medcom.id, Mekkah: Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) menambah sembilan pos pelayanan kesehatan jemaah haji asal Indonesia di Arafah, Mekkah. Pos pelayanan kesehatan ini nantinya akan dilengkapi dengan tenaga dokter umum, dokter spesialis, perawat, surveilence dan apoteker.
“Kami juga libatkan tenaga musiman atau temus sebagai tenaga evakuasi tanpa alat (Tepa) dan tenaga pengantar obat (Tepat), kata Pengendali Teknis Kesehatan Arafah, dr Purwakaning Purnomo Agung kepada MCR, seperti yang dilansir Kemenang.go.id di Mekkah, Senin (21/9/2015).
Agung mengatakan masing-masing pos pelayanan kesehatan akan dibekali dengan dua kasur atau bed. Sehingga akan ada 18 kasur tambahan yang tersedia di pos pelayanan kesehatan di Arafah. Jumlah ini akan menambah jumlah kasur di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Arafah yang sebelumnya hanya 10 kasur.
Agung menambahkan fokus terpentinya mencegah jemaah agar tidak jatuh sakit akibat suhu di Arafah. Pasalnya, suhu di Arafah diprediksi sekitar 40-45 derajat celcius.
“Sosialisasi terus kita lakukan, terutama imbauan agar jemaah banyak minum sehingga cairan yang hilang melalui keringat itu bisa tergantikan. Selain itu jemaah disarankan makan kurma untuk sumber energi dan glukosa yang cepat diserap tubuh. Sehingga jemaah yang lemas itu cepat segar lagi,” terang dia.
Menurut dia, jika dalam kondisi normal setiap hari seseorang harus minum minimal 2 liter air. Sehingga, ia berharap jemaah dapat membekali dirinya dengan membawa air agar tidak mengalami dehidrasi.
Agung menambahkan, pihaknya juga meluncurkan program otw atau obat tepat waktu. Dalam program ini, jemaah haji yang sudah sakit seperti darah tinggi, diabetes dianjurkan untuk meminta obat ke dokter kloter. Selanjutnya dokter akan melanjutkan ke sektor dan diteruskan ke BPHI.
“Obat itu akan kita cukupi. Harapanya jemaah yang sakit ini obta-obatanya tercukupi selama tinggal di Arab Saudi hingga pulang ke Tanah Air. Kita juga waspadai terhadap penyebaran virus MERS-CoV dengan cara meminta jemaah memakai masker,” pungkas dia.
Selain itu, Agung mengatakan pihaknya juga sudah menyiapkan langkah penanganan jika sewaktu-waktu terjadi bencana, seperti banjir dan badai.
“Sudah kita siapkan bekerjasama dengan tim perlindungan jemaah atau linjam,” tandas dia. (MCH)
medcom.id, Mekkah: Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) menambah sembilan pos pelayanan kesehatan jemaah haji asal Indonesia di Arafah, Mekkah. Pos pelayanan kesehatan ini nantinya akan dilengkapi dengan tenaga dokter umum, dokter spesialis, perawat,
surveilence dan apoteker.
“Kami juga libatkan tenaga musiman atau temus sebagai tenaga evakuasi tanpa alat (Tepa) dan tenaga pengantar obat (Tepat), kata Pengendali Teknis Kesehatan Arafah, dr Purwakaning Purnomo Agung kepada MCR, seperti yang dilansir Kemenang.go.id di Mekkah, Senin (21/9/2015).
Agung mengatakan masing-masing pos pelayanan kesehatan akan dibekali dengan dua kasur atau bed. Sehingga akan ada 18 kasur tambahan yang tersedia di pos pelayanan kesehatan di Arafah. Jumlah ini akan menambah jumlah kasur di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Arafah yang sebelumnya hanya 10 kasur.
Agung menambahkan fokus terpentinya mencegah jemaah agar tidak jatuh sakit akibat suhu di Arafah. Pasalnya, suhu di Arafah diprediksi sekitar 40-45 derajat celcius.
“Sosialisasi terus kita lakukan, terutama imbauan agar jemaah banyak minum sehingga cairan yang hilang melalui keringat itu bisa tergantikan. Selain itu jemaah disarankan makan kurma untuk sumber energi dan glukosa yang cepat diserap tubuh. Sehingga jemaah yang lemas itu cepat segar lagi,” terang dia.
Menurut dia, jika dalam kondisi normal setiap hari seseorang harus minum minimal 2 liter air. Sehingga, ia berharap jemaah dapat membekali dirinya dengan membawa air agar tidak mengalami dehidrasi.
Agung menambahkan, pihaknya juga meluncurkan program otw atau obat tepat waktu. Dalam program ini, jemaah haji yang sudah sakit seperti darah tinggi, diabetes dianjurkan untuk meminta obat ke dokter kloter. Selanjutnya dokter akan melanjutkan ke sektor dan diteruskan ke BPHI.
“Obat itu akan kita cukupi. Harapanya jemaah yang sakit ini obta-obatanya tercukupi selama tinggal di Arab Saudi hingga pulang ke Tanah Air. Kita juga waspadai terhadap penyebaran virus MERS-CoV dengan cara meminta jemaah memakai masker,” pungkas dia.
Selain itu, Agung mengatakan pihaknya juga sudah menyiapkan langkah penanganan jika sewaktu-waktu terjadi bencana, seperti banjir dan badai.
“Sudah kita siapkan bekerjasama dengan tim perlindungan jemaah atau linjam,” tandas dia. (MCH)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)