medcom.id, Jakarta: Polisi masih menyelidiki jatuhnya lift di gedung perkantoran Arcadia, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan. Polisi menduga ada unsur sabotase dan kesalahan prosedur dalam perawatan lift.
"Dugaan kami ada dua. Kesalahan perawatan, sehingga lift tersebut jatuh dan bisa jadi ada sabotase," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes M. Iqbal, di Mapolda Metro Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Jumat (11/12/2015).
Iqbal mengatakan, dua kemungkinan tersebut dapat dibenarkan jika kepolisian telah menyelesaikan penyelidikan. "Kedua hal tersebut akan terbukti jika penyelidikan selesai," ujarnya.
Iqbal yakin satu di antara dua fase dugaan tersebut akan terbukti. Polisi akan mengumpulkan dan memproses barang bukti yang ditemukan.
"Dalam setiap kasus kemungkinan ada tersangkanya. Kami harus melakukan penyelidikan. Siapapun orangnya nanti akan terbukti melakukan. Kelalaian termasuk tindak pidana," katanya.
Sebelumnya, hasil sementara olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), indikator rem lift menyala namun rem tidak berfungsi.
"Dugaan awal tali utama lift lepas. Indikator rem menyala, akan tetapi tidak berfungsi," kata Kapolsek Pasar Minggu Kompol Zaky Alkazar Nasution usai melakukan olah TKP di gedung perkantoran Arcadia Jalan Letjen TB Simatupang Kav. 88, Jakarta Selatan, Kamis 10 Desember.
Zaki menuturkan, timnya saat ini belum mengetahui penyebab rem tidak berfungsi. Padahal, perawatan lift terakhir dilakukan 7 Desember lalu. "Puslabfor (Pusat Laboratorium Forensik) akan membantu mendalami masalah ini," kata Zaki.
Seperti diketahui, lift di Gedung Arcadia Tower B, jatuh pada 10 Desember sekitar pukul 10.00 WIB. Akibatnya, dua orang meninggal dan satu kritis. Satu korban tewas dan korban kritis dibawa ke Rumah Sakit Marinir Cilandak. Satu korban meninggal dikirim ke RS Siloam Lebak Bulus.
Korban tewas merupakan karyawan Nestle bernama Dyah Setyoningrum dan Ki Agus Roy. Sementara korban luka bernama Abdul Rahman, petugas cleaning service gedung.
medcom.id, Jakarta: Polisi masih menyelidiki jatuhnya lift di gedung perkantoran Arcadia, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan. Polisi menduga ada unsur sabotase dan kesalahan prosedur dalam perawatan lift.
"Dugaan kami ada dua. Kesalahan perawatan, sehingga lift tersebut jatuh dan bisa jadi ada sabotase," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes M. Iqbal, di Mapolda Metro Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Jumat (11/12/2015).
Iqbal mengatakan, dua kemungkinan tersebut dapat dibenarkan jika kepolisian telah menyelesaikan penyelidikan. "Kedua hal tersebut akan terbukti jika penyelidikan selesai," ujarnya.
Iqbal yakin satu di antara dua fase dugaan tersebut akan terbukti. Polisi akan mengumpulkan dan memproses barang bukti yang ditemukan.
"Dalam setiap kasus kemungkinan ada tersangkanya. Kami harus melakukan penyelidikan. Siapapun orangnya nanti akan terbukti melakukan. Kelalaian termasuk tindak pidana," katanya.
Sebelumnya, hasil sementara olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), indikator rem lift menyala namun rem tidak berfungsi.
"Dugaan awal tali utama lift lepas. Indikator rem menyala, akan tetapi tidak berfungsi," kata Kapolsek Pasar Minggu Kompol Zaky Alkazar Nasution usai melakukan olah TKP di gedung perkantoran Arcadia Jalan Letjen TB Simatupang Kav. 88, Jakarta Selatan, Kamis 10 Desember.
Zaki menuturkan, timnya saat ini belum mengetahui penyebab rem tidak berfungsi. Padahal, perawatan lift terakhir dilakukan 7 Desember lalu. "Puslabfor (Pusat Laboratorium Forensik) akan membantu mendalami masalah ini," kata Zaki.
Seperti diketahui, lift di Gedung Arcadia Tower B, jatuh pada 10 Desember sekitar pukul 10.00 WIB. Akibatnya, dua orang meninggal dan satu kritis. Satu korban tewas dan korban kritis dibawa ke Rumah Sakit Marinir Cilandak. Satu korban meninggal dikirim ke RS Siloam Lebak Bulus.
Korban tewas merupakan karyawan Nestle bernama Dyah Setyoningrum dan Ki Agus Roy. Sementara korban luka bernama Abdul Rahman, petugas cleaning service gedung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)