Jakarta: Juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, menyebut kasus covid-19 (korona) terbanyak masih disumbang klaster rumah sakit. Namun, pihak yang beraktivitas di perkantoran diminta waspada.
“Jumlah klaster perkantoran makin lama makin meningkat,” kata Wiku di Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis, 17 September 2020.
Wiku tidak memerinci besaran peningkatan kasus di klaster perkantoran. Namun dia meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan.
Baca: 13 Pegawai Pemprov DKI Positif Covid-19
Meningkatnya klaster perkantoran, kata Wiku, tercermin dari temuan kasus positif sejumlah kepala daerah dan pejabat publik. Dia meminta klaster perkantoran diwaspadai.
“Mohon semua pihak yang berada di perkantoran, perjalanan menuju kantor, atau pulang dari kantor agar dicegah supaya tidak terjadi korban,” ujar dia.
Wiku mengeklaim banyaknya berita soal pejabat terpapar covid-19 sebagai bentuk transparansi informasi. Namun masyarakat diminta tidak memberi stigma negatif kepada pejabat publik.
“Karena virus ini tidak mengenal jabatan, jenis kelamin, umur, dan waktu,” tutur Wiku.
Jakarta: Juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan
Covid-19, Wiku Adisasmito, menyebut kasus covid-19 (korona) terbanyak masih disumbang klaster rumah sakit. Namun, pihak yang beraktivitas di
perkantoran diminta waspada.
“Jumlah klaster perkantoran makin lama makin meningkat,” kata Wiku di Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis, 17 September 2020.
Wiku tidak memerinci besaran peningkatan kasus di klaster perkantoran. Namun dia meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan.
Baca: 13 Pegawai Pemprov DKI Positif Covid-19
Meningkatnya klaster perkantoran, kata Wiku, tercermin dari temuan kasus positif sejumlah kepala daerah dan pejabat publik. Dia meminta klaster perkantoran diwaspadai.
“Mohon semua pihak yang berada di perkantoran, perjalanan menuju kantor, atau pulang dari kantor agar dicegah supaya tidak terjadi korban,” ujar dia.
Wiku mengeklaim banyaknya berita soal pejabat terpapar
covid-19 sebagai bentuk transparansi informasi. Namun masyarakat diminta tidak memberi stigma negatif kepada pejabat publik.
“Karena virus ini tidak mengenal jabatan, jenis kelamin, umur, dan waktu,” tutur Wiku.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)