Jakarta: Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) memastikan kabar mahasiswa Indonesia melakukan kerja paksa di Taiwan tidak benar. Hal ini dipastikan setelah Kemenaker melakukan investigasi atas kabar tersebut.
"Kami sudah meminta Kepala Bidang Tenaga Kerja Indonesia di Taiwan untuk melakukan pemeriksaan kasus itu di enam universitas, dan kami juga telah meminta TETO untuk memberikan penjelasan, ternyata kasus itu tidak ada," kata Plt Direktur Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri Kemenaker Roostiawati dilansir Antara, Jum'at, 11 Januari 2018.
Menurut dia, Taiwan memang memiliki program beasiswa Southbound bagi negara-negara ASEAN terutama untuk Filipina, Vietnam dan Indonesia. Kebanyakan peserta program beasiswa tersebut adalah mahasiswa politeknik sehingga mahasiswa tidak hanya belajar di kelas tetapi juga magang di perusahaan.
"Para peserta magang mendapatkan bayaran dan skema magangnya telah diatur oleh Kementerian Ketenagakerjaan setempat," kata Roostiawati.
(Baca: Kalla Tak Yakin Mahasiswa Indonesia Alami Kerja Paksa)
Selain magang, para mahasiswa juga memang diperbolehkan bekerja di luar perkuliahan, namun hal itu tidak diwajibkan oleh kampus. Keputusan untuk bekerja di luar jam kuliah merupakan pilihan dari mahasiswa itu sendiri.
Untuk mengantisipasi kejadian serupa, kata Roostiawati, pihaknya akan melakukan peninjauan ulang MoU program beasiswa Southbound.
"Khusus kegiatan tersebut dihentikan sementara hingga ada perjanjian yang baru agar kejadian seperti itu tidak terulang kembali," kata dia.
Jakarta: Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) memastikan kabar mahasiswa Indonesia melakukan kerja paksa di Taiwan tidak benar. Hal ini dipastikan setelah Kemenaker melakukan investigasi atas kabar tersebut.
"Kami sudah meminta Kepala Bidang Tenaga Kerja Indonesia di Taiwan untuk melakukan pemeriksaan kasus itu di enam universitas, dan kami juga telah meminta TETO untuk memberikan penjelasan, ternyata kasus itu tidak ada," kata Plt Direktur Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri Kemenaker Roostiawati dilansir Antara, Jum'at, 11 Januari 2018.
Menurut dia, Taiwan memang memiliki program beasiswa Southbound bagi negara-negara ASEAN terutama untuk Filipina, Vietnam dan Indonesia. Kebanyakan peserta program beasiswa tersebut adalah mahasiswa politeknik sehingga mahasiswa tidak hanya belajar di kelas tetapi juga magang di perusahaan.
"Para peserta magang mendapatkan bayaran dan skema magangnya telah diatur oleh Kementerian Ketenagakerjaan setempat," kata Roostiawati.
(
Baca: Kalla Tak Yakin Mahasiswa Indonesia Alami Kerja Paksa)
Selain magang, para mahasiswa juga memang diperbolehkan bekerja di luar perkuliahan, namun hal itu tidak diwajibkan oleh kampus. Keputusan untuk bekerja di luar jam kuliah merupakan pilihan dari mahasiswa itu sendiri.
Untuk mengantisipasi kejadian serupa, kata Roostiawati, pihaknya akan melakukan peninjauan ulang MoU program beasiswa Southbound.
"Khusus kegiatan tersebut dihentikan sementara hingga ada perjanjian yang baru agar kejadian seperti itu tidak terulang kembali," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)