medcom.id, Jakarta: Presiden Joko Widodo mendapatkan informasi masih ada sekitar 48,7 persen atau sekitar 653 desa masih terisolasi di Provinsi Bengkulu. Hal itu karena minimnya konektivitas yang terbangun antar wilayah di Bengkulu.
Jokowi mengatakan, dirinya juga menerima informasi konektivitas yang menghubungkan Bengkulu dengan provinsi lain masih sangat terbatas. Ia meminta konektivitas menjadi perhatian dan harus ditingkatkan, baik antar wilayah di Bengkulu maupun dengan provinsi lain.
"Dengan cara itu pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di berbagai tempat di Pulau Sumatera juga akan berdampak positif perekonomian di Provinsi Bengkulu," kata Presiden dalam rapat terbatas mengenai evaluasi pelaksanaan proyek strategis nasional Provinsi Bengkulu, di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu 31 Mei 2017.
Ia yakin perekonomian di Bengkulu akan bergerak lebih cepat dan tumbuh lebih tinggi jika mampu mengatasi masalah konektivitas. Apalagi, pertumbuhan ekonomi di Bengkulu sudah melampaui pertumbuhan ekonomi nasional, yakni mencapai 5,21 persen.
Artinya, kata dia, perekonomian di Bengkulu sangat baik. Tapi, bekas Gubernur DKI Jakarta itu meminta pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi itu harus berdampak langsung pada penurunan angka kemiskinan di Bengkulu. Angka kemiskinan di Bengkulu saat ini tercatat masih cukup tinggi, yakni sebesar 17,03 persen.
Tak hanya itu, Kepala Negara juga meminta perhatian diberikan pada aspek pemerataan pembangunan. Baik menyangkut pemerataan pembangunan antar wilayah, juga antar provinsi.
"Untuk itu, pertumbuhan ekonomi seharusnya difokuskan untuk semakin menekan tingkat kesenjangan sosial di Provinsi Bengkulu," pungkas dia.
medcom.id, Jakarta: Presiden Joko Widodo mendapatkan informasi masih ada sekitar 48,7 persen atau sekitar 653 desa masih terisolasi di Provinsi Bengkulu. Hal itu karena minimnya konektivitas yang terbangun antar wilayah di Bengkulu.
Jokowi mengatakan, dirinya juga menerima informasi konektivitas yang menghubungkan Bengkulu dengan provinsi lain masih sangat terbatas. Ia meminta konektivitas menjadi perhatian dan harus ditingkatkan, baik antar wilayah di Bengkulu maupun dengan provinsi lain.
"Dengan cara itu pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di berbagai tempat di Pulau Sumatera juga akan berdampak positif perekonomian di Provinsi Bengkulu," kata Presiden dalam rapat terbatas mengenai evaluasi pelaksanaan proyek strategis nasional Provinsi Bengkulu, di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu 31 Mei 2017.
Ia yakin perekonomian di Bengkulu akan bergerak lebih cepat dan tumbuh lebih tinggi jika mampu mengatasi masalah konektivitas. Apalagi, pertumbuhan ekonomi di Bengkulu sudah melampaui pertumbuhan ekonomi nasional, yakni mencapai 5,21 persen.
Artinya, kata dia, perekonomian di Bengkulu sangat baik. Tapi, bekas Gubernur DKI Jakarta itu meminta pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi itu harus berdampak langsung pada penurunan angka kemiskinan di Bengkulu. Angka kemiskinan di Bengkulu saat ini tercatat masih cukup tinggi, yakni sebesar 17,03 persen.
Tak hanya itu, Kepala Negara juga meminta perhatian diberikan pada aspek pemerataan pembangunan. Baik menyangkut pemerataan pembangunan antar wilayah, juga antar provinsi.
"Untuk itu, pertumbuhan ekonomi seharusnya difokuskan untuk semakin menekan tingkat kesenjangan sosial di Provinsi Bengkulu," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)