Jakarta: Organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), didorong menuju arah yang lebih konstruktif. Kemudian, berorientasi pada pemikiran intelektual.
Dorongan disampaikan calon Ketua Umum Pengurus Besar PMII Abdurrahman Wahid. Menurut Wahid, kedua hal itu penting untuk mengutamakan tujuan organisasi, dan menyisihkan kepentingan pribadi.
"Saya bertekad ke depannya membangun PMII menjadi sebuah organisasi yang sepenuhnya digerakkan oleh ide-ide dan pemikiran yang mencerahkan, bukan oleh kepentingan politik atau individu," kata Wahid, dalam keterangan tertulis, Selasa, 13 Agustus 2024.
Hal itu disampaikan Wahid saat memberi sambutan Saraseyan bersama Sahabat Heru, Ketua Umum PB PMII 2005-2008. Menurut dia, pemikiran intelektual sangat dibutuhkan untuk mempercepat terwujudnya visi Indonesia Emas 2045.
Wahid ingin mengembalikan tradisi pemikiran yang telah lama tumbuh di lingkungan PMII. “Masa depan anak muda Indonesia lebih berat, karena menghadapi tantangan global. PMII di era saya nanti, diharapkan mampu menjadi garda terdepan untuk mencetak insan inovatif yang mampu menegakkan kepala bangsa Indonesia di arena global.”
Menurut dia, pemikiran tersebut juga sebagai kritik terhadap gerak organisasi yang selama ini terlalu disetir kepentingan-kepentingan politik individu. Hal itu dinilai mengungkung keterbukaan pemikiran para kader PMII.
"Sehingga, gerak roda organisasi menjadi lebih lambat. Padahal PMII punya tanggung jawab sejarah terus menjadi garda terdepan menciptakan generasi inovatif pemimpin bangsa," ujar dia.
Visi misi itu akan diimplementasikan dalam sejumlah program. Salah satunya, rutin mengadakan berbagai forum diskusi, seminar, dan kegiatan lainnyauntuk memperkuat kapasitas intelektual dan keterlibatan aktif anggota PMII.
Wahid percaya dengan memfokuskan energi organisasi pada pengembangan pemikiran dan gagasan, PMII akan mampu menjawab berbagai tantangan. Sehingga, memberikan kontribusi nyata terhadap kemajuan bangsa.
Jakarta: Organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (
PMII), didorong menuju arah yang lebih konstruktif. Kemudian, berorientasi pada pemikiran intelektual.
Dorongan disampaikan calon Ketua Umum Pengurus Besar PMII Abdurrahman Wahid. Menurut Wahid, kedua hal itu penting untuk mengutamakan tujuan organisasi, dan menyisihkan kepentingan pribadi.
"Saya bertekad ke depannya membangun PMII menjadi sebuah organisasi yang sepenuhnya digerakkan oleh ide-ide dan pemikiran yang mencerahkan, bukan oleh kepentingan politik atau individu," kata Wahid, dalam keterangan tertulis, Selasa, 13 Agustus 2024.
Hal itu disampaikan Wahid saat memberi sambutan Saraseyan bersama Sahabat Heru, Ketua Umum PB PMII 2005-2008. Menurut dia, pemikiran intelektual sangat dibutuhkan untuk mempercepat terwujudnya visi
Indonesia Emas 2045.
Wahid ingin mengembalikan tradisi pemikiran yang telah lama tumbuh di lingkungan PMII. “Masa depan anak muda Indonesia lebih berat, karena menghadapi tantangan global. PMII di era saya nanti, diharapkan mampu menjadi garda terdepan untuk mencetak insan inovatif yang mampu menegakkan kepala bangsa Indonesia di arena global.”
Menurut dia, pemikiran tersebut juga sebagai kritik terhadap gerak organisasi yang selama ini terlalu disetir kepentingan-kepentingan politik individu. Hal itu dinilai mengungkung keterbukaan pemikiran para kader PMII.
"Sehingga, gerak roda organisasi menjadi lebih lambat. Padahal PMII punya tanggung jawab sejarah terus menjadi garda terdepan menciptakan generasi inovatif pemimpin bangsa," ujar dia.
Visi misi itu akan diimplementasikan dalam sejumlah program. Salah satunya, rutin mengadakan berbagai forum diskusi, seminar, dan kegiatan lainnyauntuk memperkuat kapasitas intelektual dan keterlibatan aktif anggota PMII.
Wahid percaya dengan memfokuskan energi organisasi pada pengembangan pemikiran dan gagasan, PMII akan mampu menjawab berbagai tantangan. Sehingga, memberikan kontribusi nyata terhadap kemajuan bangsa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABK)
