Ilustrasi Medcom.id.
Ilustrasi Medcom.id.

Klaim Vaksin Nusantara Bentuk Antibodi Seumur Hidup Diragukan

Cindy • 19 Februari 2021 14:21
Jakarta: Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB-IDI), Zubairi Djoerban, mempertanyakan klaim Vaksin Nusantara yang mampu membentuk antibodi seumur hidup terhadap vaksin covid-19. Klaim itu tak masuk akal karena Vaksin Nusantara baru melalui fase uji klinis tahap pertama.  
 
"Data uji klinis fase duanya saja belum ada, apalagi fase tiga. Jadi, jika mau bicara klaim, tentu harus dengan data. Harus dengan evidence based medicine," ujar Zubairi lewat akun twitter pribadinya @ProfesorZubairi, Jumat, 19 Februari 2021.
 
Zubairi meminta eks Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto yang memelopori Vaksin Nusantara tak membuat publik bingung dengan klaim berlebihan. Menurut dia, vaksin Moderna, Sinovac, maupun Pfizer yang telah melalui uji klinis tahap ketiga pun belum mampu memastikan ketahanan antibodi dari vaksin.

"Tidak ada itu klaim yang mereka sampaikan bahwa antibodi dari vaksin-vaksin tersebut bisa bertahan enam bulan, satu tahun, apalagi seumur hidup," ujar dia.
 
Baca: Tidak Ada Gejala Serius pada Uji Klinis Tahap I Vaksin Nusantara
 
Zubairi mengatakan vaksin influenza saja tak bisa bertahan lebih dari setahun karena dipengaruhi mutasi virus tersebut. Dia mendorong Terawan untuk membuka data penelitian Vaksin Nusantara agar tak membuat publik gaduh.
 
"Sekali lagi, saya mendukung upaya eradikasi, seperti vaksin. Tapi perlihatkan kepada publik datanya," kata Zubairi.
 
Sebelumnya, eks Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengumumkan timnya tengah mengembangkan vaksin covid-19 bernama Vaksin Nusantara. Terawan menggandeng tim peneliti dari Laboratorium Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Kariadi Semarang untuk mengembangkan vaksin tersebut.
 
Terawan mengeklaim Vaksin Nusantara memiliki tingkat kekebalan yang lebih baik dibanding vaksin antivirus lainnya. Sebab, Vaksin Nusantara menggunakan basis sel dendritik.
 
Metode sel dendritik ialah dengan mengambil sel darah milik pasien covid-19 yang kemudian diuji coba di laboratorium. Sel tersebut dibuat menjadi vaksin yang akan disuntikkan kembali ke tubuh pasien.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan