Jakarta: Setiap tanggal 5 Oktober diperingati sebagai World Teacher's Day atau Hari Guru Sedunia. Tema Hari Guru Sedunia tahun ini adalah Teachers at The Heart of Education Recovery dengan fokus peran guru dalam pemulihan pandemi.
Peringatan Hari Guru Seduni ini sendiri bertujuan untuk memperingati Rekomendasi Organisasi Perburuhan Internasional(ILO) / UNESCO 1966. Rekomendasi tersebut berisi tentang status guru yang menetapkan tolak ukur hak dan tanggung jawab guru, standar untuk persiapan awal dan pendidikan lebih lanjut, rekrutmen, pekerjaan, serta kondisi belajar-mengajar.
Bertepatan dengan peringatan Hari Guru Sedunia, Ketua Umum Jaringan Sekolah Digital Indonesia Muhammad Ramli Rahim menyebut kualitas guru di Indonesia belum terlalu baik. Terbukti dari hasil tes Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di mana masih sedikit guru yang lolos.
“Guru-guru kita kualitasnya yang tidak baik, pada PPPK kemarin sangat sedikit guru yang lulus, dari 1.000 orang paling 5-10 orang yang bisa lulus,” kata Ramli dalam tayangan Metro Siang di Metro TV, Selasa, 5 Oktober 2021.
Baca: Diperingati Tiap 5 Oktober, Ini Sejarah Hari Guru Sedunia
Ramli mengungkapkan, seleksi ini penting dilakukan. Tujuannya agar bisa mengetahui kualitas guru-guru Indonesia.
Lebih lanjut Ramli menyarankan kepada pemerintah untuk memberikan pekerjaan lain kepada guru yang kualitasnya tidak memenuhi syarat. Ini sebagai bentuk penghargaan terhadap guru telah mengabdi selama puluhan tahun.
“Kalau mereka tidak layak mengajar, tidak lagi difungsikan sebagai guru, namun dijadikan sebagai pembina guru, atau sebagai tenaga administrasi di sekolah, atau apapun yang menjadi tanda terima kasih pemerintah kepada mereka yang sudah mengabdi,” jelas Ramli.
Selain itu, Ramli sangat menyayangkan tindakan pemerintah yang memberikan kisi-kisi palsu terhadap para guru yang akan mengikuti tes PPPK. Para guru tersebut diberikan soal latihan untuk tes PPPK, namun hanya sedikit yang keluar dalam soal ujian.
“Ini yang menurut kami Kemendikbud dalam hal ini melakukan penipuan terhadap kawan kawan guru honorer, karena mereka sudah belajar mengulas soal soal yang ada di kisi-kisi, tetapi begitu mereka ujian, ternyata bukan soal soal itu yang muncul,” ucap Ramli.
Ramli juga mengatakan selain persoalan kualitas, guru di Indonesia juga mengalami masalah kesejahteraan dan status yang tidak jelas. Hasil survei menunjukkan, 90 persen pendapatan guru honorer masih berada di bawah angka Rp2 juta. (Widya Finola Ifani Putri)
Jakarta: Setiap tanggal 5 Oktober diperingati sebagai
World Teacher's Day atau
Hari Guru Sedunia. Tema Hari Guru Sedunia tahun ini adalah
Teachers at The Heart of Education Recovery dengan fokus peran guru dalam pemulihan pandemi.
Peringatan Hari Guru Seduni ini sendiri bertujuan untuk memperingati Rekomendasi Organisasi Perburuhan Internasional(ILO) / UNESCO 1966. Rekomendasi tersebut berisi tentang status guru yang menetapkan tolak ukur hak dan tanggung jawab guru, standar untuk persiapan awal dan pendidikan lebih lanjut, rekrutmen, pekerjaan, serta kondisi belajar-mengajar.
Bertepatan dengan peringatan Hari Guru Sedunia, Ketua Umum Jaringan Sekolah Digital Indonesia Muhammad Ramli Rahim menyebut kualitas guru di Indonesia belum terlalu baik. Terbukti dari hasil tes Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (
PPPK) di mana masih sedikit guru yang lolos.
“Guru-guru kita kualitasnya yang tidak baik, pada PPPK kemarin sangat sedikit guru yang lulus, dari 1.000 orang paling 5-10 orang yang bisa lulus,” kata Ramli dalam tayangan
Metro Siang di
Metro TV, Selasa, 5 Oktober 2021.
Baca:
Diperingati Tiap 5 Oktober, Ini Sejarah Hari Guru Sedunia
Ramli mengungkapkan, seleksi ini penting dilakukan. Tujuannya agar bisa mengetahui kualitas guru-guru Indonesia.
Lebih lanjut Ramli menyarankan kepada pemerintah untuk memberikan pekerjaan lain kepada guru yang kualitasnya tidak memenuhi syarat. Ini sebagai bentuk penghargaan terhadap guru telah mengabdi selama puluhan tahun.
“Kalau mereka tidak layak mengajar, tidak lagi difungsikan sebagai guru, namun dijadikan sebagai pembina guru, atau sebagai tenaga administrasi di sekolah, atau apapun yang menjadi tanda terima kasih pemerintah kepada mereka yang sudah mengabdi,” jelas Ramli.
Selain itu, Ramli sangat menyayangkan tindakan pemerintah yang memberikan kisi-kisi palsu terhadap para guru yang akan mengikuti tes PPPK. Para guru tersebut diberikan soal latihan untuk tes PPPK, namun hanya sedikit yang keluar dalam soal ujian.
“Ini yang menurut kami Kemendikbud dalam hal ini melakukan penipuan terhadap kawan kawan guru honorer, karena mereka sudah belajar mengulas soal soal yang ada di kisi-kisi, tetapi begitu mereka ujian, ternyata bukan soal soal itu yang muncul,” ucap Ramli.
Ramli juga mengatakan selain persoalan kualitas, guru di Indonesia juga mengalami masalah kesejahteraan dan status yang tidak jelas. Hasil survei menunjukkan, 90 persen pendapatan guru honorer masih berada di bawah angka Rp2 juta.
(Widya Finola Ifani Putri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RUL)