"Kalau ada demam bisa diberikan parasetamol. Lalu kalau ada muntahnya cukup sering bisa diberikan obat antimuntah dan kalau diare bisa diberikan obat diare. Tapi tetap harus diberikan cairan minum sedikit demi sedikit agar tidak terjadi dehidrasi," beber Ketua Unit Kerja Koorniasi Gastro Hepatologi IDAI Muzal Kadim dalam konferensi daring, Sabtu, 7 Mei 2022.
Jika gejala belum hilang dalam beberapa waktu, kata dia, anak bisa langsung dilarikan ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan perawatan dan pemeriksaan yang tepat. Namun, jika anak sudah membaik setelah diberikan obat-obatan tersebut, kemungkinan itu merupakan penyakit biasa yang sering terjadi pada anak.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Untuk batas waktu memang belum ditentukan. Tapi bisa dilihat kalau setelah diberikan obat masih ada gejala, langsung dibawa ke rumah sakit," ucap dia.
Baca: IDAI Beberkan Protokol Penanganan Kasus Suspek Hepatitis Akut
Kasus hepatitis akut pada anak sedang menjadi sorotan dunia. Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit yang belum diketahui penyebabnya tersebut menjangkit sebanyak 230 anak di 20 negara, termasuk Indonesia.
Berdasarkan pengamatan sementara yang dilakukan peneliti di dunia, hepatitis akut hanya menjangkit anak-anak di bawah 16 tahun. Berbagai gejala yang perlu diwaspadai ialah permasalahan pada saluran cerna seperti muntah, diare dan sakit perut. Gejala lainnya ialah demam, kelopak mata yang menjadi berwarna kuning dan air kencing yang berawarna seperti air teh.
"Kalau lebih berat lagi bisa menyebabkan kesadaran menurun dan kalau sel hatinya sudah banyak dan rusak bisa menyebabkan kejang dan kematian," kata Muzal.