Ilustrasi tragedi di Stadion Kanjuruhan. Dok. AFP
Ilustrasi tragedi di Stadion Kanjuruhan. Dok. AFP

TGIPF Kanjuruhan Kantongi Berbagai Informasi

Dhika Kusuma Winata • 10 Oktober 2022 07:47
Jakarta: Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan menemui berbagai pihak yang terlibat dalam pertandingan Arema dan Persebaya 1 Oktober 2022 di Stadion Kanjuruhan. Tim menemui Aremania, pelaksana lapangan, hingga meninjau langsung Stadion Kanjuruhan.
 
Anggota TGIPF Mayjen TNI (Purn) Suwarno mengatakan tim sudah berhasil bertemu dengan semua unsur pengamanan yang terkait yakni kepolisian, Brimob, lalu unsur-unsur pengendali lapangan, dan juga unsur TNI. Tim berharap mendapatkan masukan yang komprehensif dari semua unsur. 
 
"Kita sudah mendapatkan informasi dari unsur panitia pelaksana di lapangan, unsur dari steward, dari security officer, dan tim sempat melihat ke stadion Kanjuruhan. Semua informasi ini kita akan jadikan sebagai masukan dan nanti kita akan olah di Jakarta," kata Suwarno melalui keterangannya, Minggu, 9 Oktober 2022. 

Anggota TGIPF lainnya Nugroho Setiawan yang juga AFC Safety Security Officer menyampaikan dari temuan dapat disimpulkan sementara Stadion Kanjuruhan tidak layak untuk menggelar pertandingan berisiko tinggi (high risk match). Hal ini karena fasilitas stadion yang tidak memadai.
 
"Mungkin kalau medium atau low risk masih bisa. Jadi artinya, untuk high risk match kita harus membuat kalkulasi yang sangat konkret, misalnya bagaimana mengeluarkan penonton dalam keadaan darurat. Sementara yang saya lihat adalah pintu masuk, berfungsi sebagai pintu keluar, itu tidak memadai. Kemudian tidak ada pintu darurat," ujarnya.
 
Sebab itu, hasil peninjauan TGIPF akan menjadi rekomendasi ke depan terkait infrastruktur stadion yang mempertimbangkan mengenai aspek keselamatan.
 

Baca juga: Tim Pencari Fakta Masyarakat Sipil Beberkan 12 Temuan Kerusuhan Kanjuruhan


 
TGIPF juga mengunjungi sejumlah korban luka. Para korban luka yang ditemui hingga saat ini masih mengalami kondisi seperti pendarahan dalam mata, sesak napas, dan batuk-batuk. Mereka yang terpapar gas air mata hingga sekarang retina matanya masih memerah. Ada pula korban yang ditemui TGIPF mengalami patah tangan karena terinjak-injak.
 
Tercatat, ada korban luka sebanyak 575 orang, terdiri dari korban luka ringan sebanyak 507 orang, luka sedang 45 orang, dan luka berat sebanyak 23 orang. Sementara korban yang masih menjalani rawat inap ada 36 orang.
 
"Bukan cuma soal luka jasmani, tapi juga luka rohani. Trauma healing menjadi salah satu yang menghantui. Karena itu, pihak-pihak terkait harus memberikan perhatian khusus karena mereka korban hidup pastinya akan mengalami guncangan psikologis yang perlu pendampingan agar bisa menjalani hidup dengan normal," kata anggota TGIPF Akmal Marhali.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(END)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan