medcom.id, Jakarta: Tim Densus 88 Antiteror Polri disebut sudah menangkap 11 teroris yang terhubung dengan jaringan Jemaah Ansharaut Daulah (JAD) di sejumlah daerah. JAD merupakan kelompok yang sudah terafiliasi dengan Islamic State (ISIS).
"Para teroris itu ditangkap dalam kurun dua hari kemarin di beberapa tempat," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Martinus Sitompul di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis 8 Juni 2017.
Lokasi penangkapan antara lain 2 orang di Bandung, 1 di Yogyakarta, 3 di Medan, 5 orang di Banten.
Martinus memaparkan, teroris yang ditangkap di Medan yakni R, 37; J, 41; dan A, 46. Di Banten meliputi Serang S, 45; K, 42; A, 35; dan M, 52; serta Cilegon, SU. Kemudian di Bandung WT dan MA. Sementara di Yogyakarta yakni RS.
"Masih didalami hal apa yang telah dilakukan mereka selama ini," ujarnya.
Martinus menuturkan penangkapan terhadap mereka sebagai upaya mencegah aksi teror.
Sementara itu, RS ditangkap di Yogyakarta karena diduga memfasilitasi kepergian 4 WNI pergi ke Filipina untuk melakukan aksi teror. RS memfasilitasi berupa uang sekitar USD7.500.
"Tentu kita membantu pemerintah Filipina siapa saja orang Indonesia yang memiliki hubungan dengan para teroris yang ada di Marawi," bebernya.
Sedangkan WT dan MA yang ditangkap di Cileunyi, Kabupaten Bandung, diduga terkait dengan ledakan bom di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur.
medcom.id, Jakarta: Tim Densus 88 Antiteror Polri disebut sudah menangkap 11 teroris yang terhubung dengan jaringan Jemaah Ansharaut Daulah (JAD) di sejumlah daerah. JAD merupakan kelompok yang sudah terafiliasi dengan Islamic State (ISIS).
"Para teroris itu ditangkap dalam kurun dua hari kemarin di beberapa tempat," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Martinus Sitompul di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis 8 Juni 2017.
Lokasi penangkapan antara lain 2 orang di Bandung, 1 di Yogyakarta, 3 di Medan, 5 orang di Banten.
Martinus memaparkan, teroris yang ditangkap di Medan yakni R, 37; J, 41; dan A, 46. Di Banten meliputi Serang S, 45; K, 42; A, 35; dan M, 52; serta Cilegon, SU. Kemudian di Bandung WT dan MA. Sementara di Yogyakarta yakni RS.
"Masih didalami hal apa yang telah dilakukan mereka selama ini," ujarnya.
Martinus menuturkan penangkapan terhadap mereka sebagai upaya mencegah aksi teror.
Sementara itu, RS ditangkap di Yogyakarta karena diduga memfasilitasi kepergian 4 WNI pergi ke Filipina untuk melakukan aksi teror. RS memfasilitasi berupa uang sekitar USD7.500.
"Tentu kita membantu pemerintah Filipina siapa saja orang Indonesia yang memiliki hubungan dengan para teroris yang ada di Marawi," bebernya.
Sedangkan WT dan MA yang ditangkap di Cileunyi, Kabupaten Bandung, diduga terkait dengan ledakan bom di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)