Animasi bahaya sampah plastik. Dok. Istimewa
Animasi bahaya sampah plastik. Dok. Istimewa

Lewat Animasi, Masyarakat Indonesia Diperingatkan Soal Risiko Polusi Plastik

Achmad Zulfikar Fazli • 31 Mei 2022 18:20
Jakarta: Masyarakat Indonesia diperingatkan atas risiko serius yang ditimbulkan polusi plastik terhadap kesehatan dan lingkungan. Aktor Inggris, Stephen Fry, menyuarakan isu ini melalui video animasi yang diluncurkan perusahaan sosial, Common Seas Indonesia.
 
Aktor dan penyiar radio tersebut mengatakan keberadaan partikel plastik dalam darah menjadi perhatian khusus. Animasi tersebut didasarkan pada penelitian global yang dilakukan Common Seas, yang menemukan mikroplastik mencemari darah pada hampir 8 dari 10 manusia.
 
Animasi itu menunjukkan proses masuknya partikel plastik dari pakaian, cat, mainan, dan kemasan ke makanan, air, udara, dan pada akhirnya, tubuh manusia. Common Seas sedang menyelidiki potensi efek berbahaya dari partikel plastik dalam darah manusia.  

Dalam film animasi itu, Fry mengatakan, ada sesuatu yang harus diketahui tentang plastik.  "Itu (plastik) mengalir di dalam darahmu, darahku, dan juga darah orang lain. Seharusnya ini tidak boleh terjadi. Namun, inilah kenyatannya. Bagaimana ini terjadi? Lihatlah di sekitarmu," ujar Fry dilansir dari Mediaindonesia.com pada Selasa, 31 Mei 2022.
 
Fry mengatakan semua pakaian, cat, mainan, dan kemasan terbuat dari plastik. Semakin lama itu digunakan semakin memperburuk keadaan.
 
"Plastik dapat mencemari udara dan air kita, dan masuk ke makanan kita," kata dia.
 
Menurut dia, plastik mengancam kesehatan manusia. Dia mengajak masyarakat menghentikan aliran plastik ke laut, ke dalam tubuh, dan dunia.
 
Common Seas berupaya mengurangi aliran sampah plastik yang berdampak buruk bagi masyarakat Indonesia. Common Seas mendukung Pemerintah Indonesia untuk melaksanakan rencana aksi nasionalnya.
 
"Kami bertujuan mengurangi penggunaan popok sekali pakai secara dramatis yang saat ini menyumbang 50 persen dari sampah plastik yang ditemukan di saluran air setempat," ungkap dia.
 
Baca: Produksi Sampah di Lombok Tengah Mencapai 50 Ton per Hari
 
Sampah plastik meluap di beberapa sungai kawasan Jawa Timur, yang berdampak pada kesehatan dan mata pencaharian jutaan orang. Indonesia merupakan negara dengan dua sungai paling tercemar di dunia.
 
Masalah tersebut kian memburuk. Lebih dari 80 persen kota di Indonesia akan kehabisan ruang untuk digunakan sebagai tempat pembuangan akhir dalam tiga tahun ke depan.
 
Sementara itu, pemerintah Indonesia telah berkomitmen mengurangi plastik dan polutan laut lainnya hingga 70 persen pada 2025. Masyarakat Indonesia yang menyadari bahaya plastik bagi kesehatan didorong bergabung dengan lebih dari 60 ribu orang yang telah menandatangani petisi internasional Common Seas.
 
COO Common Seas Indonesia, Celia Siura, menyatakan sepanjang Sungai Brantas terjadi kerusakan lingkungan, sosial, dan ekonomi yang disebabkan masuknya aliran sampah plastik ke saluran air.
 
"Terdapat 1,5 juta sampah popok sekali pakai yang dibuang di Sungai Brantas setiap harinya. Gambaran ini menunjukkan bagaimana sampah plastik dapat berurai serta mencemari suplai air dan darah kita,“ jelas Celia.
 
CEO Common Seas, Jo Royle, mengatakan semua pihak mesti mengetahui dampak plastik. "Kita tahu bahwa orang-orang mengkhawatirkan keberadaan partikel plastik dalam darah mereka dan mereka ingin mengetahui lebih banyak terkait hal tersebut," terang Jo.
 
Mikroplastik telah terbukti menyebabkan peradangan, masuk ke dalam plasenta, dan menumpuk di organ tubuh manusia. Ketika planet semakin dipenuhi plastik, manusia juga semakin terpapar.
 
“Kita harus mengurangi paparan kita terhadap plastik. Pemimpin dan pengusaha harus mengurangi produksi plastik secara signifikan dengan berinvestasi pada alternatif plastik dan sistem penggunaan ulang. Sebagai warga negara, kita perlu meminta pertanggungjawaban pemerintah dan industri. Mereka bertanggung jawab untuk melindungi kita dan dunia kita dari bahaya," terang dia.
 
Dia mengatakan Common Seas adalah perusahaan sosial yang menangani krisis polusi plastik dengan mendorong kebijakan baru, berinvestasi dalam ekonomi sirkular, dan mengatalisasi perubahan budaya dalam cara membuat, menggunakan, dan membuang plastik.
 
Common Seas memiliki misi mengurangi jumlah plastik yang diproduksi dan mencegah masuknya sampah plastik ke sungai dan laut secara cepat dan signifikan.
 
Common Seas bekerja secara global dan memiliki tim lapangan di Inggris, Yunani, Indonesia, dan Maladewa. Misalnya, di Jawa Timur, tim mendirikan usaha popok bayi yang terbuat dari kain bersama ibu-ibu setempat untuk menghentikan aliran popok sekali pakai ke Sungai Brantas.
 
"Common Seas mendukung pemerintah di seluruh dunia untuk menetapkan dan menerapkan kebijakan ambisius yang mencegah plastik memasuki sungai dan laut. Organisasi tersebut, misalnya, membantu pemerintah Maladewa dalam menetapkan dan menerapkan kebijakan penghapusan plastik," ujar dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan