medcom.id,Jakarta: PT Transjakarta menjanjikan santunan Rp20 juta kepada keluarga Siti Nurhayati, 23. Sepekan setelah meninggalnya Nurhayati, santunan baru cair Rp4 juta.
Nurhayati dan pacarnya Niko Adelai meninggal tersetrum listrik di sekitar halte di Jalan Mangga Dua Raya, Jakarta Pusat, Rabu dinihari 30 Desember 2015. Sri Utami, kakak kandung Nurhayati, mengatakan santunan yang dijanjikan PT Transjakarta Rp20 juta.
"Tapi sampai saat ini saya baru terima Rp4 juta," kata Sri kepada Metrotvnews.com, Selasa (5/1/2016).
Sri mengaku tak tahu kapan pihak Transjakarta akan 'melunasi' santunan. Berdasarkan informasi yang Sri terima dari pihak Transjakarta, sisa santunan masih diproses di Dirut PT Transjakarta.
Sri mengatakan, hanya PT Transjakarta yang mengucapkan duka cita atas meninggalnya Nurhayati. "Dari pihak PLN belum datang. Mengucapkan duka cita saja tidak, apalagi santunan," ujar wanita asal Solo ini.
Nahas menimpa Nurhayati dan Niko saat berteduh di Halte TransJakarta di Jalan Mangga Dua. Karena hujan tak kunjung reda, sekitar pukul 02.00 WIB, keduanya memutuskan melanjutkan perjalanan.
Saat itu, kondisi Jalan Mangga Dua banjir. Nurhayati yang bekerja sebagai petugas on board PT Transjakarta berjalan diikuti Niko.
Saat berjalan di bawah jembatan penyeberangan, Nurhayati berteriak minta tolong karena tersetrum. Niko meraih tangan Siti, namun ia malah ikut tersengat listrik. Keduanya meninggal di lokasi.
Dugaan sementara, ada kabel yang terkelupas di dekat Halte Mangga Dua. Pihak PLN dan Suku Dinas Penerangan Jalan Umum saling tuding sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kejadian ini.
Manajer Komunikasi, Hukum, dan Administrasi PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Aries Dwianto mengatakan pihaknya sudah mengecek kabel di lokasi Nurhayati dan Niko meninggal.
Berdasarkan hasil penelusuran, ditemukan aliran listrik dari instalasi kabel PJU di dalam tanah yang terkelupas dan tergenang air. Genangan air menjadi konduktor listrik hingga keduannya tersengat listrik tegangan tinggi.
Kepala Suku Dinas Penerangan Jalan Umum Jakarta Pusat Chairil mengecam pernyataan Aries. Menurutnya, penyebab kejadian itu masih diselidiki.
"PLN harus buktikan apakah betul kabel kami yang terluka menjadi penyebabnya," kata Chairil kepada Metrotvnews.com, Kamis 31 Desember 2015.
Dia mengatakan, pihaknya sempat memeriksa kabel Perusahaan Gas Negara karena diduga bocor. Ternyata kabel PGN tidak berfungsi. Namun, hawa di bawah tanah terasa panas. "Artinya kabel lain harus diuji," ujar Chairil.
Selanjutnya, pihaknya menguji kabel untuk lampu penerangan jalan. Hasilnya nihil, kabel penerangan jalan umum tidak teraliri listrik. "Kabel kami, dipegang tidak ada masalah," lanjutnya.
Menurut Chairil, petugas PLN yang juga ikut mengecek jaringan kabel bawah tanah, menolak memeriksa kabel PLN. "Kabel di dalam tanah masih ada hawa panas. Ada satu titik lagi. Tapi mereka (petugas PLN) tidak mau gali," tegas Chairil.
medcom.id,Jakarta: PT Transjakarta menjanjikan santunan Rp20 juta kepada keluarga Siti Nurhayati, 23. Sepekan setelah meninggalnya Nurhayati, santunan baru cair Rp4 juta.
Nurhayati dan pacarnya Niko Adelai meninggal tersetrum listrik di sekitar halte di Jalan Mangga Dua Raya, Jakarta Pusat, Rabu dinihari 30 Desember 2015. Sri Utami, kakak kandung Nurhayati, mengatakan santunan yang dijanjikan PT Transjakarta Rp20 juta.
"Tapi sampai saat ini saya baru terima Rp4 juta," kata Sri kepada
Metrotvnews.com, Selasa (5/1/2016).
Sri mengaku tak tahu kapan pihak Transjakarta akan 'melunasi' santunan. Berdasarkan informasi yang Sri terima dari pihak Transjakarta, sisa santunan masih diproses di Dirut PT Transjakarta.
Sri mengatakan, hanya PT Transjakarta yang mengucapkan duka cita atas meninggalnya Nurhayati. "Dari pihak PLN belum datang. Mengucapkan duka cita saja tidak, apalagi santunan," ujar wanita asal Solo ini.
Nahas menimpa Nurhayati dan Niko saat berteduh di Halte TransJakarta di Jalan Mangga Dua. Karena hujan tak kunjung reda, sekitar pukul 02.00 WIB, keduanya memutuskan melanjutkan perjalanan.
Saat itu, kondisi Jalan Mangga Dua banjir. Nurhayati yang bekerja sebagai petugas on board PT Transjakarta berjalan diikuti Niko.
Saat berjalan di bawah jembatan penyeberangan, Nurhayati berteriak minta tolong karena tersetrum. Niko meraih tangan Siti, namun ia malah ikut tersengat listrik. Keduanya meninggal di lokasi.
Dugaan sementara, ada kabel yang terkelupas di dekat Halte Mangga Dua. Pihak PLN dan Suku Dinas Penerangan Jalan Umum saling tuding sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kejadian ini.
Manajer Komunikasi, Hukum, dan Administrasi PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Aries Dwianto mengatakan pihaknya sudah mengecek kabel di lokasi Nurhayati dan Niko meninggal.
Berdasarkan hasil penelusuran, ditemukan aliran listrik dari instalasi kabel PJU di dalam tanah yang terkelupas dan tergenang air. Genangan air menjadi konduktor listrik hingga keduannya tersengat listrik tegangan tinggi.
Kepala Suku Dinas Penerangan Jalan Umum Jakarta Pusat Chairil mengecam pernyataan Aries. Menurutnya, penyebab kejadian itu masih diselidiki.
"PLN harus buktikan apakah betul kabel kami yang terluka menjadi penyebabnya," kata Chairil kepada
Metrotvnews.com, Kamis 31 Desember 2015.
Dia mengatakan, pihaknya sempat memeriksa kabel Perusahaan Gas Negara karena diduga bocor. Ternyata kabel PGN tidak berfungsi. Namun, hawa di bawah tanah terasa panas. "Artinya kabel lain harus diuji," ujar Chairil.
Selanjutnya, pihaknya menguji kabel untuk lampu penerangan jalan. Hasilnya nihil, kabel penerangan jalan umum tidak teraliri listrik. "Kabel kami, dipegang tidak ada masalah," lanjutnya.
Menurut Chairil, petugas PLN yang juga ikut mengecek jaringan kabel bawah tanah, menolak memeriksa kabel PLN. "Kabel di dalam tanah masih ada hawa panas. Ada satu titik lagi. Tapi mereka (petugas PLN) tidak mau gali," tegas Chairil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(TRK)