medcom.id, Jakarta: Ketimpangan yang terjadi di Indonesia kian memprihatinkan. Ketimpangan tersebut sudah mengarah pada kecemburuan terhadap etnis tertentu, dan sewaktu-waktu dikhawatirkan bisa menimbulkan kerusuhan sosial.
Oleh karena itu, harus ada upaya serius dalam mengurangi kesenjangan sosial. Salah satu caranya adalah melibatkan masyarakat sebagai pelaku pembangunan.
"Tidak sebatas hanya sebagai obyek pembangunan seperti yang terjadi selama ini," ujar Guru Besar Universitas Indonesia Sri Edi Swasono, di Gedung Nusantara IV, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, 12 Juli 2017.
Sayangnya, hingga kini belum ada upaya sungguh-sungguh pemerintah dalam mengurangi kesenjangan sosial. Pemerintah dinilai melakukan penggusuran terhadap orang miskin dan tidak melakukan penggusuran terhadap kemiskinan.
"Banyak orang miskin digusur. Lalu, mereka berpindah dengan membawa kemiskinannya. Mestinya orang-orang miskin yang tergusur itu diberikan saham atas apartemen-apartemen yang berdiri di atas bekas tanah mereka, sehingga bisa merasakan manfaat hadirnya apartemen tersebut," kata dia.
Pendapat senada disampaikan Emil Salim. Menteri lingkungan hidup pada era pemerintahan Soeharto itu mengatakan, cita-cita Indonesia yang ideal pada 2045, masih jauh dari harapan. Sebab, sejauh ini hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai belum mencerminkan kesejahteraan sosial.
Karena itu, Emil Salim memberi saran agar pemerintah melakukan prioritas dalam pembangunan, yaitu prioritas kesejahteraan sosial.
"Kita harus mengurangi jumlah orang miskin. Kalau target itu bisa dicapai, berarti kita sudah dekat dengan adil dan makmur, dan siap mencapai target pembangunan yang lain," ujar Emil.
medcom.id, Jakarta: Ketimpangan yang terjadi di Indonesia kian memprihatinkan. Ketimpangan tersebut sudah mengarah pada kecemburuan terhadap etnis tertentu, dan sewaktu-waktu dikhawatirkan bisa menimbulkan kerusuhan sosial.
Oleh karena itu, harus ada upaya serius dalam mengurangi kesenjangan sosial. Salah satu caranya adalah melibatkan masyarakat sebagai pelaku pembangunan.
"Tidak sebatas hanya sebagai obyek pembangunan seperti yang terjadi selama ini," ujar Guru Besar Universitas Indonesia Sri Edi Swasono, di Gedung Nusantara IV, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, 12 Juli 2017.
Sayangnya, hingga kini belum ada upaya sungguh-sungguh pemerintah dalam mengurangi kesenjangan sosial. Pemerintah dinilai melakukan penggusuran terhadap orang miskin dan tidak melakukan penggusuran terhadap kemiskinan.
"Banyak orang miskin digusur. Lalu, mereka berpindah dengan membawa kemiskinannya. Mestinya orang-orang miskin yang tergusur itu diberikan saham atas apartemen-apartemen yang berdiri di atas bekas tanah mereka, sehingga bisa merasakan manfaat hadirnya apartemen tersebut," kata dia.
Pendapat senada disampaikan Emil Salim. Menteri lingkungan hidup pada era pemerintahan Soeharto itu mengatakan, cita-cita Indonesia yang ideal pada 2045, masih jauh dari harapan. Sebab, sejauh ini hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai belum mencerminkan kesejahteraan sosial.
Karena itu, Emil Salim memberi saran agar pemerintah melakukan prioritas dalam pembangunan, yaitu prioritas kesejahteraan sosial.
"Kita harus mengurangi jumlah orang miskin. Kalau target itu bisa dicapai, berarti kita sudah dekat dengan adil dan makmur, dan siap mencapai target pembangunan yang lain," ujar Emil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)