Jakarta: Umat Kristiani tengah bersiap memperingati kematian Yesus Kristus dalam perayaan Jumat Agung yang jatuh pada Jumat, 29 Maret 2024.
Jumat Agung sendiri merupakan peringatan penyaliban Yesus Kristus di bukit Golgota atau bisa dikatakan sebagai pengenangan sengsara Tuhan yaitu pada peristiwa salib.
Jumat Agung melambangkan kesedihan dan kedukaan umat Kristen dan menggambarkan kekosongan hati karena 'Sang Mempelai telah diambil'.
Dalam kalender masehi, peristiwa ini selalu dirayakan setiap hari Jumat sebelum minggu Paskah. Biasanya pada perayaan Jumat Agung, suasana hening mewarnai hari Jumat Agung. Suasana tersebut untuk menggambarkan kesedihan yang dialami gereja bersama Kristus yang menderita dan menyerahkan diri untuk kita manusia berdosa.
Pada titik inilah lambang salib memiliki makna lebih mulia ketimbang sekadar lambang kematian. Salib adalah lambang cinta dan pengharapan. Tak kalah penting, kita dapat belajar berkorban bagi sesama dengan cinta kasih yang Tuhan ajarkan.
Berikut ini makna Jumat Agung bagi umat kristiani:
1. Pengampunan dari Tuhan
Makna Jumat Agung yang pertama adalah mengajarkan kepada semua umat kristiani bahwa terdapat pengampunan dari Tuhan. Dengan penyaliban Yesus Kristus, Tuhan memperlihatkan kecintaannya pada semua umat kristiani dengan mengampuni dosa mereka.
Bahkan, Yesus saat masih hidup menunjukkan betapa pentingnya kasih bagi kehidupan. Ia selalu menolong dan mengasihi orang orang di sekitarnya. Ketika Ia menderita, Yesus meminta Allah Bapa untuk mengampuni orang yang bersalah tersebut.
2. Penderitaan bukan akhir dari sebuah cerita
Makna jumat agung berikutnya adalah penderitaan bukanlah akhir dari sebuah cerita. Setiap orang pasti memiliki beban dan penderitaannya masing masing.
Siapa saja yang ingin mengikuti Yesus Kristus, juga harus siap memikul salibnya atau beban dan penderitaannya. Dengan memperingati hari Jumat Agung dengan berjuang dan menganggap penderitaan bukanlah akhir cerita, namun hanya awal perjalanan, maka Anda akan lebih memaknai hidup.
3. Sebagai momen membangun mentalitas pemenang
Makna ketiga dari Jumat Agung adalah sebagai momen membangun mentalitas pemenang. Diartikan pula bahwa hidup semua orang penuh dengan berbagai tantangan dan halangan. Seseorang hanya akan dikatakan sebagai pemenang apabila ia berhasil melewati tantangan atau halangan tersebut. Dengan melewati tantangan dan halangan tersebut, seseorang bisa menuju ke tingkat selanjutnya dalam hidupnya.
Jakarta: Umat Kristiani tengah bersiap memperingati kematian
Yesus Kristus dalam perayaan
Jumat Agung yang jatuh pada Jumat, 29 Maret 2024.
Jumat Agung sendiri merupakan peringatan penyaliban Yesus Kristus di bukit Golgota atau bisa dikatakan sebagai pengenangan sengsara Tuhan yaitu pada peristiwa salib.
Jumat Agung melambangkan kesedihan dan kedukaan umat Kristen dan menggambarkan kekosongan hati karena 'Sang Mempelai telah diambil'.
Dalam kalender masehi, peristiwa ini selalu dirayakan setiap hari Jumat sebelum minggu Paskah. Biasanya pada perayaan Jumat Agung, suasana hening mewarnai hari Jumat Agung. Suasana tersebut untuk menggambarkan kesedihan yang dialami gereja bersama Kristus yang menderita dan menyerahkan diri untuk kita manusia berdosa.
Pada titik inilah lambang salib memiliki makna lebih mulia ketimbang sekadar lambang kematian. Salib adalah lambang cinta dan pengharapan. Tak kalah penting, kita dapat belajar berkorban bagi sesama dengan cinta kasih yang Tuhan ajarkan.
Berikut ini makna Jumat Agung bagi umat kristiani:
1. Pengampunan dari Tuhan
Makna Jumat Agung yang pertama adalah mengajarkan kepada semua umat kristiani bahwa terdapat pengampunan dari Tuhan. Dengan penyaliban Yesus Kristus, Tuhan memperlihatkan kecintaannya pada semua umat kristiani dengan mengampuni dosa mereka.
Bahkan, Yesus saat masih hidup menunjukkan betapa pentingnya kasih bagi kehidupan. Ia selalu menolong dan mengasihi orang orang di sekitarnya. Ketika Ia menderita, Yesus meminta Allah Bapa untuk mengampuni orang yang bersalah tersebut.
2. Penderitaan bukan akhir dari sebuah cerita
Makna jumat agung berikutnya adalah penderitaan bukanlah akhir dari sebuah cerita. Setiap orang pasti memiliki beban dan penderitaannya masing masing.
Siapa saja yang ingin mengikuti Yesus Kristus, juga harus siap memikul salibnya atau beban dan penderitaannya. Dengan memperingati hari Jumat Agung dengan berjuang dan menganggap penderitaan bukanlah akhir cerita, namun hanya awal perjalanan, maka Anda akan lebih memaknai hidup.
3. Sebagai momen membangun mentalitas pemenang
Makna ketiga dari Jumat Agung adalah sebagai momen membangun mentalitas pemenang. Diartikan pula bahwa hidup semua orang penuh dengan berbagai tantangan dan halangan. Seseorang hanya akan dikatakan sebagai pemenang apabila ia berhasil melewati tantangan atau halangan tersebut. Dengan melewati tantangan dan halangan tersebut, seseorang bisa menuju ke tingkat selanjutnya dalam hidupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(PRI)