medcom.id, Jakarta: Ragam dan kemudahan moda transportasi serta fasilitas yang kurang memadai disebut menjadi salah satu faktor mengapa orang malas berjalan kaki.
Ditambah lagi, orang cenderung pilih-pilih tempat. Orang akan lebih memilih berjalan kaki di mal atau sarana umum lain di dalam ruangan yang dinilai lebih nyaman ketimbang melangkahkan kakinya di pedestrian dengan cuaca panas dan banyak polusi seperti di kota-kota besar.
Padahal, menurut Spesialis Kedokteran Olahraga Angelica Anggunadi, cuaca panas maupun polusi bukanlah hambatan untuk tidak berjalan kaki.
"Sampai saat belum ada penelitian yang menyatakan berjalan kaki di luar itu memberikan efek buruk, meskipun ada polusi. Semua penelitian medis menunjukkan berjalan kaki itu sangat memberikan efek positif," ujarnya, dalam Metro Plus, Selasa 18 Juli 2017.
Baca juga: Penyebab Orang Indonesia Malas Berjalan Kaki
Bicara suhu dan polusi, kata Angelica, banyak negara-negara lain yang tingkat polusinya lebih tinggi dengan cuaca lebih panas. Terlebih di negara-negara yang memiliki 4 musim, di musim panas akan terasa lebih panas ketimbang di Indonesia.
"Banyak juga negara lain yang lebih polutif ketimbang negara kita. Jadi (polusi dan udara panas) tak perlu jadi alasan dan masalah (untuk tidak berjalan kaki)," katanya.
Menurut Angelica, seburuk-buruknya polusi, berjalan kaki lebih banyak memberikan manfaat positif. Kata dia, perlu diingat bahwa udara di luar ruangan sangat bebas dengan volume ruang yang tak terbatas. Efek negatif polusi tidak akan mengganggu kenyamanan saat berjalan kaki.
"Ketimbang polusi lebih berbahaya lagi satu ruangan dengan perokok. Ruangan yang sempit akan membuat polusinya lebih terfokus dan lebih berbahaya," katanya.
medcom.id, Jakarta: Ragam dan kemudahan moda transportasi serta fasilitas yang kurang memadai disebut menjadi salah satu faktor mengapa orang malas berjalan kaki.
Ditambah lagi, orang cenderung pilih-pilih tempat. Orang akan lebih memilih berjalan kaki di mal atau sarana umum lain di dalam ruangan yang dinilai lebih nyaman ketimbang melangkahkan kakinya di pedestrian dengan cuaca panas dan banyak polusi seperti di kota-kota besar.
Padahal, menurut Spesialis Kedokteran Olahraga Angelica Anggunadi, cuaca panas maupun polusi bukanlah hambatan untuk tidak berjalan kaki.
"Sampai saat belum ada penelitian yang menyatakan berjalan kaki di luar itu memberikan efek buruk, meskipun ada polusi. Semua penelitian medis menunjukkan berjalan kaki itu sangat memberikan efek positif," ujarnya, dalam
Metro Plus, Selasa 18 Juli 2017.
Baca juga:
Penyebab Orang Indonesia Malas Berjalan Kaki
Bicara suhu dan polusi, kata Angelica, banyak negara-negara lain yang tingkat polusinya lebih tinggi dengan cuaca lebih panas. Terlebih di negara-negara yang memiliki 4 musim, di musim panas akan terasa lebih panas ketimbang di Indonesia.
"Banyak juga negara lain yang lebih polutif ketimbang negara kita. Jadi (polusi dan udara panas) tak perlu jadi alasan dan masalah (untuk tidak berjalan kaki)," katanya.
Menurut Angelica, seburuk-buruknya polusi, berjalan kaki lebih banyak memberikan manfaat positif. Kata dia, perlu diingat bahwa udara di luar ruangan sangat bebas dengan volume ruang yang tak terbatas. Efek negatif polusi tidak akan mengganggu kenyamanan saat berjalan kaki.
"Ketimbang polusi lebih berbahaya lagi satu ruangan dengan perokok. Ruangan yang sempit akan membuat polusinya lebih terfokus dan lebih berbahaya," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)