Aleta Baun (Foto:Metrotvnews.com/Lukman Diah Sari)
Aleta Baun (Foto:Metrotvnews.com/Lukman Diah Sari)

WFC 2016 Diharapkan Buka Mata Perusahaan agar Tak Merusak Alam

Lukman Diah Sari • 11 Oktober 2016 19:02
medcom.id, Bali: Pada simposium World Culture Forum (WCF) 2016, Kepala Desa Mollo, Aleta Baun, menuturkan perjuangannya bersama warga adat untuk menyelamatkan alam dari kerusakan akibat kegiatan penambangan.
 
Dalam upaya perjuangannya itu, Aleta mendapat berbagai ancaman. Bahkan, kekerasan fisik hingga dipenjara pun pernah ia rasakan demi membela tanah kelahirannya di Mollo.
 
"Kami bermain di hutan dan besar di alam. Dan filosofi orang timur, tanah adalah daging, air adalah darah, hutan adalah rambut juga pori-pori, batu adalah tulang. Ketika bumi ini dirobek-robek, maka sama saja dengan membunuh manusia, sehingga saya berjuang dan bertahan," kata Aleta, di Bali Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua Hotel, Badung, Bali, Selasa (11/10/2016).

Aleta dan rekan-rekan seperjuangan dari tanah adat pun terus berusaha, untuk mengusir perusahaan penambang yang merusak hutan serta gunung batu di wilayahnya. Usaha tersebut membuahkan hasil setelah 13 tahun lamanya.
 
"Kita buat cara bagaimana perusahaan tidak rakus untuk menambang dan merusak alam. Kita buat satu forum beri pengetahuan, bumi dilambangkan sebagai tubuh manusia," jelas Aleta.
 
Dia berharap, melalui WCF 2016 bisa memberikan pengetahuan kepada perusahaan agar tidak rakus dan merusak alamdengan dalil pertumbuhan ekonomi daerah.
 
"Dari forum ini bisa beri pengetahuan perusahaan agar tidak rakus untuk merusak alam. Karena manusia hidup bukan untuk merusak tanah, air, dan batu. Tapi mengolah untuk keberlanjutan anak cucu kita," jelasnya.
 
Perjuangan Aleta itu berbuah penghargaan Goldman Environmental Prize 2013 di California, Amerika. Kini, Aleta giat mendengungkan isu lingkungan serta berbagi semangat melestarikan alam dan budaya.
 
Saat berbincang dengan Metrotvnews.com, Aleta mengingatkan generasi muda untuk menjaga lingkungan, alam, dan kebudayaan.
 
"Bagaimana menjaga lingkungan, bagaimana mereka belajar apa yang telah dilakukan oleh nenek moyang dengan berbagai ritual," kata Aleta.
 
Generasi muda juga diharapkan menjaga kebudayaan dan alam. Caranya, dengan merasa bangga terhadap kebudayaan yang dimiliki.
 
"Jadi sebenarnya mereka harus bangga. Indonesia punya banyak budaya. Dan mereka harus bangg. Dengan mereka memakai kain tenun, itu budaya. Mereka menari, itu budaya. Mereka perlu bangga, mereka punya kekuatan," kata Aleta.
 
Aleta kembali menegaskan bahwa alam ibarat tubuh manusia. Bila kita merusak alam, sama saja dengan membunuh kehidupan manusia itu sendiri.
 
"Nenek moyang kami mengajarkan hidup bersama alam, karena tubuh alam bagaikan tubuh manusia," ujar Aleta.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ROS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan