medcom.id, Jakarta: Pemerintah dan seluruh elemen bangsa diminta menjadkan Hari Santri Nasional sebagai momentum untuk berkaca diri. Sebab, bangsa masih menghadapi tiga masalah besar.
Seruan itu diungkapkan Ketua Umum Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) Siad Aqil Siraj saat memperingati Hari Santri Nasional ke-71 di Kawasan Monas, Jakarta Pusat. Said menyoroti tiga tantangan bangsa yang harus segera dibenahi.
Pertama soal ancaman kelompok radikal. NU tidak menutup mata gerakan radikal masih menjamur di Indonesia. Said menyerukan seluruh elemen masyarakat, khususnya para santri untuk memeranginya.
Tantangan kedua, angka kesenjangan antara si kaya dan si miskin yang masih tinggi. Said menyatakan, tingkat kesenjangan sosial yang masih tinggi itu lantaran pembangunan belum merata.
"Belum benar-benar menyentuh rakyat miskin. Padahal pemerataan di wajibkan dalam Al Quran," ungkap Said.
Tantangan berikutnya soal peredaran narkoba. Status darurat narkoba yang diterapkan pemerintah Indonesia harus jadi pekerjaan rumah bersama. Bukan hanya pemerintah, tapi juga ulama dan santri.
"Data menunjukkan, lebih dari empat juta jiwa pengguna narkoba di Indonesia," kata Said.
Said mengajak seluruh elemen, utamanya para ulama dan santri untuk berjihad melawan anarkistis dan radikalisme yang bertentangan dengan ideologi bangsa. Said juga menyerukan ulama dan santri perang melawan narkoba.
Hari ini, ribuan santri se-Jabodetabek memadati lapangan Silang Timur Monas, Jakarta Pusat. Mereka berkumpul untuk upacara peringatan Hari Santri Nasional. Wakapolri Komjen Syafrudin menjadi inspektur upacara.
Selain Said dan Syafrudin, tampak hadir sejumlah tokoh seperti Rais Aam PBNU KH Ma'ruf Amin, Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PPP Arsul Sani, dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar.
Tampak juga hadir, Menteri Pemuda dan Olah Raga Imam Nachrawi, Kapolda Metro Jaya Irjen Mohammad Iriawan dan Sekda Pemprov DKI Jakarta Saefullah.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/zNPA5aVb" frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>
medcom.id, Jakarta: Pemerintah dan seluruh elemen bangsa diminta menjadkan Hari Santri Nasional sebagai momentum untuk berkaca diri. Sebab, bangsa masih menghadapi tiga masalah besar.
Seruan itu diungkapkan Ketua Umum Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) Siad Aqil Siraj saat memperingati Hari Santri Nasional ke-71 di Kawasan Monas, Jakarta Pusat. Said menyoroti tiga tantangan bangsa yang harus segera dibenahi.
Pertama soal ancaman kelompok radikal. NU tidak menutup mata gerakan radikal masih menjamur di Indonesia. Said menyerukan seluruh elemen masyarakat, khususnya para santri untuk memeranginya.
Tantangan kedua, angka kesenjangan antara si kaya dan si miskin yang masih tinggi. Said menyatakan, tingkat kesenjangan sosial yang masih tinggi itu lantaran pembangunan belum merata.
"Belum benar-benar menyentuh rakyat miskin. Padahal pemerataan di wajibkan dalam Al Quran," ungkap Said.
Tantangan berikutnya soal peredaran narkoba. Status darurat narkoba yang diterapkan pemerintah Indonesia harus jadi pekerjaan rumah bersama. Bukan hanya pemerintah, tapi juga ulama dan santri.
"Data menunjukkan, lebih dari empat juta jiwa pengguna narkoba di Indonesia," kata Said.
Said mengajak seluruh elemen, utamanya para ulama dan santri untuk berjihad melawan anarkistis dan radikalisme yang bertentangan dengan ideologi bangsa. Said juga menyerukan ulama dan santri perang melawan narkoba.
Hari ini, ribuan santri se-Jabodetabek memadati lapangan Silang Timur Monas, Jakarta Pusat. Mereka berkumpul untuk upacara peringatan Hari Santri Nasional. Wakapolri Komjen Syafrudin menjadi inspektur upacara.
Selain Said dan Syafrudin, tampak hadir sejumlah tokoh seperti Rais Aam PBNU KH Ma'ruf Amin, Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PPP Arsul Sani, dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar.
Tampak juga hadir, Menteri Pemuda dan Olah Raga Imam Nachrawi, Kapolda Metro Jaya Irjen Mohammad Iriawan dan Sekda Pemprov DKI Jakarta Saefullah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)