medcom.id Jakarta: Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) melakukan penelitian soal kebijakan penggunaan kantong plastik. Hasil survei menunjukkan tak sedikit masyarakat yang meninginginkan kantong plastik ditiadakan.
Penelitian dilakukan sejak 1 Maret-6 April 2016 dengan responden penelitian 222 konsumen dan 25 gerai ritel di DKI Jakarta. Hasil penelitian menunjukan 65 orang atau 35,3 persen mendukung tak digunakannya kantong plastik saat berbelanja.
"Sebagian masyarakat dan konsumen sudah menyatakan mendukung kebijakan kantong plastik berbayar dan meminta kantong plastik ditiadakan," ujar Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi di kantornya, Jalan Pancoran Barat No VII, Jakarta Selatan, Rabu, (13/4/2016).
Sementara itu, masih banyak konsumen pengguna kantong plastik mengeluhkan implementasi kebijakan yang mulai diterapkan pemerintah beberapa waktu lalu ini. Menurut mereka, implementasi program ini belum jelas.
Tulus mencontohkan, masih banyak kasir ritel yang tidak memberikan penjelasan kepada konsumen pihaknya telah menetapkan kebijakan tersebut. Kasir biasanya langsung memasukan belanjaan ke dalam plastik.
"Konsumen yang menyadari tidak ingin mengunakan plastik, meminta uang kembali. Kasir tidak bisa mengembalikan karena alasan sudah masuk database," terangnya.
Selain itu, konsumen juga menyarankan disediakannya kantong belanja ramah lingkungan dengan harga terjangkau. Tak hanya itu, konsumen juga menuntut adanya kejelasan ke mana uang yang dihasilkan dari penjualan kantong plastik bermuara.
"Konsumen menyarankan adanya transparansi dana hasil penjualan kantong plastik," tegas Tulus.
Kebijakan kantong plastik berbayar merupakan salah satu program peduli lingkungan yang digalakkan pemerintah. Konsumsi plastik di Indonesia cukup mengerikan dengan fakta negeri ini merupakan negara dalam posisi kedua penyumbang sampah plastik terbesar dunia.
Indonesia berada di bawah posisi Tiongkok. Indonesia mengonsumsi 9,8 miliar kantong plastik per tahun. Data itu didapat dari Greeneration dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) 2014-2015.
Beberapa daerah di Indonesia mulai menerapkan kebijakan ini beberapa bulan lalu. Melalui program ini diharapkan penggunaan plastik yang butuh waktu ratusan tahun diurai tanah ini berkurang drastis.
medcom.id Jakarta: Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) melakukan penelitian soal kebijakan penggunaan kantong plastik. Hasil survei menunjukkan tak sedikit masyarakat yang meninginginkan kantong plastik ditiadakan.
Penelitian dilakukan sejak 1 Maret-6 April 2016 dengan responden penelitian 222 konsumen dan 25 gerai ritel di DKI Jakarta. Hasil penelitian menunjukan 65 orang atau 35,3 persen mendukung tak digunakannya kantong plastik saat berbelanja.
"Sebagian masyarakat dan konsumen sudah menyatakan mendukung kebijakan kantong plastik berbayar dan meminta kantong plastik ditiadakan," ujar Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi di kantornya, Jalan Pancoran Barat No VII, Jakarta Selatan, Rabu, (13/4/2016).
Sementara itu, masih banyak konsumen pengguna kantong plastik mengeluhkan implementasi kebijakan yang mulai diterapkan pemerintah beberapa waktu lalu ini. Menurut mereka, implementasi program ini belum jelas.
Tulus mencontohkan, masih banyak kasir ritel yang tidak memberikan penjelasan kepada konsumen pihaknya telah menetapkan kebijakan tersebut. Kasir biasanya langsung memasukan belanjaan ke dalam plastik.
"Konsumen yang menyadari tidak ingin mengunakan plastik, meminta uang kembali. Kasir tidak bisa mengembalikan karena alasan sudah masuk database," terangnya.
Selain itu, konsumen juga menyarankan disediakannya kantong belanja ramah lingkungan dengan harga terjangkau. Tak hanya itu, konsumen juga menuntut adanya kejelasan ke mana uang yang dihasilkan dari penjualan kantong plastik bermuara.
"Konsumen menyarankan adanya transparansi dana hasil penjualan kantong plastik," tegas Tulus.
Kebijakan kantong plastik berbayar merupakan salah satu program peduli lingkungan yang digalakkan pemerintah. Konsumsi plastik di Indonesia cukup mengerikan dengan fakta negeri ini merupakan negara dalam posisi kedua penyumbang sampah plastik terbesar dunia.
Indonesia berada di bawah posisi Tiongkok. Indonesia mengonsumsi 9,8 miliar kantong plastik per tahun. Data itu didapat dari Greeneration dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) 2014-2015.
Beberapa daerah di Indonesia mulai menerapkan kebijakan ini beberapa bulan lalu. Melalui program ini diharapkan penggunaan plastik yang butuh waktu ratusan tahun diurai tanah ini berkurang drastis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OJE)