penyebaran Suku Pakpak. Wilayah itu merupakan salah satu pelabuhan internasional yang menjadi pusat perdagangan produk komoditi daerah Pakpak, seperti kapur barus dan kemenyan untuk dikirim ke berbagai negara.
Terbentuknya peradaban masyarakat Pakpak mulai dari migrasi, berdagang kapur barus dan kemenyan, menghasilkan proses panjang nilai sejarah dan budaya yang kaya.
"Hal ini menjadi faktor utama 'Forum Intelektual Suku Pakpak' untuk melakukan berbagai upaya menjaga kearifan budaya masyarakat Pakpak," kata Yade.
Forum Intelektual Suku Pakpak dibentuk untuk memperkuat identitas dan jati diri masyarakat Pakpak melalui pengembangan kebudayaan dan peradaban yang maju, dinamis, dan demokratis.
Dalam menghadapi era disrupsi budaya karena modernisasi dan globalisasi, Forum Intelektual Suku Pakpak berusaha menghidupkan kembali dan mempertahankan sejarah dan kebudayaan suku Pakpak.
Dalam upaya melestarikan identitas budaya suku Pakpak, Forum Intelektual Suku Pakpak mencanangkan program penulisan buku 'Rekonstruksi Sejarah Suku Pakpak' dan 'Reinventing Budaya Pakpak".
Buku pertama akan membahas sejarah suku Pakpak mulai dari asal usul, pembentukan peradaban, kehidupan pada masa kolonialisme, proses migrasi hingga fenomena marginalisasi orang Pakpak.
Sementara itu, buku 'Reinventing Budaya Pakpak' akan memperkenalkan berbagai kebudayaan Pakpak mulai dari tradisi lisan, adat istiadat Sulang Silima, ritus, perkembangan pengetahuan dan teknologi tradisional, kesenian, bahasa dan aksara, hingga permainan rakyat dan olahraga khas masyarakat Pakpak.
"Kita akan bentuk Dewan Adat Pakpak untuk memperkuat pelestarian sejarah dan budaya," katanya.
Dewan Adat diharapkan mampu menjadi solusi dalam menyikapi perubahan budaya dan memperkokoh masyarakat Pakpak di tengah era disintegrasi budaya, terutama dalam mempertahankan adat dan kebudayaan suku Pakpak kepada generasi muda.
"Dewan Adat berperan sebagai jembatan antara pemerintah dan masyarakat adat dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat adat dengan tetap mempertahankan nilai-nilai adat yang positif. Dewan ini akan diisi perwakilan Sulang Silima marga-marga suku Pakpak," ujarnya.
Upaya pelestarian juga diwujudkan dengan membangun rumah adat Sapo Jojong Pakpak Silima Suak di TMII Jakarta. Sapo Jojong, merupakan simbol kebanggaan Suku Pakpak.Rumah itu akan dilengkapi dengan virtual museum yang memperkenalkan sejarah dan budaya Pakpak secara interaktif.
"Sapo Jojong Pakpak Silima Suak menyediakan gerai UMKM khas masyarakat Pakpak yang akan menampilkan kerajinan, kuliner, hingga produk unggulan masyarakat Pakpak berbasis kafur dan kemenyan," kata Yade Setiawan Ujung.
Jakarta: Sejarawan yang tergabung dalam tokoh intelektual suku Pakpak menekankan pentingnya merekonstruksi sejarah Suku Pakpak. salah satu suku tertua di Pulau Sumatera.
Tokoh intelektual suku Pakpak Yade Setiawan Ujung mengatakan,Suku Pakpak merupakan salah satu suku tertua yang mendiami wilayah Dairi, Pakpak Bharat, Humbang Hasundutan, dan Tapanuli Tengah di Sumatera Utara, serta sebagian wilayah Aceh Singkil dan Subulussalam di Aceh.
"Sebelum ada kebudayaan-kebudayaan besar di Indonesia, Suku Pakpak telah memiliki peradaban yang maju," kata Yade Setiawan.
Dia menyebut kemajuan peradaban Suku Pakpak dipengaruhi Kota Barus yang diyakini sebagai daerah awal penyebaran Suku Pakpak. Wilayah itu merupakan salah satu pelabuhan internasional yang menjadi pusat perdagangan produk komoditi daerah Pakpak, seperti kapur barus dan kemenyan untuk dikirim ke berbagai negara.
Terbentuknya peradaban masyarakat Pakpak mulai dari migrasi, berdagang kapur barus dan kemenyan, menghasilkan proses panjang nilai sejarah dan budaya yang kaya.
"Hal ini menjadi faktor utama 'Forum Intelektual Suku Pakpak' untuk melakukan berbagai upaya menjaga kearifan budaya masyarakat Pakpak," kata Yade.
Forum Intelektual Suku Pakpak dibentuk untuk memperkuat identitas dan jati diri masyarakat Pakpak melalui pengembangan kebudayaan dan peradaban yang maju, dinamis, dan demokratis.
Dalam menghadapi era disrupsi budaya karena modernisasi dan globalisasi, Forum Intelektual Suku Pakpak berusaha menghidupkan kembali dan mempertahankan sejarah dan kebudayaan suku Pakpak.
Dalam upaya melestarikan identitas budaya suku Pakpak, Forum Intelektual Suku Pakpak mencanangkan program penulisan buku 'Rekonstruksi Sejarah Suku Pakpak' dan 'Reinventing Budaya Pakpak".
Buku pertama akan membahas sejarah suku Pakpak mulai dari asal usul, pembentukan peradaban, kehidupan pada masa kolonialisme, proses migrasi hingga fenomena marginalisasi orang Pakpak.
Sementara itu, buku 'Reinventing Budaya Pakpak' akan memperkenalkan berbagai kebudayaan Pakpak mulai dari tradisi lisan, adat istiadat Sulang Silima, ritus, perkembangan pengetahuan dan teknologi tradisional, kesenian, bahasa dan aksara, hingga permainan rakyat dan olahraga khas masyarakat Pakpak.
"Kita akan bentuk Dewan Adat Pakpak untuk memperkuat pelestarian sejarah dan budaya," katanya.
Dewan Adat diharapkan mampu menjadi solusi dalam menyikapi perubahan budaya dan memperkokoh masyarakat Pakpak di tengah era disintegrasi budaya, terutama dalam mempertahankan adat dan kebudayaan suku Pakpak kepada generasi muda.
"Dewan Adat berperan sebagai jembatan antara pemerintah dan masyarakat adat dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat adat dengan tetap mempertahankan nilai-nilai adat yang positif. Dewan ini akan diisi perwakilan Sulang Silima marga-marga suku Pakpak," ujarnya.
Upaya pelestarian juga diwujudkan dengan membangun rumah adat Sapo Jojong Pakpak Silima Suak di TMII Jakarta. Sapo Jojong, merupakan simbol kebanggaan Suku Pakpak.Rumah itu akan dilengkapi dengan virtual museum yang memperkenalkan sejarah dan budaya Pakpak secara interaktif.
"Sapo Jojong Pakpak Silima Suak menyediakan gerai UMKM khas masyarakat Pakpak yang akan menampilkan kerajinan, kuliner, hingga produk unggulan masyarakat Pakpak berbasis kafur dan kemenyan," kata Yade Setiawan Ujung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(FZN)