Menhan Ryamizard Ryacudu (tengah) meninggalkan Komplek Parlemen Senayan usai menghadiri rapat paripurna di Jakarta, Selasa (1/3/2016). Foto: MI/Puspa Perwitasari
Menhan Ryamizard Ryacudu (tengah) meninggalkan Komplek Parlemen Senayan usai menghadiri rapat paripurna di Jakarta, Selasa (1/3/2016). Foto: MI/Puspa Perwitasari

Keberadaan Tujuh ABK Indonesia Telah Diketahui

Achmad Zulfikar Fazli • 01 Juli 2016 11:53
medcom.id, Jakarta: Lokasi tujuh awak kapal asal Indonesia yang disandera kelompok bersenjata Filipina, telah terendus intelijen Indonesia. Para ABK yang semula berada di pegunungan utara Kepulauan Sulu, kini telah berpindah ke Panadao.
 
"Sudah 3-4 hari ini di sana, nanti kalau digeser lagi entah ke mana, intelijen ada di sana semua pasti saya diinformasikan," ujar Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu seperti dilansir Antara di Jakarta, Jumat (1/7/2016).
 
Tapi, dia menegaskan, sesuai kesepakatan dua negara, tentara Indonesia belum bisa dikerahkan untuk membebaskan para ABK. Menurut dia, saat ini sudah ada sekitar 6.000 hingga 10.000 pasukan Filipina yang mengepung wilayah penyanderaan.

"Jangan 'ngrecoki' dulu lah, kecuali kalau kita diminta untuk sama-sama baru kita lakukan," kata Ryamizard.
 
Keberadaan Tujuh ABK Indonesia Telah Diketahui
Penjaga pantai Filipina di Mindanao, 25 September 2015. Foto: AFP/Dennis Jay Santos.
 
Ryamizard mengaku terus menjalin komunikasi dan koordinasi dengan Menhan Filipina Delfin Lorenzana dan mantan Menhan Filipina Voltaire Gazmin untuk membebaskan ABK asal Indonesia.
 
"Saat saya koordinasi, Menhan yang lama dan baru itu nempel terus. Apapun yang kita bicarakan Menhan yang baru pasti lapor ke Presiden Duterte, jadi nyambung," ungkap Ryamizard.
 
Pada 23 Juni 2016, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri mendapat konfirmasi telah terjadi penyanderaan terhadap ABK WNI Kapal Tugboat Charles 001 dan Kapal Tongkang Robby 152. Kabar itu disampaikan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi di Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta, Jumat 24 Juni.
 
Retno menyebutkan, penyanderaan terhadap tujuh ABK asal Indonesia itu terjadi di Laut Sulu dalam dua tahap, yaitu pada 20 Juni sekitar pukul 11.30 waktu setempat, dan sekitar 12.45 waktu setempat oleh dua kelompok bersenjata yang berbeda.
 
Menlu Retno menegaskan, Pemerintah Indonesia akan melakukan semua cara yang memungkinkan untuk membebaskan para ABK yang disandera tersebut melalui kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Pemerintah Filipina.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan