medcom.id, Pangkalan Bun: Sebanyak 25 penyelam gagal mencapai lokasi dugaan adanya kotak hitam (black box) AirAsia QZ8501 di Perairan Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Minggu (11/1/2014). Penyelaman untuk mencari kotak hitam itu dihentikan lantaran cuaca buruk yang melanda lokasi dugaan.
Pantauan Metro TV, hujan dengan angin kencang di wilayah Pangkalan Bun dan perairan Selat Karimata. Menurut beberapa petugas, arus di dalam laut sangat kencang dengan suhu air di bawah standar keselamatan sehingga bisa membahayakan para penyelam.
Upaya pencarian dengan penyelaman itu bakal dilanjutkan besok. Para penyelam akan turun lagi dengan membawa sebuah kotak sebagai pelindung kotak hitam. Kotak itu berisi air untuk merendam kotak hitam. Setibanya di Kapal Baruna Jaya I milik BPPT, kotak hitam direndam lagi dengan air tawar.
Menurut petugas KNKT, kotak hitam itu tak boleh bersentuhan dengan udara karena bisa berkarat sehingga merusak data sehingga tidak bisa dibaca. Data tersebut penting diteliti guna mengetahui aktivitas cockpit yang terekam dalam bentuk suara.
Sebelumnya diberitakan, sinyal kotak hitam yang diterima kapal diperkirakan dari koordinat 3 derajat 37'20,7" Lintang Selatan dan 109 derajat 42'43" Bujur Timur atau sekitar 1-4 kilometer dari lokasi penemuan ekor pesawat.
"Posisi kemungkinan black box ada di situ dengan body juga ada di situ. Sekarang kita sudah mencoba untuk melakukan penyelaman," kata Direktur Operasional Basarnas, Supriyadi, pagi tadi.
Selain sinyal dari kotak hitam, Kapal Geosurvey BPPT juga menemukan suspect objek besar dengan dimensi sekitar 10x3x1 meter. Suspect itu diduga merupakan patahan badan pesawat AirAsia QZ8501.
"Mudah-mudahan penyelaman bisa memastikan bahwa bagian yang terlihat betul-betul barang patahan atau potongan body AirAsia. Seandainya ini betul, tentu kemungkinan di dalam masih banyak korban-korban yang terperangkap. sehingga selanjutnya kita akan angkat seluruh korban untuk dievakuasi," ujar Supriyadi. (Kartika Octaviana)
medcom.id, Pangkalan Bun: Sebanyak 25 penyelam gagal mencapai lokasi dugaan adanya kotak hitam (black box) AirAsia QZ8501 di Perairan Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Minggu (11/1/2014). Penyelaman untuk mencari kotak hitam itu dihentikan lantaran cuaca buruk yang melanda lokasi dugaan.
Pantauan
Metro TV, hujan dengan angin kencang di wilayah Pangkalan Bun dan perairan Selat Karimata. Menurut beberapa petugas, arus di dalam laut sangat kencang dengan suhu air di bawah standar keselamatan sehingga bisa membahayakan para penyelam.
Upaya pencarian dengan penyelaman itu bakal dilanjutkan besok. Para penyelam akan turun lagi dengan membawa sebuah kotak sebagai pelindung kotak hitam. Kotak itu berisi air untuk merendam kotak hitam. Setibanya di Kapal Baruna Jaya I milik BPPT, kotak hitam direndam lagi dengan air tawar.
Menurut petugas KNKT, kotak hitam itu tak boleh bersentuhan dengan udara karena bisa berkarat sehingga merusak data sehingga tidak bisa dibaca. Data tersebut penting diteliti guna mengetahui aktivitas cockpit yang terekam dalam bentuk suara.
Sebelumnya diberitakan, sinyal kotak hitam yang diterima kapal diperkirakan dari koordinat 3 derajat 37'20,7" Lintang Selatan dan 109 derajat 42'43" Bujur Timur atau sekitar 1-4 kilometer dari lokasi penemuan ekor pesawat.
"Posisi kemungkinan black box ada di situ dengan body juga ada di situ. Sekarang kita sudah mencoba untuk melakukan penyelaman," kata Direktur Operasional Basarnas, Supriyadi, pagi tadi.
Selain sinyal dari kotak hitam, Kapal Geosurvey BPPT juga menemukan suspect objek besar dengan dimensi sekitar 10x3x1 meter. Suspect itu diduga merupakan patahan badan pesawat AirAsia QZ8501.
"Mudah-mudahan penyelaman bisa memastikan bahwa bagian yang terlihat betul-betul barang patahan atau potongan body AirAsia. Seandainya ini betul, tentu kemungkinan di dalam masih banyak korban-korban yang terperangkap. sehingga selanjutnya kita akan angkat seluruh korban untuk dievakuasi," ujar Supriyadi. (Kartika Octaviana)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JCO)