Jakarta: Menyusul dipublikasikannya hasil hitung cepat Pemilu 2014, perhatian partai-partai politik adalah mencari mitra koalisi. Tahap penghitungan manual yang nantinya merupakan hasil resmi dan mempunyai dasar hukum, justru cenderung diabaikan.
"Secara umum orang sudah bisa meraba, struktur hasil pemilu secara keseluruhan, sedangkan prosesnya belum selesai. Tapi perhatian publik tidak ke proses lagi. Saat ini publik mengabaikan proses pemilu," ujar Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshiddiqqie di kantor DKPP Gedung Bawaslu lantai 5, Jl MH Thamrin, Jakarta, Kamis (17/4/2014).
Padahal saat ini proses pemilu sedang dilanda berbagai masalah, seperti surat suara tertukar, dan surat suara yang dicoblos oleh petugas, sebelum pemilu berlangsung. threshold. Sayangnya perhatian masyarakat dialihkan dengan pemberitaan sibuknya partai politik mencari koalisi untuk menggapai ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold)
"Sekarang perhatian lebih ke koalisi, kasak kusuk, seakan-akan prosesnya sudah selesai. Padahal di lapangan masih banyak masalah," ujarnya.
Jimly juga mengatakan, petinggi-petinggi partai politik malah sibuk melakukan komunikasi politik antar-partai. Hal itu pula yang membuat publik terfokus di bagaimana pemerintahan kedepan padahal secara resmi hasil pemilu belum diumumkan.
"Para parpol pun sekarang sibuk lakukan kunjungan untuk koalisi, dan media pun ikut meramaikan berita koalisi sampai masyarakat terbawa. Bukannya para parpol itu melihat prosesnya pemilu sampai hasilnya," kata dia.
Mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini menambahkan, hal itu tidak serta merta membuat kualitas pemilu menurun. "Ada baiknya juga, agar kita tidak kisruh," ujarnya.
Jakarta: Menyusul dipublikasikannya hasil hitung cepat Pemilu 2014, perhatian partai-partai politik adalah mencari mitra koalisi. Tahap penghitungan manual yang nantinya merupakan hasil resmi dan mempunyai dasar hukum, justru cenderung diabaikan.
"Secara umum orang sudah bisa meraba, struktur hasil pemilu secara keseluruhan, sedangkan prosesnya belum selesai. Tapi perhatian publik tidak ke proses lagi. Saat ini publik mengabaikan proses pemilu," ujar Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshiddiqqie di kantor DKPP Gedung Bawaslu lantai 5, Jl MH Thamrin, Jakarta, Kamis (17/4/2014).
Padahal saat ini proses pemilu sedang dilanda berbagai masalah, seperti surat suara tertukar, dan surat suara yang dicoblos oleh petugas, sebelum pemilu berlangsung. threshold. Sayangnya perhatian masyarakat dialihkan dengan pemberitaan sibuknya partai politik mencari koalisi untuk menggapai ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold)
"Sekarang perhatian lebih ke koalisi, kasak kusuk, seakan-akan prosesnya sudah selesai. Padahal di lapangan masih banyak masalah," ujarnya.
Jimly juga mengatakan, petinggi-petinggi partai politik malah sibuk melakukan komunikasi politik antar-partai. Hal itu pula yang membuat publik terfokus di bagaimana pemerintahan kedepan padahal secara resmi hasil pemilu belum diumumkan.
"Para parpol pun sekarang sibuk lakukan kunjungan untuk koalisi, dan media pun ikut meramaikan berita koalisi sampai masyarakat terbawa. Bukannya para parpol itu melihat prosesnya pemilu sampai hasilnya," kata dia.
Mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini menambahkan, hal itu tidak serta merta membuat kualitas pemilu menurun. "Ada baiknya juga, agar kita tidak kisruh," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LHE)