Jakarta: Pekerja migran Indonesia (PMI) yang menjalani karantina di Rumah Susun (Rusun) Nagrak, Jakarta Utara, berkurang 236 pada Kamis, 27 Januari 2022. Fasilitas anyar itu dikhususkan bagi PMI untuk mengurangi penumpukan orang.
“Sehingga 1.460 PMI menjalani karantina di Rusun Nagrak,” kata Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan-I) Kolonel Marinir Aris Mudian dalam keterangan tertulis, Kamis, 27 Januari 2022.
Aris memerinci jumlah itu terdiri dari 656 pria dan 804 perempuan. Mereka menempati Tower 1, 2, 3, 5, dan 6.
Aris menyebut 10.364 pasien terdaftar sejak Rusun Nagrak beroperasi pada 21 Desember 2021. Sebanyak 8.904 pasien keluar karena sudah selesai menjalani isolasi.
Baca: Antisipasi Lonjakan Omicron, 130 Ribu Tempat Tidur Isolasi Disiagakan
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid Letjen Suharyanto meminta kesiapan fasilitas karantina tambahan dipercepat. Supaya semakin banyak orang yang bisa ditampung untuk menjalani karantina.
“Percepat perbaikannya sehingga kami dapat langsung mengirimkan kebutuhan dan peralatan untuk segera dimanfaatkan,” kata Suharyanto.
Jakarta:
Pekerja migran Indonesia (PMI) yang menjalani
karantina di Rumah Susun (Rusun) Nagrak, Jakarta Utara, berkurang 236 pada Kamis, 27 Januari 2022. Fasilitas anyar itu dikhususkan bagi PMI untuk mengurangi penumpukan orang.
“Sehingga 1.460 PMI menjalani karantina di Rusun Nagrak,” kata Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan-I) Kolonel Marinir Aris Mudian dalam keterangan tertulis, Kamis, 27 Januari 2022.
Aris memerinci jumlah itu terdiri dari 656 pria dan 804 perempuan. Mereka menempati Tower 1, 2, 3, 5, dan 6.
Aris menyebut 10.364 pasien terdaftar sejak Rusun Nagrak beroperasi pada 21 Desember 2021. Sebanyak 8.904 pasien keluar karena sudah selesai menjalani
isolasi.
Baca:
Antisipasi Lonjakan Omicron, 130 Ribu Tempat Tidur Isolasi Disiagakan
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid Letjen Suharyanto meminta kesiapan fasilitas karantina tambahan dipercepat. Supaya semakin banyak orang yang bisa ditampung untuk menjalani karantina.
“Percepat perbaikannya sehingga kami dapat langsung mengirimkan kebutuhan dan peralatan untuk segera dimanfaatkan,” kata Suharyanto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)