Jakarta: Koordinator Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Wiku Adisasmito menguungkap terdapat 317.889 kasus PMK pada hewan ternak di 21 provinsi. Data itu dikumpulkan per Kamis, 7 Juli 2022.
"Sebanyak 2.016 ekor mengalami kematian, dan sebanyak 3.489 ekor dari total kasus dilakukan potong bersyarat," ujar Wiku. di Jakarta, Kamis, 7 Juli 2022.
Wiku menerangkan dari jumlah angka kasus, sebanyak 106.925 ekor hewan di antaranya sembuh. Kasus PMK terang merebak di 231 kabupaten/kota.
Dia mengatakan berdasarkan jenis hewan ternak saat ini, PMK telah menyerang paling banyak pada sapi yaitu 39.000 ekor. Kemudian kerbau 5.600 ekor, kambing 1.300 ekor, domba 1.000 ekor dan babi 16 ekor.
"Perlu menjadi perhatian bahwa meskipun saat ini virus PMK pada hewan ternak tidak menular ke manusia, namun manusia dapat membawa virusnya dan menulari kepada hewan yang sehat," ujar Wiku.
Sehingga menurut dia, masyarakat harus bersama-sama dalam penanganan PMK. Lantaran penyakit ini berdampak signifikan pada perkembangan ekonomi di Indonesia.
"Dengan banyaknya sapi yang harus dilakukan pemotongan bersyarat serta juga terdapat sapi yang mati, tentunya akan sangat berdampak pada hasil penjualan hewan ternak maupun produk pangan hewani yang dikonsumsi oleh masyarakat," ujar Wiku.
Jakarta: Koordinator Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Wiku Adisasmito menguungkap terdapat 317.889 kasus PMK pada
hewan ternak di 21 provinsi. Data itu dikumpulkan per Kamis, 7 Juli 2022.
"Sebanyak 2.016 ekor mengalami kematian, dan sebanyak 3.489 ekor dari total kasus dilakukan potong bersyarat," ujar Wiku. di Jakarta, Kamis, 7 Juli 2022.
Wiku menerangkan dari jumlah angka kasus, sebanyak 106.925 ekor hewan di antaranya sembuh. Kasus PMK terang merebak di 231 kabupaten/kota.
Dia mengatakan berdasarkan jenis hewan ternak saat ini, PMK telah menyerang paling banyak pada sapi yaitu 39.000 ekor. Kemudian kerbau 5.600 ekor, kambing 1.300 ekor, domba 1.000 ekor dan babi 16 ekor.
"Perlu menjadi perhatian bahwa meskipun saat ini virus PMK pada hewan ternak tidak menular ke manusia, namun manusia dapat membawa virusnya dan menulari kepada hewan yang sehat," ujar Wiku.
Sehingga menurut dia, masyarakat harus bersama-sama dalam penanganan PMK. Lantaran penyakit ini berdampak signifikan pada perkembangan ekonomi di Indonesia.
"Dengan banyaknya sapi yang harus dilakukan pemotongan bersyarat serta juga terdapat sapi yang mati, tentunya akan sangat berdampak pada hasil penjualan hewan ternak maupun produk pangan hewani yang dikonsumsi oleh masyarakat," ujar Wiku.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)